Dihalaman Sekolah SMA di kota Kabupaten ,kerumunan para Siswa/i masih terlihat di depan papan pengumuman,bersorak dan lompat lompatan menunjukan kegembiraan mereka. Ya… hari ini adalah hari keluarnya hasil ujian akhir. Yang menandakan bagi mereka untuk meninggalkan seragam Abu abunya dan mengganti sebutan Siswa SMA dengan nama MAHASISWA.
Di koridor sekolah nampak berjalan seorang Siswa dengan langkah gontai, seakan tidak peduli dengan keadaan di sekelilingnya…… Yoyok….namanya Siswa terpandai dan banyak di sukai oleh kaum hawa karna kepandaian dan postur tubuh yang ideal,wajah bersih dan murah senyum.
Entah kenapa di hari yang bahagia ini kelihatan wajah Yoyok begitu murung dan tid’ak bersemangat, dan tidak ada senyuman yang menghiasai wajahnya.
“Yok…… Selamat ya…..eh kamu mau melanjutkan kemana…? “ tiba tiba Tantri dan geng nya telah berada di belakang Yoyok.
Bersama Tantri ada Mira,Era mereka merupakan sahabat karib dan selalu minta bantuan Yoyok dalam hal pelajaran.
Yoyok menoleh
“mmmm….belum tahu…..mungkin Aku tidak melanjutkan Kuliah….” sahut Yoyok dengan nada sedih, namun ada segaris senyum terpaksa di bibirnya
Yaa…senyum itu yang selalu di harapkan oleh Mira, yang semenjak semester I kelas tiga diam diam menyukai Yoyok atau dapat disebut dengan Cinta yang terpendam.
“Alahhh kamu Yok….. becanda aja…..eh ya…besok kerumah ku ya, ada selamatan kelulusanku….aku tunggu ya…Awas klo gak datang”…cerocos Mira.
Belum sempat Yoyok menjawab ketiga mahkluk cantik itu telah berlari mengejar teman teman yang lain sembari mengeluarkan sebotol cat semprot dari masing masing tasnya.
———————————————————- Dibawah rimbun bambu Yoyok duduk sambil memandang Dina yang lagi mencuci di aliran sungai yang membelah desa mereka. Dina merupakan anak seorang kepala desa yang setahun ini telah menjadi pacar Yoyok. Tidak seperti gadis desa lainnya Dina memiliki kulit yang bersih dan payudara yang dapat para pria meneteskan air liurnya dan pantat yang bahenol, di tambah rambut panjang yang hitam.
Dina tidak melanjutkan kuliahnya walaupun secara ekonomi tidak ada halangan untuk itu, yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan sosial Yoyok. Secara umur Dina lebih tua dari Yoyok 1 tahun namun bila di lihat dari sisi fisiknya tidak akan kelihatan.
“Yok…kapan mau beli formulir pendaftaran kuliahnya…? “ Dina yang telah selesai mencuci ikut duduk di samping Yoyok.
“2 hari lagi baru dibuka pendaftarannya, rencana besok Aku pergi membelinya, mungkin 2-3 hari aku di kota untuk sekalian mengembalikan formulirnya” jawab Yoyok sambil memandang Dina yang masih memakai kain basah yang hanya menutupi setengah dadanya dan betis putihnya.
“mmmm dua hari ya…… “ Dina mengulang dengan nada yang kecewa.
“Ya…aku usahakan secepatnya untuk kembali, karna di kota pun aku belum tau untuk menginap dimana, mungkin nanti aku pergi sama sama dengan teman tem …..
cuppppp.. sebuah ciuman mendarat mulus di pipi Yoyok Yoyok menoleh ke kiri…
Dina dengan tersenyum manis yang menampakan deretan gigi putihnya berada sangat dekat dengan wajah Yoyok, hembusan nafas Dina terasa hangat di wajah Yoyok…
“ Jangan lama lama ya….Aku pasti kangen bila gak ngelihat kamu………”
Yoyok menutup bibir tipis Dina dengan sebuah ciuman lembut…..mengulum dan menghisap bibir itu, begitu lembut,,,,. Dina membalas kuluman itu dengan membuka bibirnya dan berusaha untuk mempermainkan lidahnya untuk dapat masuk kemulut Yoyok.
“mmmhhh,mmmmh…. suara kecipak pertemuan kedua mulut itu semakin mengalahkan suara aliran sungai.
Semakin lama tubuh Dina terdorong oleh desakan tubuk Yoyok yang membuat Dina rebah ke reremputan, tanpa menghiraukan gatal di punggung nya yang terkena rerumputan Dina melingkarkan lengan nya ke tengkuk kekesihnya dan menekan sehingga membuat Yoyok menghimpit tubuh Dina.
Lama ciuman itu berhenti dengan nafas yang mulai memburu Yoyok menarik bibir nya dan meneruskan dengan ciuman mengarah ke arah leher Dina…
Yang membuat Dina mendesah. .mmmmmmh mmmhmhh ….
Penuh perasaan Yoyok bibir Yoyok menyusuri leher jenjang…dengan jilatan di bagian bawah telinga Dina membuat Dina semakin keras mendesah…. oohhhhh mmmmmmhhhhh…
Dan membuat tubu Dina melengkung ke atas sehingg tanpa di sadari paha nan putih mulus bak pualam tersimbah ….
“ oohhhmmm mmmmmhmmhhhhh …” erangan Dina saat tangan kanan Yoyok dengan lembut mendara di payudara yang semakin mengeras…
ya..memang Dina tidak memakai bra sehingga memudahkan tangan Yoyok meremas dan menjepit putting susu nya……
Bibir Yoyok kembali beraksi dengan mencium payudara sebelah kiri , dan memainkan putingnya dengan ujung lidahnya.
“ Ohhhhmmmm……..oohh ooh
“ sluuuurp mmmssh ……
Keduanya terengah engah…seperti mendaki bukit yang tinggi, namun pendakian belum berakhir…
Dengan bertumpu pada tanah, Dina mengangkat pinggulnya,,dan hal ini membuat tubuh Yoyok semakin tepat berada di atas nya, kemaluan Yoyok tepat berada di atas memek Dina, namun masih terpisah dengan 2 lapis kain,
Mulut Yoyok tak henti hentinya mengulum pepaya kampung nan ranum, kiri kanan tidak satu inchi pun di lewati oleh kuluman dan gigitan kecil mulutnya.
Dinapun tak tinggal diam. Tangan nya yang bebas bergerak mengelus punggung dan semakin turun ke arah pantat Yoyok dan menarik karet celana bola yang di pakai Yoyok.
Dengan sedikit mengangkat tubuhnya dan tanpa melepaskan kenyotan di susu Dina, tarikan Dina tersebut membuat celana tersebut melorot ke lutut dan hanya dengan sedikit tekanan dengan kakinya celana tersebut terlepas dan meninggalkan sepotong celana dalam yang telah sesak terisi penis Yoyok.
Dengan kembali mengangkat pinggulnya Dina mendesak keatas sehingga vagina nya menempel pada penis Yoyok.. Terasa keras dan mengganjal di belahan vaginanya.
“ …oohmhmmhm …shshshssmmm….” rintihan Dina bersamaan dengan lepasnya kuluman mulut Yoyok pada susu kirinya.
Semakin sering nya gesekan antara vagina dan penis walaupun masih di batasi oleh lapisan celana dalam masing, membuat belahan vagina Dina tercetak jelas dengan basah yang pada bagian depannya,
Tiba tiba Yoyok berguling ke arah kiri Dina,,,melepaskan himpitan pada tubuh Dina, namun….Dina tak tinggal diam secepatnya berguling menghimpit tubuh Yoyok.
Dan menciumi leher Yoyok….. terus ke bawah,,dan bermain main di putting susu Yoyok.
Sedangkan tangan Yoyok telah melepas celana dalamnya, yang menampakan penis yang berdiri tegak dengan lelehan cairan putih di atasnya.
Tangan Yoyok yang bebas kembali meremas pantat Dina, mengelus dan berkeliaran di bagian pinggul Dina, semakin membuat Dina menekan kebawah, namun tiba tiba Yoyok mengangkangkan kakinya sehingga semakin membuat vagina Dina menekan penisnya tepat di belahan vaginanya.
“ooooohhhh…. mmsshhhhh…..” Dina semakin menekan tubuhnya ke Yoyok.
Dengan kepala tertengadah membuat susu Dina tergantung di wajah Yoyok yang sekonyong konyong kembali melumat habis, dan menyodot susu tersebut..
“oooooohhhhhh……..”
Dan dengan merapatkan kedua belah pahanya penis Yoyok semakin terjepit, dan semakin terasa menekan di vaginanya. Membuat Dina merasa benda tumpul tersebut menusuk nusuk vaginanya
“mmmshshhshs….. ooohmhmmh “
Namun…….. tangan Yoyok kembali meremas susunya dan mendorong keatas membuat terlepasnya jepitan tersebut…..
Dan mulut Yoyok terus menyusuri susu turun,,,semakin turun kerah perutnya…membuat Dina semakin terduduk di dada Yoyok… Diiringi dengan tarikan di pinggul Dina membuat tubuh Dina terdesak semakian keatas dan membuat Dina semakin mengangkangi tubuh Yoyok.
Tercium Aroma khas oleh Yoyok…. Beberapa Cm di depan Yoyok terpampang vagina tembem yang masih di tutupi celana dalam,,,,basah dan beberapa helai rambut yang keluar di kiri kanannya.
Tangan Yoyok mengelus belahan vagina yang tercetak di celana dalam, basah…… bukan karna air sungai…namun terasa berlendir….. jari Yoyok menerobos dari samping dan merasakan bibir vagina yang kiri yang semakin tebal dan licin…
“ooooohhhhhh…..mmmmmhhhh “ rintihan Dina.
Saat jemari Yoyok mengelus bibir vaginanya disertai dengan Ciuman di pangkal pahanya…
“ohhhhhhhhh…..mmhhhhhsssss”….
Secepat kilat Dina berdiri dan melorotkan celana dalamnya sampai ke lutut dan kembali berjongkok ..
memberikan vaginanya tepat di wajah Yoyok.
