Monday, June 19, 2017

Ngentot Tante Jeni Mengkel

Hingga kini, kisah ini masih sering terlintas dalam benak dan pikiranku. Entah suatu keberuntungankah atau kepedihan bagi si pelaku. Yang jelas dia sudah mendapatkan pengalaman berharga dari apa yang dialaminya. Sebut saja namaya si Jo. Berasal dari kampung yang sebenarnya tidak jauh-jauh sekali dari kota Y. Di kota Y inilah dia numpang hidup pada seorang keluarga kaya. Suami istri berkecukupan dengan seorang lagi pembantu wanita Inah, dengan usia kurang lebih diatas Jo 2-3 tahun. Jo sendiri berumur 15 tahun jalan.Suatu hari nyonya majikannya yang masih muda, Ibu Rhieny atau biasa mereka memanggil Bu Rhien, mendekati mereka berdua yang tengah sibuk di dapur yang terletak di halaman belakang, di depan kamar si Jo.
“Inah.., besok lusa Bapak hendak ke Kalimantan lagi. Tolong siapkan pakaian secukupnya jangan lupa sampai ke kaos kakinya segala..” perintahnya.

“Kira-kira berapa hari Bu..?” tanya Inah hormat.
“Cukup lama.. mungkin hampir satu bulan.”
“Baiklah Bu..” tukas Inah mahfum.
Bu Rhien segera berlalu melewati Jo yang tengah membersihkan tanaman di pekarangan belakang tersebut. Dia mengangguk ketika Jo membungkuk hormat padanya.
Ibu Rhien majikannya itu masih muda, paling tua mungkin sekitar 30 tahunan, begitu Inah pernah cerita kepadanya. Mereka menikah belum lama dan termasuk lambat karena keduanya sibuk di study dan pekerjaan. Namun setelah menikah, Bu Rhien nampaknya lebih banyak di rumah. Walaupun sifatnya hanya sementara, sekedar untuk jeda istirahat saja.

Dengan perawakan langsing, dada tidak begitu besar, hidung mancung, bibir tipis dan berkaca mata serta kaki yang lenjang, Bu Rhien terkesan angkuh dengan wibawa intelektualitas yang tinggi. Namun kelihatan kalau dia seorang yang baik hati dan dapat mengerti kesulitan hidup orang lain meski dalam proporsi yang sewajarnya. Dengan kedua pembantunya pun tidak begitu sering berbicara. Hanya sesekali bila perlu. Namun Jo tahu pasti Inah lebih dekat dengan majikan perempuannya, karena mereka sering bercakap-cakap di dapur atau di ruang tengah bila waktunya senggang.
Beberapa hari kepergian Bapak ke Kalimantan, Jo tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua wanita tersebut.
“Itulah Nah.. kadang-kadang belajar perlu juga..” suara Bu Rhien terdengar agak geli.
“Di kampung memang terus terang saya pernah Bu..” Inah nampak agak bebas menjawab.
“O ya..?”
“Iya.. kami.. sst.. pss..” dan seterusnya Jo tidak dapat lagi menangkap isi pembicaraan tersebut. Hanya kemudian terdengar tawa berderai mereka berdua.
Jo mulai lupa percakapan yang menimbulkan tanda tanya tersebut karena kesibukannya setiap hari. Membersihkan halaman, merawat tanaman, memperbaiki kondisi rumah, pagar dan sebagainya yang dianggap perlu ditangani. Hari demi hari berlalu begitu saja. Hingga suatu sore, Jo agak terkejut ketika dia tengah beristirahat sebentar di kamarnya.
Tiba-tiba pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh.

” pintu itu segera menutup lagi.
Dihadapannya kini Bu Rhien, majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat ia mengerti.
Cerita Dewasa
“Jo..” suaranya agak serak.
“Jangan kaget.. nggak ada apa-apa. Ibu hanya ada perlu sebentar..”
“Maaf Bu..
” Jo cepat-cepat mengenakan kaosnya.
Barusan dia hanya bercelana pendek. Bu Rhien diam dan memberi kesempatan Jo mengenakan kaosnya hingga selesai. Nampaknya Bu Rhien sudah dapat menguasai diri lagi. Dengan mimik biasa dia segera menyampaikan maksud kedatangannya.
“Hmm..,” dia melirik ke pintu.
“Ibu minta kamu nggak usah cerita ke siapa-siapa. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah.
“Lihat dan cepatlah ikuti perintah Ibu..

” suara Bu Rhien agak menekan.
Agak gelagapan Jo membuka majalah tersebut dan terperangah mendapati berbagai gambar yang menyebabkan nafasnya langsung memburu. Meski orang kampung, dia mengerti apa arti semua ini. Apalagi jujur dia memang tengah menginjak usia yang sering kali membuatnya terbangun di tengah malam karena bayangan dan hawa yang menyesakkan dada bila baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”. Sejurus diamatinya Bu Rhien yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau mengenakan kaos hijau ketat, sementara bawahannya berupa rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat entah apa bahannya. Segera tangan putih mulus itu menggerendel pintu.
Kemudian.., “Berbaringlah Jo.. dan lepaskan celanamu..