Yoyok dengan sigapnya menahan pinggul Dina, sehingga vagina Dina tidak menekan pada wajahnya, namun terhalang oleh tangannya.
Dan……….vagina yang merah merona….berlendir dengan lobang ping terpampang sangat dekat …..
Dipandangi dan dengan lembutnya Yoyok menyibak rambut rambut halus……. yang menutupi sebagian lobangnya…..
Tanpa merasa jijik belahan yang yang terpampang di jilat dari bawah sampai ke bagian atas yang ada sedikit gundukan…
“slllllmmrrrrmmmttt………’ lidah Yoyok kembali menjilat
“ohhmmmmmsss..s..ssh h…..”
Bergetar lutut Dina menerima ciuman ini…… dengan bertopang tangan pada paha Yoyok kembali Dina sedikit mengangkat pinggulnya, dan hal ini memberi celah untuk Yoyok bernafas,dan kembali lidah Yoyok menerobos masuk kedalam lobang yag semakin basah…
“ oh..oh….mmmmhhh sssss” kelihatan urat urat Dina menegang menahan sesuatu yang mau meledak.
Dan kembali Yoyok menyapu gundukan kecil,,
“yeah……oohhhhh sshhhh di situ,,,,,,,enak sekalli………….”
‘oooohhhhh…ohhhhmmsshhhhhhh”
Seperti orang kepedasan rintihan Dina sambung menyambung…….
Dan kembali Dina membalikan badannya sehingga kepala nya menghadap ke tiang kokoh milik Yoyok yang telah basah pada ujungnya..
Dan mulut mungil dengan bibir tipisnya Dina mulai menciumi batang tersebut. Dengan ujung lidahnya di jilat mulai dari pangkal sampai ke ujung…..lembut dan lambat….
‘hhmmmmmmhhhhhhhh……” Yoyok mengeram…saat mulut Dina mulai memasukan penis Yoyok…
“ooooohhhhhhh…smmhshssssss”
Lidah Yoyok yang tidak henti menari nari di vagina Dina membuat, Dina semakin tidak karuan gerakannya, dan saat lidah Yoyok menerobos masuk ke lobang vagina nan sempit
‘oooohhss.s…mmmmmmm…huuuuuuuaaaaa”
“Aku mmmauu keluarrrrrrrrr…… “ Dina bergetar dan tegang..menandakan telah terjadi ledakan orgasme…pada diri Dina….
Dengan senangnya Yoyok menerima kucuran Air yang keluar dari vagina Dina dan terus mengalir membahasi dagunya..
“mmmmsssruuttt…..t” jilatan Yoyok kembali memecah belahan vagina Dina, yang semakin asik dengan memasukan penis Yoyok kedalam mulutnya.
“mmmmsshhhh ohhhhhhhhhhhhhh…………..”. Yoyok kembali mendesis saat ujung lidah Dina menyentuh dan berputar putar pada lobang penis nya.
Bibir mungil Dina kembali menelan penis Yoyok namun hanya setengah saja sambil sedikit mengenyot dan melilitkan lidahnya pada ujung penis Yoyok…..
“ooooohhhhhhssss. Mau keluar say…….” rintihan Yoyok pelan…..
Tanpa menghiraukan Yoyok, Dina semakin kencang mengeluar masukan penis di mulutnya.
Dan di selingi dengan memasukan semua penis Yoyok sehingga menyentuh tenggorokannnya.
Hal ini membuat Yoyok semakin belingsatan..
“ohhh……shhhhhh mmmmmmm”…Yoyok menegang dan mengangkat pinggulnya, kakinya semakin menegang dan……semburan hangat mengucur deras di mulut Dina..
“ooohhhhhhhhhhhhhhh…….ssshhhmsmsmshhhh” Yoyok mendesis dengan kaki menegang…
dan…”prang…….!!!”
Kaki Yoyok menendang Ember cucian Dina sehingga mengelinding dan jatuh ke sungai.
Dina secepatnya berdiri dan Yoyok berlari mengejar cucian Dina yang hanyut, dengan penis yang masih menegang dan lelehan sperma di pahanya Yoyok menyebur ke sungai.
Sedangkan Dina merapikan kain yang telah tidak karu karuan , dan memakai baju kaos menutupi dadanya yang telah penuh cap bibir di susunya bekas ciuman Yoyok
Monday, May 29, 2017
Sunday, May 28, 2017
Ngentot Dengan Anggota Perjaka
Beberapa thn kebelakang, rumahku memang tergolong bebas untuk siapa saja. Mereka bebas datang kapanpun dan dgn siapapun. Khususnya para abg-abg yg broken home. Mau cewek atau cowok. Kadang aku berfikir, kenapa orangtuku mengijinkan ya? Apa mereka ga takut barang-barang ada yg hilang? Terbukti salah 1 hp dari mereka pernah hilang digondol teman-teman mereka-mereka jg. Tp lama kelamaan aku makin terbiasa dgn kehadiran mereka. Kata ortuku, kasian mereka yg jauh dari orang tuanya.
Aku jarang sekali keluar kamar, meski mereka datang, aku selalu diam didalam kamar. Untuk apa keluar? Di kamar sudah ada tv, dan kamar mandi. Mau makan cukup kedapur yg posisinya dekat dgn kamarku. Segala yg aku perlukan tinggal aku minta belikan pada mereka siapa saja yg ada dirumah.
Suatu hari, tiba-tiba aku mendengar suara laki-laki yg menyanyi-nyanyi diluar kamarku. Aku merasa baru dengar suara itu. Penasaran, aku keluar menuju dapur yg bedekatan dgn ruang tengah yg biasa dipakai kumpul oleh mereka. Diam didekat pintu dapur sambil lirik sana sini, basa-basi menyapa mereka, mungkin hari itu sekitar kurang lebih 15 orang yg sedang berada dirumahku. Bisa lebih dari 20 orang kalau dimalam minggu. Mereka biasa ketawa-ketawa, beemain gitar, minum-minum alkohol, kalau au sedang mood, aku suka ikut sebentar hanya untuk minum.
Saat itu, tatapanku akhirnya berakhir pada seorang laki-laki berperawakan tinggi, dgn tubuh tegap dan kulit putih. Sial! Cowok ini langsung bikin aku tertarik. Gumamku dalam hati. Lalu dgn terlihat dingin, laki-laki itupun menatapku balik. Dgn acuh nya akupun memalingkan muka dan kembali ke dalam kamar. Didalam kamar aku langsung terduduk diatas kasur. Bayangan sosok laki-laki yg sedang berada didepan kamarku terus saja ada dikepalaku. Aku harus mendapatkannya.
Hari terus berlalu, laki-laki itu belum kembali kerumahku. Aku fikir dia bukan seperti anak-anak yg lainnya. Yg tidur dirumahku. Emm, mungkin dia bukan anak broken home jg. Paling iseng-iseng maen. Tp, aku ga boleh nyerah buat dapetin dia.
Siang itu, aku melihat ada Adit, salah 1 anak paling lama yg suka tinggal dirumahku sedang menaiki tangga sambil membawa ember jemuran pakaiannya. Aku lalu mengikutinya untuk ketempat jemuran. Sembari menjemur, Adit masih tdk sadar kalau ada aku disampingnya. Hahaha, dasar cowok, pandangan mata nya hanya bisa melihat lurus kedepan. Tdk sperti wanita yg bisa melihat samping kanan kiri walau dia sedang menatap lurus kedepan.
Kucolek pinggangnya.
“Wadaw teteh, kirain siapa!” Kata Adit, terlihat dia sangat kaget.
“Hahahahhaa, serius amat sih ngejemurnya.” Kataku sambil tertawa terbahak-bahak. Lalu aku duduk disalah 1 bangku yg memang disediakan di atas untuk nongkrong anak-anak.
Adit melanjutkan menjemur pakaiannya.
“Dit, kemaren-kemaren ada cwo yg pake jaket coklat siapa?” Tanyaku.
“Yg mana teh?” Tanya nya balik.
“Itu yg rambutnya cepak pinggir-pinggirnya.” Jawabku.
Adit terlihat berfikir dan mengingat-ingat. Dia menjemur pakaian terakhirnya.
“Oohhh itu. Itu si Budi. Deket kok rumahnya teh. Tp dia tinggal sendiri, ortunya jadi TKW.” Kata Adit sambil menghampiriku dan duduk disampingku.
“Kenapa? Tumben sih teteh tanya-tanya orang yg datang kerumah, biasanya jg cuex.” Lanjutnya sambil cengengesan.
“Ya pingin aja atuh, namanya jg penasaran.” Jawabku.
“Cieeee penasaran, pasti ada maunya.” Goda Adit. Dia melihat Hp nya yg tiba-tiba berdering. Aku cuma mesem-mesem digoda sperti itu.
“Tp teh, dia jg nanyain teteh lho. Aku bilang aja jangan macem-macem ke teteh, karna teteh yg punya ini rumah. Dia nanya ke aku, katanya kok teteh pake pakaiannya sexy. Aku bilang aja, kalo emang kelakuan teteh tuh ga ada malunya, aurat diliat-liat. Hahahahahaaa.” Adit tertawa terbahak-bahak.
Aku gak memperdulikan ucapan Adit soal pakaianku, yg ku fikir hanya bagaimana bisa dekat dgn Budi.
“Kapan Budi kesini lagi?” Tanyaku.
“Lah kayanya dia ada dibawah deh sekarang. Tadi kan yg sms dia. Katanya dah ada dirumah ini.” Jawaban Adit membuat aku kaget dan senang.
“Serius Dit? Yuk ah ke bawah” kataku sambil berdiri dan berjalan cepat menuju tangga untuk kebawah tanpa memperdulikan jawaban Adit.
Dibawah, diteras rumah, aku melihat Budi sedang duduk didepan jendela kamarku. Menunggu Adit mungkin. Kepalanya yg tadi menunduk melihat hp nya, sekarang menengadah melihatku. Dgn tanpa basa-basi aku mendekatinya lalu tersenyum.
“Hey, Budi ya? Boleh minta no hp nya?” Kataku.
Aku memang wanita yg malas berbasa-basi, kalau ada maunya, langsung bicara saja. Itu lebih enak menurutku.
“Eh teteh, boleh.” Jawab nya terlihat sedikit kaget mendengar todonganku, lalu dia mengotak atik hp nya lalu menyerahkan padaku.
Disana kulihat sebaris nomber hp. Kucatat di hp ku.
“Makasih ya.” Kataku sambil berlalu dan masuk kerumah lalu ke kamarku.
Gilak, aku seneng banget dapet no hp nya. Pelan-pelan tp pasti, aku kudu ngerasain ngentod ama dia. Akhirnya setiap hari, kami sms an. Bahkan saat dia ada dirumahkupun aku masih sms dia. Aku tetap malas keluar kamar. Hingga suatu hari, pembicaraan kami mengarah pada selangkangan. Dia dgn polosnya bilang, kalau belum pernah ML. WTF, berarti dapet perjaka lagi nih, fikirku. Aku terus saja memancingnya sampai dia tertarik ingin melakukannya. Dan pancinganku gak sia-sia. Umpan nya dimakan ikan. Dia pun mau.
Saat dia sedang berada dirumahku, aku bilang, nanti malam dia kudu tidur dirumah ku bersama yg lainnya. Tengah malam dia keluar kamar dan tungguin aku didapur. Semuanya berjalan sesuai rencana. Tengah malam itu kami sudah berdua didapur yg remang-remang. Aku duduk diatas meja dapur, dia berdiri didepanku. Dgn lahapnya dia mencium bibirku dan tangannya meremas-remas toketku. Dia lalu memintaku mengikutinya kekamar mandi tamu yg memang dekat dgn dapur.
Tanpa basa basi lagi, dia dgn agak kasar menyuruhku menungging dgn bertumpuan tangan dan lututku diatas toilet duduk. Aku menurutinya. Aku yg hanya memakai baju tidur dgn model tengtop longgar dan terusan rok pendek, tanpa beha dan tanpa celana dalam akan memudahkan kami untuk ngentod. Dgn keadaan kamar mandi gelap, dia sepertinya kewalahan, susah mencari mana lubang yg benar.
Akhirnya aku tuntun penisnya menuju lubang meqiku. Dan Blesssss, penisnya masuk kedalam meqiku. Aku mendesah kecil, takut terdengar orang serumah. Dia mengocok penisnya dgn cepat. Desahannya terdengar agak memburu. Dan creeettt, creeettt.. Ada rasa cairan hangat menyirami meqiku, mungkin cuma 2menit goyangannya dan dia sudah mengeluarkan spermanya didalam meqiku. Aghhhh, padahal aku belum apa-apa. Tp aku maklumi sih. Namanya perjaka. Kebanyakan belum bisa mengatur nafsunya.
“Aghhh teteh maaf.” Katanya sambil membalikan tubuhku. Dia jongkok dihadapanku yg terduduk di atas toilet. Aku tersenyum dan mengelus wajahnya.
“Gak papa Bud, kan nanti bisa lagi.” Kataku.
“Oh jadi boleh lagi? Sekarang yuk, di meja dapur.” Katanya sambil menarikku keluar kamar mandi menuju dapur kembali.
Dgn masih terburu-buru, dia menciumi wajahku, bibirku dan memainkan bibirnya didaerah toketku. Ughhh rasanya ingin mendesah, tp ga bisa karna takut membangunkan ortuku atau orang yg ada dirumah.
Masih dgn tdk sabarnya, dia membuat pahaku mengangkang, dan dia menusukkan 1 jaringa kedalam lubang meqiku. Ughhhh aku mendesah pelan. Budi mencium bibirku, agar tdk keluar desahan yg lebih hebat saat dia mengocok keluar masuk jari nya didalam meqiku. Aku terhentak agak keras dgn tangan bertumpu kebelakang saat Budi menusukkan dalam-dalam jarinya kedalam meqiku, lalu dia menggoyang-goyangkannya didalam tanpa dia maju mundurkan.
Siaaallll, itu tepat banget didaerah g-spotku. Ingin rasanya aku teriak menikmati kenikmatan itu. Tp sayangnya gak bisa. Dgn sedikit kasar, Budi menarik tubuhku agar bisa mencium bibirku. Mungkin dia khawatir aku beneran teriak. Aku melepaskan ciumannya dan memohon untuk dia memasukkan penisnya kedalam meqiku.
“Masukin dong sayang, udah gak kuat.” Kataku dgn mata sayu menatapnya.
Cahaya remang-remang yg masuk ke dapur dari ruang keluarga, membantu ku melihat penisnya yg lumayan besar dan putih. Aku pegang penisnya dan dgn perlahan mengarahkan ke meqiku dengam posisi aku mengangkang lebar diatas meja dapur. Dan sekali lagi, blesssss… Penis yg nikmat itu masuk kedalam meqiku.
Aghhh, shiitttt nikmatnyaaa… Budi membiarkan beberapa detik penisnya didalam meqiku. Lalu dgn ritme perlahan, dia menarik dan memasukkan kembali penisnya kedalam meqiku. Dgn tubuh menyender ke tembok dan kaki mengangkang lebar, aku bisa melihat penisnya yg keluar masuk didalam meqiku. Aghh, rasanya benar-benar nikmat. Sialnya aku gak bisa mendesah dan teriak. Dgn terus mengocok, Budi menciumi leherku, aku benar-benar nyerah kalau sudah diciumi bagian kuping dan leher.
Tanpa lama-lama lagi, aku memeluknya erat dan sedikit menggigit pundaknya agar tdk teriak. Ya, saat itu aku orgasme. Orgasme yg sangat nikmat. Nafasku memburu. Terdengar pula nafas Budi ikut menjadi cepat. Dan genjotannya pun sangat menghentak-hentakkan tubuhku. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang didalam dekapanku. Ternyata dia orgasme lagi. Lama-lama tubuhnya melemah dan aku melepaskan pelukanku. “Kenapa?” Tanyaku. Budi tersenyum dan mencium keningku.
“Enak, makasih ya teh.” Katanya. Aku ikut tersenyum. Kami berciuman sebentar.
Dan tanpa banyak bicara lagi, aku membereskan bajuku. Terburu-buru masuk ke kamar tidurku dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan meqiku drei sisa-sisa spermanya. Sepertinya, Budi jg menuju kamar mandi tamu. Dia ga berani ke kamar mandi kamar yg dia tempati. Ahhahaaa mungkin takut membangunkan anak-anak yg sedang lelap tertidur.
Setelah malam itu, kami jadi semakin dekat dan sering ngentod. Dirumahku atau pun lebih bebas dirumahnya yg memang dia tempati sendirian. Bahkan kami pernah melakukan disiang bolong, ditempat umum. Ya tempat olah raga yg disana terdapat panggung kecil. Disisi panggung itulah aku menungging merasakan genjotan penis nya yg benar-benar bikin aku ketagihan.
Cerita Sex Terkulai Lemas Usai Bercinta Dengan Mama Temanku
Cerita Sex Kali ini datang dari kisah nyata yang saya alami dan Tidak akan saya lupakan di karenakan baru pertama kalinya saja melakukan hubungan seks dan itu bersama dengan Ibu dari Sahabat ku sendiri, Memang sedikit berbeda dengan Cerita Cerita Dewasa lainnya, Dan kali ini akan saya bagikan pengalaman saya kepada semua pencinta setia.