Agak ragu Jo mulai membuka.
“Dalemannya juga..” agak jengah Bu Rhien mengucapkan itu.
Dengan sangat malu Jo melepaskan CD-nya. Sejenak kemudian terpampanglah alat pribadinya ke atas.
Lain dari pikiran Jo, ternyata Bu Rhien tidak segera ikut membuka pakaiannya. Dengan wajah menunduk tanpa mau melihat ke wajahnya, dia segera bergerak naik ke atas tubuhnya. Jo merasakan desiran hebat ketika betis mereka bersentuhan.
Naik lagi.. kini Jo bisa merasakan halusnya paha majikannya itu bersentuhan dengan paha atasnya. Naik lagi.. dan.. Jo merasakan seluruh tulang belulangnya kena setrum ribuan watt ketika ujung alat pribadinya menyentuh bagian lunak empuk dan basah di pangkal paha Bu Rhien.
Cerita Dewasa
Tanpa memperlihatkan sedikitpun bagian tubuhnya, Bu Rhien nampaknya hendak melakukan persetubuhan dengannya. Jo menghela nafas dan menelan ludah ketika tangan lembut itu memegang alatnya dan, “Bleesshh..
Dengan badan bergetar antara lemas dan kaku, Jo sedikit mengerang menahan geli dan kenikmatan ketika barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk itu.
Dengan masih menunduk Bu Rhien mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Jo yang secara naluriah hendak merengkuhnya.
“Hhh.. ehh.. sshh.. ” kelihatan Bu Rhien menahan nafasnya.
“Aakh.. Bu.. saya.. saya nggak tahan..” Jo mulai mengeluh.
“Tahann sebentar.. sebentar saja..

” Bu Rhien nampak agak marah mengucapkan itu, keringatnya mulai bermunculan di kening dan hidungnya.
Sekuat tenaga Jo menahan aliran yang hendak meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Rhien terus berpacu.. bergerak semakin liar hingga dipan tempat mereka berada ikut berderit-derit. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Rhien mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.
“Aaahhkhh..

Sejurus kemudian dia berhenti bergoyang. Lemas terkulai namun tetap pada posisi duduk di atas tubuh Jo yang masih bergetar menahan rasa. Nafasnya masih memburu.
Beberapa saat kemudian, “Pleph..
” tiba-tiba Bu Rhien mencabut pantatnya dari tubuh Jo.
Dia segera berdiri, merapihkan rambutnya dan roknya yang tersingkap sebentar.
Kemudian, “Jangan cerita kepada siapapun..

” tandasnya, “Dan bila kamu belum selesai, kamu bisa puaskan ke Inah.. Ibu sudah bicara dengannya dan dia bersedia..” tukasnya cepat dan segera berjalan ke pintu lalu keluar.
Jo terhenyak di atas kasurnya. Sejenak dia berusaha menahan degup jantungnya. Diambilnya nafasdalam-dalam. Sambil sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang terasa mau menyembur cepat itu. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring. nafasnya masih menyisakan birahi yang tinggi namun kesadarannya cepat menjalar di kepalanya. Dia sadar, tak mungkin dia menuntut apapun pada majikan yang memberinya hidup itu. Namun sungguh luar biasa pengalamannya tersebut. Tak sedikitpun terpikir, Bu rhien yang begitu berwibawa itu melakukan perbuatan seperti ini.
Dada Jo agak berdesir teringat ucapan Bu Rhien tentang Inah. Terbayang raut wajah Inah yang dalam benaknya lugu, tetapi kenapa mau disuruh melayaninya..? Jo menggelengkan kepala.. Tidak..

biarlah perbuatan bejat ini antara aku dan Bu Rhien. Tak ingin dia melibatkan orang lain lagi. Perlahan tapi pasti Jo mampu mengendapkan segala pikiran dan gejolak perasaannya. Beberapa menit kemudian dia terlelap, hanyut dalam kenyamanan yang tanggung dan mengganjal dalam tidurnya.
Perlakuan Bu Rhien berlanjut tiap kali suaminya tidak ada di rumah. Selalu dan selalu dia meninggalkan Jo dalam keadaan menahan gejolak yang menggelegak tanpa penyelesaian yang layak. Beberapa kali Jo hendak meneruskan hasratnya ke Inah, tetapi selalu diurungkan karena dia ragu-ragu, apakah semuanya benar-benar sudah diatur oleh majikannya atau hanyalah alasan Bu Rhien untuk tidak memberikan balasan pelayanan kepadanya.
Hingga akhirnya pada suatu malam yang dingin, di luar gerimis dan terdengar suara-suara katak bersahutan di sungai kecil belakang rumah dengan rythme-nya yang khas dan dihafal betul oleh Jo. Dia agak terganggu ketika mendengar daun pintu kamarnya terbuka.
“Kriieet..

” ternyata Bu Rhien.
Nampak segera melangkah masuk kamar. Malam ini beliau mengenakan daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Jo tidak jelas mengamatinya. Karena segera dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat dan ludahnya terasa asin. Wajahnya terasa tebal tak merasakan apa-apa.
Agak terburu-buru Bu Rhien segera menutup pintu. Tanpa bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Jo segera paham. Dia segera menarik tali saklar di kamarnya dan sejenak ruangannya menjadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sementara menunggu Jo melepas celananya, Bu rhien nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.
“Hmm.. anak ini cukup rajin membersihkan kamarnya..” pikirnya.
Tapi segera terhenti ketika dilihatnya “alat pemuasnya” itu sudah siap.
Dan.., kejadian itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Setelah selesai Bu Rhien segera berdiri dan merapihkan pakaiannya. Dia hendak beranjak ketika tiba-tiba teringat sesuatu.

“Oh Ibu lupa..” terhenti sejenak ucapannya.
Jo berpikir keras.. kurang apa lagi..? Jujur dia mulai tidak tahan mengatasi nafsunya tiap kali ditinggal begitu saja, ingin sekali dia meraih pinggang sexy itu tiap kali hendak keluar dari pintu.
Lanjutnya, “Hmm.. Inah pulang kampung pagi tadi..” dengan wajah agak masam Bu Rhien segera mengurungkan langkahnya.
“Rasanya tidak adil kalau hanya Ibu yang dapat. Sementara kamu tertinggal begitu saja karena tidak ada Inah..”
Jo hampir keceplosan bahwa selama ini dia tidak pernah melanjutkan dengan Inah. Tapi mulutnya segera dikuncinya kuat-kuat. Dia merasa Bu Rhien akan memberinya sesuatu. Ternyata benar.. Perempuan itu segera menyuruhnya berdiri.
“Terpaksa Ibu melayani kamu malam ini. Tapi ingat.., jangan sentuh apapun. Kamu hanya boleh melakukannya sesuai dengan yang Ibu lakukan kepadamu..”
Kemudian Bu Rhien segera duduk di tepi ranjang. Dirainya bantal untuk ganjal kepalanya. Sejuruskemudian dia membuka pahanya. Matanya segera menatap Jo dan memberinya isyarat.
“..” Jo tergagap. Tak mengira akan diberi kesempatan seperti itu.
Dalam cahaya kamar yang minim itu dadanya berdesir hebat melihat sepasang paha mulus telentang. Di sebelah atas sana nampak dua bukit membuncah di balik BH warna krem yang muncul sedikit di leher daster. Dengan pelan dia mendekat. Kemudian dengan agak ragu selangkangannya diarahkan ke tengah diantara dua belah paha mulus itu. Nampak Bu Rhien memalingkan wajah ke samping jauh.. sejauh-jauhnya.

“Degh.. degh..” Jo agak kesulitan memasukkan alatnya.
Karena selama ini dia memang pasif. Sehingga tidak ada pengalaman memasukkan sama sekali. Tapi dia merasakan nikmat yang luar biasa ketika kepala penisnya menyentuh daging lunak dan bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Rhien yang tebal itu. Hhh..
Nikmat sekali. Bu Rhien menggigit bibir. Ingin rasanya menendang bocah kurang ajar ini. Tapi dia segera menyadari ini semua dia yang memulai. Badannya menggelinjang menahan geli ketika dengan agak paksa namun tetap pelan Jo berhasil memasukkan penisnya (yang memang keras dan lumayan itu) ke peralatan rahasianya.
Beberapa saat kemudian Jo secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
“Clep.. clep.. clep..

” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Rhien yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
“Plak.. plak.. plakk..,” kadang Jo terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.
“Ohh.. enak sekali..” pikir Jo.
Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
“Ehh.. shh.. okh..,” Jo benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya.
Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Jo selintas melirik betapa wajah Bu rhien mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.

“Hkkhh..” Bu Rhien berusaha menahan nafas.
Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya.
Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Rhien merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Jo.
Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan nafsunya.
Jo terus bergoyang, berputar, menyeruduk, menekan dan mendorong sekuat tenaga. Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segeradikeluarkannya ..
“Ehh..” Bu Rhien tak mampu lagi membendung nafsunya.
Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Jo semakin terangsang. Dia menunduk mengamati alatnya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.

“Ohh.. aduh.. Bu..,” Jo mengerang pelan penuh kenikmatan.
Yang jelas Bu Rhien tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
“Okh.. hekkhh..” Bu Rhien menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itubenar-benar kuat dan tahan.
Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.
Akhirnya karena sudah tidak mampu lagi menahan, Bu Rhien segera mengapitkan kedua pahanya, tanganya meraih sprei, meremasnya, dan.., “Aaakkhh..
” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Jo malam ini. Sementara si Jo pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..
crut.. crut..

” memancar suatu cairan kental dari sana. Jo merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Jo terkulai. Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali..
Di ranjang Bu Rhien telentang lemas. Benar-benar nikmat persetubuhan yang kedua ini. Beberapa saat dia terkulai seakan tak sadar dengan keadaannya. Bongkahan pantatnya yang mengkal dan mulus itu ter-expose dengan bebas. Rasanya batang kenyal nan keras itu masih menyumpal celah vaginanya. Memberinya sengatan dan sodokan-sodokan yang nikmat. Jo menatap tubuh indah itu dengan penuh rasa tak percaya. Barusan dia menyetubuhinya, sampai dia juga mendapatkan kepuasan. Benarkah..?
Sementara itu setelah sadar, Bu Rhien segera bangkit. Dia membenahi pakaiannya. Terlintas sesuatu yang agak aneh dengan anak ini. Tadi dia merasa betapa panas pancaran sperma yang disemburkannya. Seperti air mani laki-laki yang baru pernah bersetubuh.

“Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Inah, Jo..?” tanya Bu Rhien menyelidik.
Jo terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..?
“Kenapa diam..?”
Jo menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
“Hah..
? Jadi selama ini kamu..?”
“Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
“Oo..,” Bu Rhien melongo.
Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex-nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.
“Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Inah mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.