Awal nya Untuk bertanya langsung padanya aku tidak berani Takut dia jadi tahu bahwa sebenarnya perbuatannya dengan ibuku telah diketahui olehku dan pertemananku dengannya jadi renggang Lagian terus terang, kalau diberi kesempatan, aku juga ingin banget bisa bisa menikmati memek ibu
Juga ngentot dengan ibunya Maman yang bodi dan keseksiannya nyaris sama dengan ibuku jadi aku harus membina keakraban dengan Maman Hanya untuk melangkah ke arah itu aku belum berani dan tidak punya pengalaman seperti Maman
Belakangan, sejak mengetahui antara ibu dan Maman ada hubungan khusus, aku sering memberi kesempatan agar mereka bisa menyalurkan hasratnya secara lebih leluasa Saat Maman main ke rumah, aku pura-pura punya acara dengan teman lain dan meninggalkan mereka
Padahal, aku malah ke rumah Maman dengan berpura-pura pada ibunya hendak menemui dia Hingga belakangan hubunganku dengan ibunya Maman makin akrab dan aku bebas melakukan apa saja di rumahnya seperti halnya Maman di rumahku
Seperti sore itu, di saat Maman main ke rumah, aku berpura-pura udah janjian dengan teman kampungku untuk menghadiri acara ulang tahun Padahal aku langsung ke rumah Maman “Tadi katanya ke rumah kamu Bud? Padahal udah dari tadi lho,” kata ibunya Maman saat aku masuk
Saat membukakan pintu, ibunya Maman rupanya habis mandi Tubuhnya kelihatan masih basah, terlihat dari baju kurung terusan yang dipakenya, tercetak teteknya yang menggunung Tetek ibu Maman lebih manteb dari punya ibu, karena keliatan lebih runcing Tapi jilbab yang dipakenya sudah tampak rapi, keliatan mau pergi “Hemm…” dengusku agak kesal juga
Seperti halnya ibuku, ibunya Maman juga berbodi tinggi besar Pantatnya besar membusung dengan pinggul yang mengundang Hanya, kulit Tante Wina (nama ibunya Maman) agak sedikit gelap Tetapi kesemua bagian tubuhnya benar-benar merangsang hingga membuatku terpana menatapinya Namun anehnya, kendati tatapanku terang-terangan tertuju pada dadanya yang agak tercetak dan bagian lain tubuhnya yang mengundang selera, ia seperti tak menghiraukannya
Setelah mempersilahkanku masuk dan menutup pintu, dengan santai ia membereskan koran dan majalah yang terserak di ruang tamu Posisinya yang agak membungkuk saat melakukan aktivitasnya itu menjadikan gairahku terpacu lebih kencang Betapa tidak, karena baju kurungnya yang lebih mirip kayak daster Cuma ga tipis-tipis banget membuat bongkahan pantat besarnya kini ikut-ikutan tercetak di bajunya dan keliatan ibu Maman belum sempat memakai CD “Fiuh… sayang mo pergi , sial” umpatku dalam hati
Kuyakin itu disengaja Karena ia seperti berlama-lama dalam posisi itu kendati koran dan majalah yang dibereskan hanya sedikit Ah ingin rasanya meremas pantat besar yang menggunung itu Kalau Maman, mungkin ia sudah nekad melakukan apa yang diinginkan Tetapi aku tidak memiliki keberanian hingga hanya jakunku yang turun naik menelan ludah
“Eh Bud, kamu ada acara nggak? Kalau nggak ada acara, tolong antar tante ya Tante harus menagih ke orang tapi tempatnya jauh dan sulit kendaraan,” ujarnya setelah semua koran dan majalah tertata rapi di tempatnya
“Eee ee bi bisa tante Nggak ada acara kok,” kataku agak tergagap
“Kalau begitu tante ganti baju dulu Oh ya kalau kamu haus ambil sendiri di kulkas, mungkin masih ada yang bisa diminum,” ujarnya sambil tersenyum Senyum yang sangat manis namun sangat sulit kuartikan
Satu buah teh botol dingin yang kuambil dari kulkas langsung kutenggak dari botolnya Rupanya, tontonan gratis yang sangat menggairahkanku tadi membuat tenggorokanku jadi kering hingga teh botol dingin itu langsung tandas
Belakangan baru kusadari, ternyata Tante Wina tidak menutup kembali pintu kamarnya Dengan bertelanjang bulat, karena baju kurungnya tadi telah dilepas, dengan santai ia memilih-milih baju yang hendak dikenakan Maka kembali suguhan mengundang itu tersaji di hadapanku
Bukan hanya pantatnya yang besar membusung Buah dada Tante Wina juga besar tapi keliatan kencang dan meruncing, mungkin 36C lah Putingnya yang berwarna coklat kehitaman, terlihat mencuat Ah ingin banget bisa membelai dan meremasnya atau menghisapnya seperti yang dilakukan Maman pada tetek ibuku
Sebenarnya aku ingin banget melihat bentuk memek Tante Wina secara jelas Namun karena posisinya membelakangiku, aku tak dapat melihatnya Tetapi benar seperti kata Maman, tubuh ibunya yang berambut sebahu itu masih belum kehilangan pesonanya sebagai wanita
Setelah menemukan baju yang dicari dan berniat dipakainya, Tante Wina berbalik dan memergokiku tengah menatapi tubuh telanjangnya Tetapi sepertinya ia tidak marah Bahkan dengan santai, ia kenakan celana dalam di hadapanku Hanya karena merasa tidak enak dan takut dianggap terlalu kurang ajar, aku segera meninggalkannya menuju ke ruang tamu untuk menunggunya
Ibunya Maman meski telah bergelar hajah dan setiap keluar rumah selalu membungkus rapat tubuhnya dengan busana muslimah, namun masih menjalankan usaha yang tercela Di samping bisnisnya sebagai pedagang perhiasan berlian, ia juga meminjamkan uang dengan bunga tinggi atau rentenir, bahkan temenku Maman sempat beberapa kali memergoki ibunya jalan bareng sama laki-laki di luar
Hanya kalau di rumah, pakaian yang dipakainya agak lebih santai dan lebih tipis, menurutku lebih seperti daster ibu-ibu tetangga cuman lebih panjang dan berlengan dan tidak sungkan-sungkan memamerkan tubuh indahnya seperti yang barusan dilakukan di hadapanku
Rumah orang yang ditagih Tante Wina ternyata memang cukup jauh dan kondisi jalannya juga jelek Untung orangnya ada dan memenuhi janjinya membayar hutang hingga Tante Wina terlihat sangat senang Saat pulang, karena sudah malam dan kondisi jalan sangat jelek, beberapa kali motorku nyaris terguling Karena takut terjatuh, Tante Wina membonceng dengan memeluk erat tubuhku
Dengan posisi membonceng yang terlalu mepet, sepasang gunung kembar Tante Wina terasa menekan punggungku Aku jadi membayangkan bentuknya yang kulihat saat ia telanjang di rumahnya Hal itu membuatku terangsang dan menjadikan konsentrasiku mengendarai sepeda motor agak terganggu Bahkan nyaris menabrak pengendara sepeda yang ada di hadapanku Untung Tante Wina segera mengingatkannya
“Bud karena kamu sudah mengantar tante, tante akan memberi hadiah istimewa Tapi kamu harus menjawab dulu pertanyaan tante dengan jujur,” kata Tante Wina saat perjalanan hampir sampai rumah
“Pertanyaan apa Tan?”
“Tadi waktu lihat tante telanjang di kamar, kamu terangsang kan?” katanya berbisik di telingaku sambil kian merapatkan tubuhnya
Aku tak menyangka ia akan bertanya seperti itu Aku jadi bingung buat menajawabnya Harusnya kujawab jujur bahwa aku sudah sangat terangsang Tetapi aku nggak berani takut salah Sampai akhirnya, kurasakan tangan Tente Wina meraba bagian depan celana dan meraba kontolku yang telah tegang mengacung “Ini buktinya punyamu tegang dan mengeras Pasti karena terangsang membayangkan tetek tante yang menempel di punggungmu kan?”
“I i iya tan,” kataku akhirnya menyerah
“Nah gitu dong ngaku Makanya cepet deh bawa motornya biar cepet sampai rumah Kalau Maman belum pulang, nanti kamu boleh lihat punya tante sepuasmu,” ujarnya lagi sambil terus mengelus kontolku
Penawaran ibunya Maman adalah sesuatu yang paling kudambakan selama ini Maka langsung saja kupacu kencang laju sepeda motor seperti yang diperintahkannya Mudah-mudahan saja Maman belum pulang hingga tidak membatalkan niat Tante Wina untuk memberi hadiah istimewa seperti yang dijanjikannya Mudah-mudahan ia masih terus asyik menikmati kehangatan tubuh ibuku seperti yang pernah kulihat
Sampai di rumah, setelah tahu Maman belum pulang, aku diminta memasukkan sepeda motor dan menutup pintu “Setelah itu tante tunggu di kamar,” ujarnya
Namun setelah semua perintahnya kulaksanakan, aku ragu untuk masuk ke kamar Tante Wina seperti yang diperintahkannya Tidak seperti Maman yang telah berpengalaman dengan wanita setidaknya dengan pembantu di rumahnya dan dengan ibuku, aku belum pernah melakukannya meskipun sering beronani dan membayangkan menyetubuhi ibuku maupun ibunya Maman Hingga aku hanya duduk mencenung di ruang tamu menunggu panggilan Tante Wina
Sampai akhirnya, mungkin karena aku tak kunjung masuk ke kamarnya, Tante Wina sendiri yang keluar kamar menemuiku Hanya yang membuatku kaget, ia keluar kamar bertelanjang bulat tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya “Katanya suka melihat tante telanjang, kok nggak cepet masuk ke kamar tante?” katanya menghampiriku