“Mengerti Bu..,” Jo menjawab penuh rasa rikuh.
Akhirnya Bu Rhien keluar kamar dan Jo segera melemparkan badannya ke kasur. Penat, lelah, namunnikmat dan terasa legaa.. sekali.

Berawal Dari Membaca Majalah Dan Berakhir Dengan ML

Berawal Dari Membaca Majalah Dan Berakhir Dengan ML. kali ini menceritakan pengalaman Sex seorang Pria yang benama Sigit. Sigit ini bekerja di kantor Pengacara. Pada waktu perjalanan dinas ke Jakarta Dia mendapat kenalan di dalam Kereta Api. Perkenalan itupun berjalan lancar dengan wanita yang bernama Anggi. Berawal dari perkenalan akhirnya menjadi suatu hubungan Sex. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.Hey guest perkenalkan nama saya Sigit, saya akan berbagi sedikit cerita tentang kisah mesumku, kejadian ini terjadi pada saat saya ada tugas di Jakarta Tgl 1 maret 2016. Ketika itu perjalananku ditemani oleh kereta api, karena sangat nyaman sekali, pada saat itu setelah saya duduk di kereta api saya merasa mengantuk. Saking nyaman-nya saya hampir tidak tahu kalau yg duduk di samping saya ternyata seorang wanita cantik guest. Sekejap rasa ngantuk saya langsung hilang begitu saja, dan sayapun mencoba menyapanya,

“ Siang Mba? ” ucap basa-basi saya.
“ Emm.. Siang juga Mas, ” jawab wanita itu.
Oh ya guest, gambaran dari wanita cantik ini seperti berikut, dia mempunyai wajah Asmiranda, postur tubuh seperti Tiyas Mirasih. Dia berkulit putih, berhidung mancung, alis mata tebal, dan mempunyai bibir sensual sekali. Kalau saya taksir untuk ukuran bra-nya sekitar 34B. Nampak kencang, kenyal dan indah sekali payudaranya dibalik blazer berwarna merah itu. setelah percakapan kecil tadi sayapun menghabiskan waktu saya dikereta dengan membaca majalah bola Fotball. Bisa dikatakan kalau saya ini termasuk maniak bola guest, Eh ternyata majalah bola itu pembawa hoki, karena wanita itu ternyata maniak bola juga, hhe. Kesempatan nih,

“ Lagi baca majalah Fotball ya Mas, pasti mas maniak bola yah ? ” ucap wanita itu.
“ Iya nih Mba, emang kenapa Mba, memangnya Mba seneng bola juga yah, ” tanya balik saya.
Benar-benar majalah magic ini, hha. Akhirnya sepanjang perjalanan itu kami-pun berbincang banyak tentang Fotball.
“ Oh iya Mas, kalau boleh tahu Mas kerja apa di Jakarta? ” tanya wanita itu.
“ Oh Saya kerja di kantor pengacara Mba dijakarta, Oh ya mba dari tadi kita ngobrol kog saya belum tahu nama Mba ya, hhe, Perkenalkan nama saya Sigit Mba, kalau nama mba siapa ? ” tanya saya.
“ Oh iya ya Mas, hhe, Nama saya Anggi Mas, salam kenal ya mas ya ” jawab waita itu,
Perbincangan kami-pun semakin seru, dan pada akhir nya saya tahu namanya juga. Sampai-sampai akhirnya dia menawarkan untuk hangout weekend ini di Jakarta. Lampu hijau nih buat saya, tanpa pikir panjang saya-pun menerima tawaranya. Setelah beberapa jam kami mengobrol tak terasa kami sudah sampai Jakarta, kebetulan kami turun di stasiun yg sama,

“ Oh ya, Mas yg jemput siapa memangnya, kalau tidak ada yg jemput ikut saya aja gimana ? Nanti saya anterin sampai tujuan deh Mas…hhe , ” ucap Anggi.
“ Belum tahu nih Mba, palingan juga naik taksi, lagian distasiun-kan banyak Taksi,hhe. ” ucap saya.
“ Sudah bareng saya aja nggk usah malu-malu, nanti biar diantar supir saya sampai tempat mas, ” ucap Anggi lagi.
Yasudahlah akhirnya saya dari stasiun-pun bareng dengan Anggi. Singkat cerita sampailah saya di ujung gang tempat saya, akhirnya saya minta turun di ujung Gang itu,
“ Makasih ya see you Anggi !!! besok saya akan telefon kamu yah, ” ucap saya pada Anggi.
“ Sama-sama Mas, see you to Mas, aku tunggu yah telfonnya.hhe, ” balasnya.

Sampailah saya di tujuan saya kemudian saya bergegas istirahat karena capek. Tak terasa sang mentari pagi sudah menerangi pagiku itu, kebetulan saya juga harus bangun pagi-pagi karena saya mau pergi ke kantor atasanku. Nah setelah selesai meeting di kantor, saya langsung telefon wanita cantik kemarin.
“ Hallo, bisa bicara dengan Anggi, ” ucap saya.
“ Dari siapa ini, ” tanya sebuah suara wanita.
“ Ini dari Sigit, teman Anggi dari Malang, ” ucap saya supaya si Anggi tidak lupa.

“ Hi Mas, apa kabar, dan gimana acara kami malam ini, ” jawab Anggi.
“ Saya sih udah siap jemput kamu sekarang, ” ucap saya.
“ Ya langsung aja Mas kalau gitu. ”
Saya langsung meluncur ke rumah Anggi. Gila benar, ternyata rumah si Anggi ini besar dan mobilnya selusin.
“ Wah kamu malam ini beda sekali ya, kelihatan lebih sederhana tapi tetep wah.. ” ucap saya sambil jelalatan melihat badannya yg ternyata wah wah wah.
“ Ah Mas Sigit bisa saja, saya kan emang begini ini, ” ucap Anggi merendah.
“ Gini-gini juga bikin pusing saya nih, ” ucap saya menggoda.
Eh ternyata Anggi itu mencubit lenganku.

“ Mas Sigit juga paling bisa deh, kemarin katanya karyawan biasa, kok mobilnya Mercy yg baru. ”
“ Oh itu, itu mobil dinas kok? ” ucap saya.
“ Ah Mas ini bisa aja, masak mobil dinas Mercy baru sih.. ” katanya sambil mencubitku.
Malam itu kami ke restoran mewah. Selesai makan kami ke pub.
“ Mas, kalo Anggi minum banyak, nggak pa-pa kan? ” tanya Anggi.
“ Untuk kesehatan sih jangan, tapi kalau sekali-sekali terserah kamu, masak saya melarang, nanti kamu bilang emangnya elu siapa. ”
“ Nggak maksudnya Mas Sigit nggak pa-pa ngeliat Anggi minum banyak. ”

“ Oh itu sih Okey, saya ini nggak banyak ngatur dan ‘possesive’ ke wanita, yg penting jgn reseh ya! ” ucap saya ke Anggi sambil kupegang dan belai kepalanya.
“ Kalo gitu kita minum aja Tequila, ” teriak Anggi.
“ Aduh ampun deh, kalo minum itu, nanti kalau saya juga teler siapa yg anter, ” tanya saya.
“ Ya kita nggak usah pulang, kita nginep aja di hotel sebelah. ”
“ Hah, kamu serius nih.. ”
“ Iya bener, kenapa sih, kok kamu belum ngerti juga kalo saya dari kemarin di kereta udah memperhatikan kamu, ” ucap Anggi sambil menggalayut ke badanku.
Uh mati deh saya, disosor sama wanita cantik yg umurnya cukup jauh di bawahku.

“ Ya kalo kamu bilang gitu saya ikut aja, tapi kamu nggak nyesel dan emang sadar kan ambil keputusan ini, ” ucap saya sekali lagi untuk meyakinkan diriku sendiri.
“ Yes darling, I’ve decided and never regret, ” ucap Anggi sambil memelukku dengan sebelah tangannya.
Dan malam itu saya minum mungkin sekitar 12 gelas kecil Tequila, dan Anggi menenggak tidak kurang dari 6 gelas. Kami berdua sudah mulai tinggi karena kebanyakan minum.
“ Nggi, pulang aja ya, mumpung saya masih bisa nyetir. ”
“ Iya deh pulang aja, biar bisa lamaan berduaan sama Mas Sigit, ” jawab Anggi manja.

Di mobil Anggi sudah tidak bisa menahan diri lagi.
“ Mas, Anggi nggak tahan nih. ”
“ Kamu mau muntah ya, ” tanya saya.
“ Bukan.. bukan itu, tapi itu tuh, nggak tahan itu, ” tangannya dengan jahil menunjuk-nujuk ke pangkal paha saya.
“ Anggi buka ya, ” katanya dan tanpa menunggu aba-aba, tangannya segera menggerayangi reitsleting celana saya dan mengeluarkan Kejantananku yg masih setengah tidur.
Dengan perlahan tapi pasti, dilahapnya seluruh batanganku ke dalam mulutnya yg seksi. Dimainkannya ujung batangku dengan lidahnya. Saya merasakan batangku mengeras dan semakin mengeras.

“ Nggi, aduh gimana nih sekarang, kamu tanggung jawab lho, ” ucap saya menggodanya.
“ Ya udah deh cari aja hotel, ” ucap Anggi sambil terus mengocok batangku, dan dengan tangan satunya dia meremas-remas payudaranya sendiri.
Hotel pun pilihannya jatuh di Hotel “ A “ Menteng Prapatan. Kami berdua naik ke kamar sudah agak sempoyongan tapi ditegak-tegakkan supaya kelihatannya sehat. Setibanya di kamar Anggi menyempatkan menelepon ke adiknya.

“ Nggin, ini saya nginep di Hyatt “ A “ kamar 900, bilangin bokap ya! ”
Saya begitu datang dari kamar mandi mengenakan handuk saja, langsung ditubruk dan handuknya ditarik Anggi yg ganas itu. Sambil mencium dada, perut dan sekujur tubuhku, Anggi dengan tergesa-gesa melepas bajunya dan melemparkannya ke penjuru kamar. Begitu terlepas BRA yg menutupi payudaranya yg padat itu, terlihat payudaranya yg putih padat dengan putingnya yg terlihat kecil mencuat karena terangsang.
Disambarnya batanganku yg sudah tegang karena melihat keganasan dan tubuh Anggi yg indah itu. Sambil menaik-turunkan mulutnya mengikutipanjangnya batangku, tangan kanan Anggi mengusap dan mempermainkan klitoris dan sekitar bulu Vaginanya sendiri, serta sesekali terdengar erangan dari mulutnya yg terus menghisap batangku.