Ia berdiri tepat di hadapan tempatku duduk seolah ingin mempertontonkan bagian paling pribadi miliknya agar terlihat jelas olehku Tak urung jantungku berdegup lebih kencang dan jakunku turun naik menelan ludah Betapa tidak, tubuh telanjang Tante Wina kini benar-benar terpampang di hadapanku
Diantara kedua pahanya yang membulat padat, di selangkangannya kulihat memeknya yang menggunduk Licin tanpa rambut karena habis dicukur Dan seperti memek ibuku, bibir luar kemaluannya yang berwarna coklat kehitaman tampak berkerut-kerut
Seperti kebanyakan wanita seusia dengannya, perut Tante Wina sedikit membuncit dan ada lipatan-lipatan di sana Namun buah dadanya yang menggantung dengan putingnya yang menonjol nampak lebih besar ketimbang milik ibuku Ibu temanku itu hanya tersenyum melihat ulahku yang seperti terpana menatapi bukit kemaluannya
Entah darimana datangnya keberanian itu, tiba-tiba tanganku terulur untuk meraba memek Tante Wina Hanya sebelum berhasil menyentuh, keraguan seperti menyergap hingga nyaris kuurungkan niatku “Ayo Bud pegang saja Kamu ingin merabanya kan? Sudah lama punya tante nggak ada yang menyentuh lho,” rayu Tante Wina melihat keraguanku
Hangat, itu yang pertama kali kurasakan saat telapak tanganku akhirnya mengusap memek wanita itu Permukaannya agak kasar, mungkin karena bulu-bulu rambutnya yang habis dicukur Sedangkan di bagian tengah, di bagian belahannya, daging kenyal yang berkerut-kerut itu terasa lebih hangat Aku mengelus dan mengusapnya perlahan Ah, tak kusangka akhirnya aku dapat menjamah kemaluan Tante Wina yang sudah lama kudambakan
Sambil tetap duduk, aku terus merabai memek ibu temanku itu Bahkan jariku mulai mencolek-colek celah diantara bibir vaginanya yang berkerut Lebih hangat dan terasa agak basah Sebenarnya aku ingin sekali melihat bentuk kelentitnya Namun karena Tante Wina berdiri dengan kaki agak merapat, jadi agak sulit untuk dapat melihat kelentitnya dengan leluasa Untungnya, Tante Wina langsung tanggap Tanpa kuminta, kaki kanannya diangkat dan ditempatkan di sandaran kursi tempat aku duduk
Dengan posisinya itu, memek ibunya Maman jadi lebih terpampang di hadapanku dalam jarak yang sangat dekat Kini bibir kemaluannya tampak terbuka lebar Di bagian dalam warnanya kemerah-merahan Dan kelentitnya yang ukurannya cukup besar juga terlihat mencuat “Pasti kamu ingin lihat itil tante kan? Ayo lihat sepuasmu Bud Atau jilati sekalian Tante ingin merasakan jilatan lidahmu,” ujar Tante Wina lagi
Ia mengatakan itu sambil memegang kepalaku dan menekannya agar mendekati ke selangkangannya Jadilah wajahku langsung menyentuh memeknya karena tarikan Tante Wina pada kepalaku memang cukup kuat Saat itulah, aroma yang sangat asing yang belum pernah kukenal sebelumnya membaui hidungku Bau yang timbul dari lubang memek ibunya Maman Bau yang aneh tapi membuatku makin terangsang
Aku jadi ingat segala yang dilakukan Maman pada memek ibuku Maka setelah menciumi dengan hidungku untuk menikmati baunya, bibir kemaluannya yang berkerut langsung kulahap dan kucerucupi Bahkan seperti menari, lidahku menjalari setiap inci lubang nikmat Tante Wina Sesekali lidahku menyodok masuk sedalam yang bisa dicapai dan di kesempatan yang lain, ujung lidahku menyapu itilnya Hasilnya, Tante Wina mulai merintih perlahan Tampaknya ia mulai merasakan kenikmatan dari tarian lidahku di lubang kemaluannya
“Ahhhh… sssshhhhh … aakkkhh enak banget Bud Terus sayang, aakkkhh ya ya enaaakhh sayang ahhhhh,” suara Tante Wina mulai merintih dan mendesis
Ia juga mulai merabai dan meremasi sendiri buah dadanya Aku jadi makin bersemangat karena yang kulakukan telah membuatnya terangsang Itil Tente Wina tidak hanya kujilat, tetapi kukecup dan kuhisap-hisap Sementara bongkahan pantat besarnya juga kuraih dan kuremasi dengan tanganku “Auuww … enak banget itil tante kamu hisap sayang! Aahh… sssshhhhh oookkkhhhh… enak banget Kamu pinter banget Bud,… aaakkkhhh … ssshh …aaarrrggghhh,” rintihanya makin menjadi
Cukup lama aku mengobok-obok memek Tante Wina dengan mulut dan lidahku Memeknya menjadi sangat basah karena dibalur ludahku bercampur dengan cairan vaginanya yang mulai keluar Akhirnya, mungkin karena kecapaian berdiri atau gairahnya semakin memuncak, ia memintaku untuk menghentikan jilatan dan kecupanku di liang sanggamanya “Kalau diterusin bisa bobol deh pertahanan tante,” ujarnya sambil memintaku untuk berganti posisi
Namun sebelumnya, ia memintaku untuk membuka semua yang masih kukenakan Bahkan seperti tak sabar, saat aku tengah melepas bajuku ia membantu melepas ikat pinggang dan memelorotkan celana jins yang kukenakan Termasuk celana dalamku juga dilolosinya ”Wow… kontol kamu gede banget Bud! Keras banget lagi,” seru Tante Wina saat melihat kontolku telah terbebas dari pembungkusnya
Diremas-remas dan dibelainya kontolku, membuatku tambah ngaceng saja dan saat lidahnya mau menyentuh kontolku aku minta Tante Wina mengenakan jilbabnya lagi, ku bilang rayuan yang sama punyanya Maman, “Tante keliatan cantik kalo masih pakai jilbab” rayuku,
sambil senyum-senyum geli ibu Maman memakai jilbabnya kembali dan saat Tante Wina sibuk memakai jilbabnya, aku gak sabar ngeliat tetek tante yang menganggur, seketika aku jilat-jilat sambil ku hisap pelan putting teteknya bergantian sehingga Tante Wina agak menggelinjang, “Oouukkhh…udah gak sabar ya, lidah kamu pinter juga… eemmmhhh……” desah Tante Wina
“Sekarang giliran lidah tante Bud” kata tante yang langsung jongkok dan mencaplok kepala kontolku dengan mulut dan lidahnya “Uuukkhhh…… aaaakhhhhh… ” desahku saat lidah basah tante menyentuh kontolku,hangat banget
Mulut tante keliatan kesulitan menggelomoh kontolku yang lumayan besar diameternya, tapi meliat mulut tante bekerja keras mengenyot kontolku apalagi dengan masih pakai jilbab membuat aku sangat terangsang karena baru kali ini akau merasakan lidah perempuan menari-nari di kontolku
“ Mulut tante gak muat sayang, panjang dan gedhe banget sih, emm emm… tapi tante suka banget…” Sambil menghisap, tante juga mengocok-ngocok kontolku hingga makin tambah panjang dan keras saja kontolku Dengan gemas, tante mengulum juga biji kontolku sambil tangannya tetap mengocok kontolku dengan kencang “Aaakkhhhh…… eennaakk…banget tante, mulut tante hhaaahh…ngaatthhh banget…oohh”
ceracauku merasakan kenyotan mulut Tante Wina yang luar biasa nikmat, kontolku seperti di sedut-sedut dan pintarnya mulut dan lidah Tante Wina hanya bermain di kepala kontolku yang notabene itu bagian paling peka di kontol laki-laki sambil tangannya mengocok, meremas dan memilin-milin batang kontolku dengan cepat dan teratur Aku makin gak tahan dengan perlakuan Tante Wina tersebut,
“Ennakkhh… sssaaayyyhhaaa… dah gak kuaaat…tttaaann…” teriakku sambil ku remas-remas kepala tante yang berjilbab “Eemmm… mmmm…… sssllluuurrrpp… slluurrppp… iiyyahh… keluarin di mulut tante aajahh Bud, tante pengen banget minumm ppeejuhh kkkaammuu… ” Jawab Tante Wina sambil makin kenceng ngocok dan ngenyotin kontol ku
Saat kurasakan kenikmatan sudah di ubun-ubun dan aku gak mampu nahan lagi, kutembakkan seluruh maniku ke dalam rongga mulutnya sampai ada 8 kali tembakan tapi yang pertama bercecer di wajah tante sampai jilbabnyapun kena tembakan maniku saking kencengnya, “Aaaaarrggghhhhhh……hhhhaaaaakkkhhhh……cccrrootttt…… issseepp… tttaanttheee… aakkkhhhhh… crrooott…crrottt…ccrroott……sserrrrr…… ookkhhhh… sssstttt…” teriakku sambil ngeremas jilbab tante dengan kuatnya
Dan Tante Wina mengulum kontolku dengan kuat saat kutembakkan maniku sambil meremas gemas kontolku, “eemmm… eemmmmmmhhh… sslluurrrppp… Enak banget pejuh kamu Bud… ahhhhhh” desah tante sambil menelan semua maniku, sempat kulihat maniku lumayan banyak di mulutnya
Sesaat aku merasa lemas banget, sambil mengatur nafas aku tiduran di kasur tante Ternyata memang luar biasa, bisa ngecrotin maniku di wajah perempuan berjilbab, sensasinya luar biasa “Kok belum turun-turun juga nih kontol?” kata tante melihat kontolku yang masih lumayan ngaceng walaupun udah ngecrot berulang-ulang
Dan memang kurasakan kontolku masih lumayan keras “Sekarang, tante pengen ngajak kamu ngerasain kemutan tante yang bawah, mau gak Bud” tanya tante manja, membuatku mulai bergairah dan gak sabar pengen bener-bener ngentotin Tante Wina