Capek dengan kegiatannya, Anggiitu menjatuhkan badannya ke tempat tidur sambil mengangkat kedua kakinya ke atas. Tangan kirinya membelai rambut Vag1nanya sendiri, dan tangan kanannya mempermainkan lipatan-lipatan kulit klitoris di Vag1nanya. Saya melihat Anggi seperti itu, langsung ikut membelai bulu Vaginanya yg halus. Kujilat putingnya yg menonjol kecil tapi keras, kujelajahi perutnya yg kencang, kumainkan ujung lidahku di sekitar pusarnya. Dan terdengar erangan Anggi,
“ Egghh, uhh.. ” Langsung kuhujamkan ujung lidahku ke lubang Vag1nanya yg sudah basah, dengan kedua jempolku, kudorong ke atas lipatan klitorisnya, kupermainkan ujung lidahku di sekitar klitoris itu,
“ Uuhh, egghh, ahh.. ” teriak Anggi.

Karena tidak tahan lagi, langsung saja kumasukan batang kejantananku yg dari tadi sudah sangat keras. Dan ternyata basahnya Vagina Anggi tidak mengakibatkan rasa licin sama sekali, karena lubangnya masih terasa sempit dan sulit ditembusnya. Begitu terasa seluruh batang kemaluanku masuk di dalam jepitan lubang Vagina Anggi, perlahan-lahan kupompa keluar dan masuk lubangnikmat itu. Belum terlalu lama saya memompa Vagina Anggi, tiba-tiba,
“ Aaahh, uugghh.. ” teriak Anggi, rupanya dia sudah orgasme.
Saya mempercepat gerakan dan teriakan Anggi semakin menjadi-jadi, lalu kuhentikan tiba-tiba sambil menekan dan memasukkan batang kejatananku sedalam-dalamnya kelubang Vaginanya.

“ Oh.. Oh.. Oh.. that was so nice darling, let’s make another, ” katanya.
Kubalikkan badannya telungkup ke tempat tidur, dan dari belakang kupompa lagi keluar masuk lubang Vaginanya yg ketat itu, kurebahkan badanku menempel ke punggung Anggi dan kugerakkan pinggulku secepatnya.
“ Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh Mas enak sekali.. aahh.. ” teriak Anggi lagi karena orgasme yg kedua.

Tapi kali ini saya tidak stop, karena saya juga sudah merasakan denyutan yg memuncak di sepanjang batangku. Dan dengan kecepatan penuh kupompa keluar masuk lubang Vag1na ketat itu. Diiringi erangan yg semakin menjadi-jadi dari Anggi, akhirnya saya juga mencapai klimaksnya.
Paginya karena hari Minggu, saya tidak terlalu resah untuk bangun pagi. Apalagi saya sekarang sedang menginap di “ A “ bersama Anggi. Waktu saya bangun kulihat jam di meja samping tempat tidur, eh baru jam 8:00 pagi. Kepala masih nyut-nyutan, dan kamar masih gelap sekali, tapi saya tetap bangun dan ke kamar mandi. Setelah sikat gigi dan “ nyetor saham ”, saya langsung ke tempat tidur lagi dan masuk ke balik selimut.
“ Emm, Mas kok pagi-pagi sudah bangun sih. Uuhh.. tangan kamu tuh dingin, jgn nempel-nempel dong! ” ucap Anggi protes.

Tapi tanpa menghiraukan protes Anggi, saya tetap menempelkan badanku ke badan Anggi yg juga telanjang bulat. Dari belakang kupeluk badannya yg padat berisi, dengan tangan kananku, kuraba buah payudaranya yg menonjol. Saya memainkan jari-jariku di sekitar putingnya yg terasa menonjol kecil. Kurasakan badan Anggi menggeliat sedikit tapi kemudian diam kembali. Kulanjutkan lagi rabaanku ke daerah perut menuju rambut-rambut halus di sekitar Vaginanya.
Perlahan-lahan kuusap-usap rambut-rambut itu, dan di balik rambutnya kuraba dan mainkan klitoris Anggi.
“ Emm, ehh, Mas, uhh, Mas, ya itu di situ enak, terus ya, ” ucap Anggi tiba-tiba.
Tanpa terasa, batangku mulai mengeras lagi. Tidak pikir lama-lama langsung kutempelkan pinggulku ke pantat Anggi. Terasa Kejantananku tepat di belahan pantat Anggi. Tanganku tetap kumainkan di daerah Vag1nanya, dan saya bisa merasakan Vaginanya mulai basah. Segera kuarahkan ujung batangku ke lubang Vagina Anggi.

“ Aghh.. ” erang Anggi saat ujung batangku agak dengan paksa menusuk ke liang Vag1nanya.
Kugenjot Kejantananku sampai akhirnya.
“ Akhh.. ” erang Anggi rupanya dia sudah sampai.
Anggi melepas Kejantananku dari lubang Vaginanya, dan memintsaya untuk tidur terlentang. Lalu dengan perlahan lagi, dia naik ke atas badanku dan mulai memasukkan Kejantananku yg tadinya sudah hampir mencapai puncaknya. Anggi menghadap ke arahku, sehingga terlihat wajahnyayg cantik serta buah payudaranya yg menonjol besar. Pinggul Anggi meliuk-liuk menimbulkan rasa enak dan ngilu di sepanjang dan ujung Kejantananku yg terjepit erat di antara Vagina Anggi. Kuraih buah dada Anggi dan kuremas-remas.
“ Ohh, yes, yes, yah terus Mas, oouhh enaknya, ya.. ” teriak Anggi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya secara membabi buta.

Rambutnya yg agak panjang terlihat menyabet ke kiri dan ke kanan. dan tak lama kemudian kami pun mencapai puncak secara bersamaan. Begitulah kisahku bersama Anggi, dan sejak saat itu saya sering melakukan hu yg melelahkan sekaligus menyenangkan hubungan sex bersama Anggi.

Thursday, June 01, 2017

Bercinta ML dengan Dosen

Haloo….Saya Billy, Pada mulanya cerita ini ku alami saat aku kuliah semester 4 di kampus ternama daerah Semarang. Aku mengambil prodi ekonomi akuntansi, kebetulan untuk prodi statistic ekonomi sering di ambil alih sama asisten dosen nya. Karena pada waktu itu dosen utamanya sering sakit-sakitan. Untuk usia asisiten dosen nya termasuk masih muda, menginjak usia 25 tahun. Dan pada waktu itu usiaku 20 tahun. Sebut saja nama asisten dosen nya Ika, seiring waktu bu Ika sering mengambil alih pengajarannya.

Dengan gaya asik nya kita jadi akrab dan kita saling bertukar nomor telepon. Semenjak itulah, saya mulai mendekatinya dan sering kali merayu nya. Karena bu ika ini sangat lah cantik dan fashionable, jadi terlihat gaul meskipun dia sudah jadi asisten dosen. Bu Ika kalau berpakain selalu menarik perhatian banyak orang mungkin banyak orang yang suka padanya . Kebetulan hubungan saya dengan Bu Ika termasuk dekat, jadi aku pun tak terasa canggung kalu bergaul dengannya.
Bu Ika asli orang Bandung, jadi dia ngontrak rumah di kawasan semarang atas (Tembalang). Dengan hubungan yang sudah dekat ak tak canggung maen kerumah, dengan alasan study mata kuliah sebenernya sih punya maksut lain. Kalo saya berkunjung kerumahnya saya pasti membawakan apa aja, untuk menarik perhatiannya sich….Dengan posisi Bu Ika yang masih single jadi tak apa sih kalau saya berkunjung di rumahnya, apalagi hunian nya sangat enak dan tidak terlalu dekat dengan tetangga nya jadi agak aman sih kalo mau ngapain.

Suatu ketika , pada waktu aku berkunjung kerumahnya, ku ketuk pintunya agak lama. Kemudian di bukakan pintunya. Dengan keringat yang menyelimuti tubuhnya dengan pakain sexy nya, ternyata Bu Ika habis melakukan aerobik di ruang tengah. Ku di persilahkan masuk ke dalam rumahnya dan di persilahkan duduk.
Sambil kita mengobrol kupandangi tubuhnya , karena memakai baju senam yang agak transparan. Membuat ku ingin memperkosanya secara langsung, aku memandangnya terus terusan sambil tersenyum dan Bu Ika pun juga tersenyum melihatku.
Kemudian aku mengambilkan air minum yang ada di meja nya dan ku ambilkan handuk untuk mengelap keringat yang berkucuran. Bu ika memintaku untuk membasuh keringatnya yang ada di tubuhnya, kebetulan sekali saya mendapatkan kesempatan emas. Ku manfaatkan kesempatan ini, apa barang kali Bu Ika yang sedang pingin di manja ya??
Ku bersihkan tubuhnya secara perlahan, dan sambil kutekan sedikit handuknya pada bagian payudara nya dengan aroma keringat yang khas. Kemudian ku arahkan handuknya ke bawah kebagian pahanya, dan Bu Ika masih diam saja dan tersenyum tersipu. Sememntara itu kontolku sudah mulai menegang kencang. Dan lama kemudian tangan nya Bu Ika meraba ke kontolku..

Bu Ika berkata : “ lho …Billy punyamu kok keras banget?? Billy apa lagi pingin..???”