Dibelai dan di elus-elusnya kontolku sesaat Ia sepertinya mengagumi ukuran kontolku Lalu ia duduk di kursi tempat aku duduk sebelumnya dengan posisi mengangkang Kedua kakinya dibukanya lebar-lebar hingga memeknya yang membusung terpampang dengan belahan di bagian tengahnya membuka Kelentitnya yang mencuat nampak mengintip di sela-sela bibir luar kemaluannya yang berkerut-kerut
Tante Wina yang nampaknya jadi tak sabar langsung menarikku mendekat Dibimbing tangan wanita itu kontolku diarahkan ke lubang memeknya “Dorong dan masukkan Bud kontolmu Ih gemes deh, punya kamu besar banget,”
Tanpa menunggu perintahnya yang kedua kali, aku langsung menekan dan mendorong masuk kontolku ke lubang memeknya Tapi, “Aaauuww, jangan kencang-kencang Bud Bisa jebol nanti memek tante,” pekik Tante Wina
Aku jadi kaget dan berusaha menarik kembali kontolku namun dicegah olehnya “Jangan sayang, jangan ditarik Biarkan masuk tetapi pelan-pelan saja ya,” pintanya
Seperti yang dimintanya, batang kontolku yang baru masuk sepertiga bagian kembali kudorong masuk Namun dorongan yang kulakukan kali ini sangat perlahan Hasilnya, bukan cuma Tante Wina yang terlihat menikmati sodokan kontolku di memeknya Tetapi aku pun merasakan sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa Kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya Kenikmatan yang sulit kulukiskan
Terlebih ketika kontolku mulai kukeluarmasukkan ke dalam lubang nikmat itu Ah, luar biasa nikmat Jauh lebih enak menikmati kehangatan memek Tante Wina daripada mulut Tante tadi, kemutannya sangat terasa, peret banget Bagian dalam dinding memek Tante Wina seperti menjepit dan menghisap hingga menimbulkan kenikmatan tiada tara
“Ttteeerrrhhhussss…… Bud, uuukkhhhhh… uuuuukkkhhhh…… kontolmu enak banget Gede dan marem banget Aakkhhh iiii…yyyyhhhaaa Bud, terus sogok memek Tante ssshhayaaannggg Aaakkkhhhh, aaakkkhhhhhh… aaaakkkkhhhh… Ssshhhhhh……,” Tante Wina mengerang nikmat
Mendengar erangannya, aku jadi kian bersemangat mengentotinya Apalagi aku melakukannya sambil terus memandangi memeknya yang tengah diterobosi kontolku Ternyata, di bibir luar kemaluan Tante Wina ada sebentuk daging yang menggelambir
Saat batang penisku kudorong masuk, daging menggelambir itu ikut terdorong masuk Namun saat aku menariknya, bagian tersebut juga ikut keluar Melihat itu sodokan kontolku pada lubang nikmat wanita itu kian bersemangat
“Memek Tante nggak enak ya Bud? Kok dilihatin begitu?” Kata Tante Wina Rupanya ia memperhatikan ulahku
“Eee enak bangat Tante Sungguh Memek tante bisa meremas Saya sangat suka,” ujarku tanpa berterus terang perihal bagian daging yang menggelambir dan menarik perhatianku
“Bener Bud? Kalau kamu suka, kapanpun kamu boleh entotin terus tante Tante juga suka banget kontol kamu Aaaahhh… ssssskkkhhhhhh… aaaaakkkkhhhhhhh… eeennnaaaaakkkkkhhhhh bangat sayang Ooouuggghhhhhhh terus Bud, aaayyyooo sayang ssssshhhoooo…… gggghhhooookkkkhhh…… teruuuu ssshhhhh Aaaaakkkkhhhhhh… aaaahhhhhh …mmmmpphhhh……sssssshhhhhh… aaaakkkhhhhh,” erang nikmat Tante Wina sampai menggelinjang tak karuan
Sambil terus melakukan sodokan ke liang sanggamanya, perhatianku juga tertarik pada buah dada Tante Wina yang terlihat terguncang-guncang seiring dengan guncangan tubuhnya Maka langsung saja kuremas-remas teteknya yang berukuran besar dan kencang itu Sesekali kedua putingnya yang mencuat, berwarna coklat kehitaman kupilin-pilin dengan jari-jariku Alhasil Tante Wina kian kelojotan, desah nafasnya semakin berat dan erangannya semakin menjadi
Aku menjadi keteter ketika wanita itu mulai melancarkan serangan balik dan menunjukkan kelihaiannya sebagai wanita berusia matang Ia yang tadinya mengambil sikap pasif dan hanya menikmati setiap sogokan kontolku di memeknya, mulai menggoyangkan pinggulnya Goyangannya seakan mengikuti irama sodokan kontolku di memeknya
Maka yang kurasakan sungguh di luar perhitunganku Jepitan dinding vaginanya pada kemaluanku terasa semakin menghimpit dan putarannya membuat batang kontolku serasa digerus dan dihisap “Ooookkkhhhhh… ooohhhhhh… sshhh sshhh ahahh enak bangat tante Mmmhheee… memek tante enak banget Sssshh… sssaaa saya ngggaaakkhh tahan tante Ooohhhhh… ooouuukkhhhhhhh,” ucapku menahan kemutan memek tante yang sangat nikmat
“Ttthhhaaaaa……hhhhaaaannnn Bud, tante jjjuuugggaaahh… hampir sampai Aakkkkhhhhh……nnniiiikkkkhhh… mmaaatt banget… kkkhhhooo…nnntthhooollll… kamu eeeennnaaakkkhhh banget Bud Aaaarrrgggggghhhhh sshhhhhh… aaahhhhh sssssshh… Mmmmppphhhhh…… ookkhhh……akkhh aakhhh…aakkhhh… ,” Erang Tante Wina sambil tangannya meremas kuat pinggulku
Seperti yang diinginkannya, aku berusaha keras menahan jebolnya pertahananku Namun saat goyangan pantat Tante Wina kian menjadi, berputar dan meliuk-liuk lalu disusul dengan melingkarnya kedua kaki wanita itu ke pinggangku dan menariknya, akhirnya ambrol juga semua yang kutahan Seperti air bah, air maniku kini memancar lebih deras dan lebih banyak dari ujung kontolku mengguyur bagian dalam memek ibu temanku itu diantara rasa nikmat yang sulit kulukiskan
“Ssssaaa… yyyyhhaaaa nggaaaakkhhh… tahan tanteeee, aaakkkkkhhhhhh… ooookkhhhh……… sssshhhhhh aaakkkhhh… aaaaakkkkhhhhhh aakkhhhhhhh……cccrrootttttt… crroott…cccrroottt… ccccrrootttt… sseerrrrr……hhhoooookkhhh……… ,” lolongku panjang sambil meremas kuat-kuat tetek Tante Wina
Kenikmatan yang kudapat semakin berlipat ketika beberapa detik berselang, memek Tante Wina berkedut-kedut menjepit, meremas dan seperti menghisap dengan keras kontolku Rupanya, ia juga telah sampai pada puncak gairahnya
“Ttttaaaannn… tttteeeee… jjjjuuu…gggaaa nyampaaaaiiii…… Bud Aaaaaaarrrrggghhhhhhh aaakkhhhh……ssshhhh… ohhh …oookkhhhhhh … aaaakkkhhhhh……, Enak… eenaakkkhhh… bangat Bud,… hhhaaahhh… Hhhaaaakkhhhh aaaakkhhhh… … aaaakkkkhhhhhhhh,” ia merintih keras dan diakhiri dengan erangan panjang sambil jilbab yang sudah awut-awutan di kapalanya dia remas kuat-kuat
Tante Wina menciumiku dan memeluk erat tubuhku dalam dekapan hangat tubuhnya yang bermandi keringat setelah puncak kenikmatan yang kami rasakan “Tante sangat puas BudSudah lama tante tidak merasakan yang seperti ini Kalau kamu suka, pintu rumah tante selalu terbuka kapan saja,” katanya sambil terus memeluk dan menciumiku sampai akhirnya ia mengajakku mandi bersama
Di kamar mandipun, aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan, melihat tubuh ibu temanku basah membuatku sangat bergairah Aku hajar Tante Wina dari belakang dengan tiba-tiba dan cepat, kontolku masuk lebih dalam, ku genjot ibu temanku ini dengan lebih ganas dan kuat sambil teteknya yang menggantung indah aku remas-remas dari belakang
Kebetulan di kamar mandi ada cermin di dinding untuk berhias jadi aku bisa melihat wajah ibu temanku ini megap-megap, kelojotan menerima sogokan kontolku yang besar “Aaaaauuwwwww…… Aaaaaarrggghhhh…
aaakkkhhh…aakkhh aakkhh…aakkhhh… Aarrrggghhhh… pppee… Llhannn Dddiiiddd… ” Jeritnya, tapi aku tetap saja menyogoknya dengan buas bahkan dengan ritme yang lebih cepat Dan Tante Wina hanya bisa menggelinjang-gelinjang dan tubuh ibu temanku ini berguncang-guncang dengan hebatnya
“Hhaahh…kenapa tante? Sakit tante?” godaku sambil tetap menyogokkan kontolku ke memeknya “Nnggghh…ggggaaakkkhhh… Hhhooookkhhhh… nikmat bangat Bud… kontolmu… manteb bangat… Aakhh…aakkhh…aakkhh…akkhhh… Mmmmpphh… sssshhhhhh…”
“Sssooo…dddooookkhhhh… ttteruuss… buddddd… ooouugghhhh… ”
“Tantteee… Ddaaahhh…nnngggaaaakkhhhhh… Tttaaahhhannn… Aaaaakkkhhhhhhh…… oooouugghhhh…… ssshhhhhh… ”
Jerit orgasme ibu temanku ini sambil meremas-remas teteknya, badanya bergetar hebat, melenguh dan menjepit kontolku dengan sangat kuat serta menyedut-nyedutnya membuat aku juga nggak kuat, akhirnya kutembakkan maniku ke liang memeknya dengan masih aku sogok-sogokkan kontolku dan saat tembakan terakhir-akhir aku masukkan semua kontolku ke dalam memeknya,
“Aaaaakkhhhhh…nnniikkkkhhh…mmmaattthhh… bbaannggaattt… ttaaantteee… Ookkkhhhh…… ccrrooott… crrott…ccrrottt…aaaahhhhhhhh………”
Tubuh kita sama-sama ambruk di lantai kamar mandi dan kontolku masih tetap kubenamkan di liang memek ibu temanku ini sambil terengah-engah merasakan guyuran air shower kamar mandi Luar biasa nikmatnya
Malam itu setelah makan bersama, aku dan Tante Wina mengulang beberapa kali permainan panas yang tidak sepantasnya dilakukan Berkali-kali air maniku muncrat membasahi lubang memeknya dan membuat lemas sendi-sendiku
Namun, berkali-kali pula Tante Wina mengerang dan merintih oleh sogokan kontol besarku. Baru saat menjelang pagi kami sama-sama terkapar kelelahan.
Awal nya Untuk bertanya langsung padanya aku tidak berani Takut dia jadi tahu bahwa sebenarnya perbuatannya dengan ibuku telah diketahui olehku dan pertemananku dengannya jadi renggang Lagian terus terang, kalau diberi kesempatan, aku juga ingin banget bisa bisa menikmati memek ibu
Juga ngentot dengan ibunya Maman yang bodi dan keseksiannya nyaris sama dengan ibuku jadi aku harus membina keakraban dengan Maman Hanya untuk melangkah ke arah itu aku belum berani dan tidak punya pengalaman seperti Maman
Belakangan, sejak mengetahui antara ibu dan Maman ada hubungan khusus, aku sering memberi kesempatan agar mereka bisa menyalurkan hasratnya secara lebih leluasa Saat Maman main ke rumah, aku pura-pura punya acara dengan teman lain dan meninggalkan mereka
Padahal, aku malah ke rumah Maman dengan berpura-pura pada ibunya hendak menemui dia Hingga belakangan hubunganku dengan ibunya Maman makin akrab dan aku bebas melakukan apa saja di rumahnya seperti halnya Maman di rumahku
Seperti sore itu, di saat Maman main ke rumah, aku berpura-pura udah janjian dengan teman kampungku untuk menghadiri acara ulang tahun Padahal aku langsung ke rumah Maman “Tadi katanya ke rumah kamu Bud? Padahal udah dari tadi lho,” kata ibunya Maman saat aku masuk
Saat membukakan pintu, ibunya Maman rupanya habis mandi Tubuhnya kelihatan masih basah, terlihat dari baju kurung terusan yang dipakenya, tercetak teteknya yang menggunung Tetek ibu Maman lebih manteb dari punya ibu, karena keliatan lebih runcing Tapi jilbab yang dipakenya sudah tampak rapi, keliatan mau pergi “Hemm…” dengusku agak kesal juga
Seperti halnya ibuku, ibunya Maman juga berbodi tinggi besar Pantatnya besar membusung dengan pinggul yang mengundang Hanya, kulit Tante Wina (nama ibunya Maman) agak sedikit gelap Tetapi kesemua bagian tubuhnya benar-benar merangsang hingga membuatku terpana menatapinya Namun anehnya, kendati tatapanku terang-terangan tertuju pada dadanya yang agak tercetak dan bagian lain tubuhnya yang mengundang selera, ia seperti tak menghiraukannya
Setelah mempersilahkanku masuk dan menutup pintu, dengan santai ia membereskan koran dan majalah yang terserak di ruang tamu Posisinya yang agak membungkuk saat melakukan aktivitasnya itu menjadikan gairahku terpacu lebih kencang Betapa tidak, karena baju kurungnya yang lebih mirip kayak daster Cuma ga tipis-tipis banget membuat bongkahan pantat besarnya kini ikut-ikutan tercetak di bajunya dan keliatan ibu Maman belum sempat memakai CD “Fiuh… sayang mo pergi , sial” umpatku dalam hati
Kuyakin itu disengaja Karena ia seperti berlama-lama dalam posisi itu kendati koran dan majalah yang dibereskan hanya sedikit Ah ingin rasanya meremas pantat besar yang menggunung itu Kalau Maman, mungkin ia sudah nekad melakukan apa yang diinginkan Tetapi aku tidak memiliki keberanian hingga hanya jakunku yang turun naik menelan ludah
“Eh Bud, kamu ada acara nggak? Kalau nggak ada acara, tolong antar tante ya Tante harus menagih ke orang tapi tempatnya jauh dan sulit kendaraan,” ujarnya setelah semua koran dan majalah tertata rapi di tempatnya
“Eee ee bi bisa tante Nggak ada acara kok,” kataku agak tergagap
“Kalau begitu tante ganti baju dulu Oh ya kalau kamu haus ambil sendiri di kulkas, mungkin masih ada yang bisa diminum,” ujarnya sambil tersenyum Senyum yang sangat manis namun sangat sulit kuartikan
Satu buah teh botol dingin yang kuambil dari kulkas langsung kutenggak dari botolnya Rupanya, tontonan gratis yang sangat menggairahkanku tadi membuat tenggorokanku jadi kering hingga teh botol dingin itu langsung tandas
Belakangan baru kusadari, ternyata Tante Wina tidak menutup kembali pintu kamarnya Dengan bertelanjang bulat, karena baju kurungnya tadi telah dilepas, dengan santai ia memilih-milih baju yang hendak dikenakan Maka kembali suguhan mengundang itu tersaji di hadapanku
Bukan hanya pantatnya yang besar membusung Buah dada Tante Wina juga besar tapi keliatan kencang dan meruncing, mungkin 36C lah Putingnya yang berwarna coklat kehitaman, terlihat mencuat Ah ingin banget bisa membelai dan meremasnya atau menghisapnya seperti yang dilakukan Maman pada tetek ibuku
Sebenarnya aku ingin banget melihat bentuk memek Tante Wina secara jelas Namun karena posisinya membelakangiku, aku tak dapat melihatnya Tetapi benar seperti kata Maman, tubuh ibunya yang berambut sebahu itu masih belum kehilangan pesonanya sebagai wanita
Setelah menemukan baju yang dicari dan berniat dipakainya, Tante Wina berbalik dan memergokiku tengah menatapi tubuh telanjangnya Tetapi sepertinya ia tidak marah Bahkan dengan santai, ia kenakan celana dalam di hadapanku Hanya karena merasa tidak enak dan takut dianggap terlalu kurang ajar, aku segera meninggalkannya menuju ke ruang tamu untuk menunggunya
Ibunya Maman meski telah bergelar hajah dan setiap keluar rumah selalu membungkus rapat tubuhnya dengan busana muslimah, namun masih menjalankan usaha yang tercela Di samping bisnisnya sebagai pedagang perhiasan berlian, ia juga meminjamkan uang dengan bunga tinggi atau rentenir, bahkan temenku Maman sempat beberapa kali memergoki ibunya jalan bareng sama laki-laki di luar
Hanya kalau di rumah, pakaian yang dipakainya agak lebih santai dan lebih tipis, menurutku lebih seperti daster ibu-ibu tetangga cuman lebih panjang dan berlengan dan tidak sungkan-sungkan memamerkan tubuh indahnya seperti yang barusan dilakukan di hadapanku
Rumah orang yang ditagih Tante Wina ternyata memang cukup jauh dan kondisi jalannya juga jelek Untung orangnya ada dan memenuhi janjinya membayar hutang hingga Tante Wina terlihat sangat senang Saat pulang, karena sudah malam dan kondisi jalan sangat jelek, beberapa kali motorku nyaris terguling Karena takut terjatuh, Tante Wina membonceng dengan memeluk erat tubuhku
Dengan posisi membonceng yang terlalu mepet, sepasang gunung kembar Tante Wina terasa menekan punggungku Aku jadi membayangkan bentuknya yang kulihat saat ia telanjang di rumahnya Hal itu membuatku terangsang dan menjadikan konsentrasiku mengendarai sepeda motor agak terganggu Bahkan nyaris menabrak pengendara sepeda yang ada di hadapanku Untung Tante Wina segera mengingatkannya
“Bud karena kamu sudah mengantar tante, tante akan memberi hadiah istimewa Tapi kamu harus menjawab dulu pertanyaan tante dengan jujur,” kata Tante Wina saat perjalanan hampir sampai rumah
“Pertanyaan apa Tan?”
“Tadi waktu lihat tante telanjang di kamar, kamu terangsang kan?” katanya berbisik di telingaku sambil kian merapatkan tubuhnya
Aku tak menyangka ia akan bertanya seperti itu Aku jadi bingung buat menajawabnya Harusnya kujawab jujur bahwa aku sudah sangat terangsang Tetapi aku nggak berani takut salah Sampai akhirnya, kurasakan tangan Tente Wina meraba bagian depan celana dan meraba kontolku yang telah tegang mengacung “Ini buktinya punyamu tegang dan mengeras Pasti karena terangsang membayangkan tetek tante yang menempel di punggungmu kan?”
“I i iya tan,” kataku akhirnya menyerah
“Nah gitu dong ngaku Makanya cepet deh bawa motornya biar cepet sampai rumah Kalau Maman belum pulang, nanti kamu boleh lihat punya tante sepuasmu,” ujarnya lagi sambil terus mengelus kontolku
Penawaran ibunya Maman adalah sesuatu yang paling kudambakan selama ini Maka langsung saja kupacu kencang laju sepeda motor seperti yang diperintahkannya Mudah-mudahan saja Maman belum pulang hingga tidak membatalkan niat Tante Wina untuk memberi hadiah istimewa seperti yang dijanjikannya Mudah-mudahan ia masih terus asyik menikmati kehangatan tubuh ibuku seperti yang pernah kulihat
Sampai di rumah, setelah tahu Maman belum pulang, aku diminta memasukkan sepeda motor dan menutup pintu “Setelah itu tante tunggu di kamar,” ujarnya
Namun setelah semua perintahnya kulaksanakan, aku ragu untuk masuk ke kamar Tante Wina seperti yang diperintahkannya Tidak seperti Maman yang telah berpengalaman dengan wanita setidaknya dengan pembantu di rumahnya dan dengan ibuku, aku belum pernah melakukannya meskipun sering beronani dan membayangkan menyetubuhi ibuku maupun ibunya Maman Hingga aku hanya duduk mencenung di ruang tamu menunggu panggilan Tante Wina
Sampai akhirnya, mungkin karena aku tak kunjung masuk ke kamarnya, Tante Wina sendiri yang keluar kamar menemuiku Hanya yang membuatku kaget, ia keluar kamar bertelanjang bulat tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya “Katanya suka melihat tante telanjang, kok nggak cepet masuk ke kamar tante?” katanya menghampiriku
Ia berdiri tepat di hadapan tempatku duduk seolah ingin mempertontonkan bagian paling pribadi miliknya agar terlihat jelas olehku Tak urung jantungku berdegup lebih kencang dan jakunku turun naik menelan ludah Betapa tidak, tubuh telanjang Tante Wina kini benar-benar terpampang di hadapanku
Diantara kedua pahanya yang membulat padat, di selangkangannya kulihat memeknya yang menggunduk Licin tanpa rambut karena habis dicukur Dan seperti memek ibuku, bibir luar kemaluannya yang berwarna coklat kehitaman tampak berkerut-kerut
Seperti kebanyakan wanita seusia dengannya, perut Tante Wina sedikit membuncit dan ada lipatan-lipatan di sana Namun buah dadanya yang menggantung dengan putingnya yang menonjol nampak lebih besar ketimbang milik ibuku Ibu temanku itu hanya tersenyum melihat ulahku yang seperti terpana menatapi bukit kemaluannya