Perkatan Bu Ika membuat ku semakin berani untuk menyentuh bagian selakangan sambil mengelap keringatnya.
Sambil tangan nya Bu Ika mengelus ngelus kontolku ,mungkin terangsang dengan basuhan handuk yang kutekan di bagian intimnya..
Tib tiba celanaku di lepaskan dari pinggulku. Bu Ika berkata , bisa di lepas sekalian pakaianmu itu Bil?? Ku dengan bergegas melepaskan semua pakainku dan di remas remas pula kontolku yang semakin membesar. Aku pun tak kuat untuk menahannya…
Bu Ika sepetinya ingin pemanasan dulu. Ku rabalah tubuhnya secara perlahan dan kulepas baju tipis nya yang menutupi sebagian tubuhnya. Ku terkagum melihat tubuhnya yang putih bersih sambil memandangi dan menggerayangi, ku elus elus seluruh tubuhnya sampai terangsang dulu dan kemudian tangan ku denga aktif nya memainkan putingnya.
Kemudian Bu Ika memulai mendesah dengan penuh nafsu dan menggigit mulutku,kami pun saling beradu mulut dan mengoyang goyangkan lidah kami saat bercumbu.di lumat lumat bibirku sampai basah beradu liur. Tanganku mulai mengarah ke bawah , pada bagian vagina nya . ku gesek gesekkan vagina nya dengan jariku . ku permainkan klitorisnya yang agak menonjol…wow…seperti nya siap untuk di masukkan. Ku permainkan lagi dan ku goyang goyangkan bibir vagina nya, ku masukkan jari tengahku ke lubang vaginya….
”Oouuuwwwwhhh….Aaaah….Uuhhhh…”
terlihat enak sekali wajah Bu Ika , saat ku masukan jari tengahku di vagina nya .kumasukkan jariku ku lagi , jadi ku masukkan ke mulut vagina nya dengan dua jari . Bu Ika terlihat sangat menikmati sekali dengan permainan jariku, mulai di goyangkannya pinggul nya sepertinya sudah mulai terangsang dan agak mulai basah. Sementara itu kontolku terus di kocok kocoknya dengan keras, kontolku sepertinya sudah tidak kuat dan Bu Ika sepertinya begitu.
Bu Ika : Bill, masukin yach,,,saya sudah kepingin …
Saya pun langsung segera memasukkan kontolku yang sudah siap tempur untuk menghajar vagina nya . Belahannya begitu seksi dan sedikit mengembang kemerahan saat ku lihat, mulai perlahan dan tepat ke arah vagina kurebahkan tubuhnya di ruang tamu dan mulai ku tidih tubuhya dan aku pun mulai memasukkan kontolku .Saat ku masukkan kontolku , wajah Bu Ika terlihat sedkit kesakitan.
Apa mungkin dengan ukuran kontolku yang sedikit besar yach…tapi tetap ku landaskan ke vagina yang sudah mulai licin…

saat kumasukan, Ku gerakkan pinggulku mulai perlahan maju mundur maju mundur, dengan posisi bu Ika mengangkang dan aku pun melakukan adegan seks itu dengan memegang kedua kaki nya. Ku liat desahan nya Bu Ika yang sangat mengoda, aku pun bersemangat lagi karena desahannya itu sambl melihat buah dada nya yang bergerak tak beraturan memutar mutaar…begitu putihnya payudaranya yang memekar mengeras dengan putting yang sedikit memucuk berwarna merah tua. Hmm……pemandangan yang sangat indah asisten dosen ini. Gerakan mulai ku percepat dengan keras dan hentakan hentakan yang membuat birahinya meletup letup….desahan nya sekali lagi

“Aaaaaaaarggggh……uuuh,,,,,,,,aaaaauughh….”

seperti kesakitan tapi ko enak sekali ..kulanjutkan terus gerakanku yang semakin menghujam semakin mendalam kontolku ke dalam lubang vagina nya sampai ku mentokkan pangkal kontolku kedalamnya
”MAAAKK….BLEESSS….BLEEESS…..BLESSS….”
sekali lagi teriak pelan mendesah dari Bu Ika. Setelah itu ku balikkan tubuhnya, seperti gaya doggy, ku peragakkan.ku pegang pinggulnya dan mulai kumasukkan lagi kontolku yang sudah berceceran air vagina. Sepertinya Bu Ika sudah mulai keluar lagi,  BLESSS dengan mulus nya meluncur tepat ke lubang vagina nya . ku pegang terus pinggulnya terlihat bokong yang masih mulus, mirip bokong bayi yang memerah begitu halusnya bokongnya saat kuraba. Ku lihat payudara nya yang terombang ambing menggantung kebawah , ku kencangkan lagi genjotanku sambil menggeram sakit sakit enaaaak..
“BLEEESS…….JLEEEBB…..BLEESSSSS……”.
Ku lakukan adegan seks itu kurang lebih 30 menit. Kami pun berkeringat tak karuan karena pijat capet tersebut. Kugerakkan kontolku maju mundur dengan begitu cepat sepertinya hampir keluar. Kemudian saya berbisik kepada Bu Ika:”masuk dalam apa di luar…?” Bu Ika berbisik “masukkan ke dalam aja Bill”. Tak lama kemudian ku semburkan sperma ku ke dalam vagina nya terasa hangat sekali

”CROOOOT…CROOOT…CROOOT…CROOOT…”.

Tubuh Bu Ika sepertinya sudah melemas karena durasi yang cukup untuk di nikmati. Aku pun melepas kontolku secara perlahan yang berada di lubang kemikmatan dan ku lihat luberan spermaku yang kental keluar sedikit dari bibir vagina nya .
Tubuhnya masih tergeletak di ruang tamu dan kemudian ku tindih sebentar tubuhnya sambil mengumpulkan energi. Setelah 5 menit berlalu ku berdiri dari tubuhnya yang tergelatak. Ku segera memakai pakainku dan bergegas mencari handuk untuk Bu Ika yang berkeringat akibat adegan seks. Kami pun segera memakai pakaian dan ngobrol ngobrol sedikit.
Bu Ika : Bill, saya sangat puas banget dengan kamu, kamu yang begitu kuat memanjakanku . Besok besok lakuin lagi ya Bill..???
Saya pun menjawab “iya , sayang…. “ ku langsung memanggilnya dengan kata sayang dan bu ika pun tersipu. Jadi kalau ada kesempatan lagi , ku segera merapat di pelukannya asisten dosen itu. END