Entah darimana datangnya keberanian itu, tiba-tiba tanganku terulur untuk meraba memek Tante Wina Hanya sebelum berhasil menyentuh, keraguan seperti menyergap hingga nyaris kuurungkan niatku “Ayo Bud pegang saja Kamu ingin merabanya kan? Sudah lama punya tante nggak ada yang menyentuh lho,” rayu Tante Wina melihat keraguanku
Hangat, itu yang pertama kali kurasakan saat telapak tanganku akhirnya mengusap memek wanita itu Permukaannya agak kasar, mungkin karena bulu-bulu rambutnya yang habis dicukur Sedangkan di bagian tengah, di bagian belahannya, daging kenyal yang berkerut-kerut itu terasa lebih hangat Aku mengelus dan mengusapnya perlahan Ah, tak kusangka akhirnya aku dapat menjamah kemaluan Tante Wina yang sudah lama kudambakan
Sambil tetap duduk, aku terus merabai memek ibu temanku itu Bahkan jariku mulai mencolek-colek celah diantara bibir vaginanya yang berkerut Lebih hangat dan terasa agak basah Sebenarnya aku ingin sekali melihat bentuk kelentitnya Namun karena Tante Wina berdiri dengan kaki agak merapat, jadi agak sulit untuk dapat melihat kelentitnya dengan leluasa Untungnya, Tante Wina langsung tanggap Tanpa kuminta, kaki kanannya diangkat dan ditempatkan di sandaran kursi tempat aku duduk
Dengan posisinya itu, memek ibunya Maman jadi lebih terpampang di hadapanku dalam jarak yang sangat dekat Kini bibir kemaluannya tampak terbuka lebar Di bagian dalam warnanya kemerah-merahan Dan kelentitnya yang ukurannya cukup besar juga terlihat mencuat “Pasti kamu ingin lihat itil tante kan? Ayo lihat sepuasmu Bud Atau jilati sekalian Tante ingin merasakan jilatan lidahmu,” ujar Tante Wina lagi
Ia mengatakan itu sambil memegang kepalaku dan menekannya agar mendekati ke selangkangannya Jadilah wajahku langsung menyentuh memeknya karena tarikan Tante Wina pada kepalaku memang cukup kuat Saat itulah, aroma yang sangat asing yang belum pernah kukenal sebelumnya membaui hidungku Bau yang timbul dari lubang memek ibunya Maman Bau yang aneh tapi membuatku makin terangsang
Aku jadi ingat segala yang dilakukan Maman pada memek ibuku Maka setelah menciumi dengan hidungku untuk menikmati baunya, bibir kemaluannya yang berkerut langsung kulahap dan kucerucupi Bahkan seperti menari, lidahku menjalari setiap inci lubang nikmat Tante Wina Sesekali lidahku menyodok masuk sedalam yang bisa dicapai dan di kesempatan yang lain, ujung lidahku menyapu itilnya Hasilnya, Tante Wina mulai merintih perlahan Tampaknya ia mulai merasakan kenikmatan dari tarian lidahku di lubang kemaluannya
“Ahhhh… sssshhhhh … aakkkhh enak banget Bud Terus sayang, aakkkhh ya ya enaaakhh sayang ahhhhh,” suara Tante Wina mulai merintih dan mendesis
Ia juga mulai merabai dan meremasi sendiri buah dadanya Aku jadi makin bersemangat karena yang kulakukan telah membuatnya terangsang Itil Tente Wina tidak hanya kujilat, tetapi kukecup dan kuhisap-hisap Sementara bongkahan pantat besarnya juga kuraih dan kuremasi dengan tanganku “Auuww … enak banget itil tante kamu hisap sayang! Aahh… sssshhhhh oookkkhhhh… enak banget Kamu pinter banget Bud,… aaakkkhhh … ssshh …aaarrrggghhh,” rintihanya makin menjadi
Cukup lama aku mengobok-obok memek Tante Wina dengan mulut dan lidahku Memeknya menjadi sangat basah karena dibalur ludahku bercampur dengan cairan vaginanya yang mulai keluar Akhirnya, mungkin karena kecapaian berdiri atau gairahnya semakin memuncak, ia memintaku untuk menghentikan jilatan dan kecupanku di liang sanggamanya “Kalau diterusin bisa bobol deh pertahanan tante,” ujarnya sambil memintaku untuk berganti posisi
Namun sebelumnya, ia memintaku untuk membuka semua yang masih kukenakan Bahkan seperti tak sabar, saat aku tengah melepas bajuku ia membantu melepas ikat pinggang dan memelorotkan celana jins yang kukenakan Termasuk celana dalamku juga dilolosinya ”Wow… kontol kamu gede banget Bud! Keras banget lagi,” seru Tante Wina saat melihat kontolku telah terbebas dari pembungkusnya
Diremas-remas dan dibelainya kontolku, membuatku tambah ngaceng saja dan saat lidahnya mau menyentuh kontolku aku minta Tante Wina mengenakan jilbabnya lagi, ku bilang rayuan yang sama punyanya Maman, “Tante keliatan cantik kalo masih pakai jilbab” rayuku,
sambil senyum-senyum geli ibu Maman memakai jilbabnya kembali dan saat Tante Wina sibuk memakai jilbabnya, aku gak sabar ngeliat tetek tante yang menganggur, seketika aku jilat-jilat sambil ku hisap pelan putting teteknya bergantian sehingga Tante Wina agak menggelinjang, “Oouukkhh…udah gak sabar ya, lidah kamu pinter juga… eemmmhhh……” desah Tante Wina
“Sekarang giliran lidah tante Bud” kata tante yang langsung jongkok dan mencaplok kepala kontolku dengan mulut dan lidahnya “Uuukkhhh…… aaaakhhhhh… ” desahku saat lidah basah tante menyentuh kontolku,hangat banget
Mulut tante keliatan kesulitan menggelomoh kontolku yang lumayan besar diameternya, tapi meliat mulut tante bekerja keras mengenyot kontolku apalagi dengan masih pakai jilbab membuat aku sangat terangsang karena baru kali ini akau merasakan lidah perempuan menari-nari di kontolku
“ Mulut tante gak muat sayang, panjang dan gedhe banget sih, emm emm… tapi tante suka banget…” Sambil menghisap, tante juga mengocok-ngocok kontolku hingga makin tambah panjang dan keras saja kontolku Dengan gemas, tante mengulum juga biji kontolku sambil tangannya tetap mengocok kontolku dengan kencang “Aaakkhhhh…… eennaakk…banget tante, mulut tante hhaaahh…ngaatthhh banget…oohh”
ceracauku merasakan kenyotan mulut Tante Wina yang luar biasa nikmat, kontolku seperti di sedut-sedut dan pintarnya mulut dan lidah Tante Wina hanya bermain di kepala kontolku yang notabene itu bagian paling peka di kontol laki-laki sambil tangannya mengocok, meremas dan memilin-milin batang kontolku dengan cepat dan teratur Aku makin gak tahan dengan perlakuan Tante Wina tersebut,
“Ennakkhh… sssaaayyyhhaaa… dah gak kuaaat…tttaaann…” teriakku sambil ku remas-remas kepala tante yang berjilbab “Eemmm… mmmm…… sssllluuurrrpp… slluurrppp… iiyyahh… keluarin di mulut tante aajahh Bud, tante pengen banget minumm ppeejuhh kkkaammuu… ” Jawab Tante Wina sambil makin kenceng ngocok dan ngenyotin kontol ku
Saat kurasakan kenikmatan sudah di ubun-ubun dan aku gak mampu nahan lagi, kutembakkan seluruh maniku ke dalam rongga mulutnya sampai ada 8 kali tembakan tapi yang pertama bercecer di wajah tante sampai jilbabnyapun kena tembakan maniku saking kencengnya, “Aaaaarrggghhhhhh……hhhhaaaaakkkhhhh……cccrrootttt…… issseepp… tttaanttheee… aakkkhhhhh… crrooott…crrottt…ccrroott……sserrrrr…… ookkhhhh… sssstttt…” teriakku sambil ngeremas jilbab tante dengan kuatnya
Dan Tante Wina mengulum kontolku dengan kuat saat kutembakkan maniku sambil meremas gemas kontolku, “eemmm… eemmmmmmhhh… sslluurrrppp… Enak banget pejuh kamu Bud… ahhhhhh” desah tante sambil menelan semua maniku, sempat kulihat maniku lumayan banyak di mulutnya
Sesaat aku merasa lemas banget, sambil mengatur nafas aku tiduran di kasur tante Ternyata memang luar biasa, bisa ngecrotin maniku di wajah perempuan berjilbab, sensasinya luar biasa “Kok belum turun-turun juga nih kontol?” kata tante melihat kontolku yang masih lumayan ngaceng walaupun udah ngecrot berulang-ulang
Dan memang kurasakan kontolku masih lumayan keras “Sekarang, tante pengen ngajak kamu ngerasain kemutan tante yang bawah, mau gak Bud” tanya tante manja, membuatku mulai bergairah dan gak sabar pengen bener-bener ngentotin Tante Wina
Dibelai dan di elus-elusnya kontolku sesaat Ia sepertinya mengagumi ukuran kontolku Lalu ia duduk di kursi tempat aku duduk sebelumnya dengan posisi mengangkang Kedua kakinya dibukanya lebar-lebar hingga memeknya yang membusung terpampang dengan belahan di bagian tengahnya membuka Kelentitnya yang mencuat nampak mengintip di sela-sela bibir luar kemaluannya yang berkerut-kerut
Tante Wina yang nampaknya jadi tak sabar langsung menarikku mendekat Dibimbing tangan wanita itu kontolku diarahkan ke lubang memeknya “Dorong dan masukkan Bud kontolmu Ih gemes deh, punya kamu besar banget,”
Tanpa menunggu perintahnya yang kedua kali, aku langsung menekan dan mendorong masuk kontolku ke lubang memeknya Tapi, “Aaauuww, jangan kencang-kencang Bud Bisa jebol nanti memek tante,” pekik Tante Wina
Aku jadi kaget dan berusaha menarik kembali kontolku namun dicegah olehnya “Jangan sayang, jangan ditarik Biarkan masuk tetapi pelan-pelan saja ya,” pintanya
Seperti yang dimintanya, batang kontolku yang baru masuk sepertiga bagian kembali kudorong masuk Namun dorongan yang kulakukan kali ini sangat perlahan Hasilnya, bukan cuma Tante Wina yang terlihat menikmati sodokan kontolku di memeknya Tetapi aku pun merasakan sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa Kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya Kenikmatan yang sulit kulukiskan
Terlebih ketika kontolku mulai kukeluarmasukkan ke dalam lubang nikmat itu Ah, luar biasa nikmat Jauh lebih enak menikmati kehangatan memek Tante Wina daripada mulut Tante tadi, kemutannya sangat terasa, peret banget Bagian dalam dinding memek Tante Wina seperti menjepit dan menghisap hingga menimbulkan kenikmatan tiada tara
“Ttteeerrrhhhussss…… Bud, uuukkhhhhh… uuuuukkkhhhh…… kontolmu enak banget Gede dan marem banget Aakkhhh iiii…yyyyhhhaaa Bud, terus sogok memek Tante ssshhayaaannggg Aaakkkhhhh, aaakkkhhhhhh… aaaakkkkhhhh… Ssshhhhhh……,” Tante Wina mengerang nikmat
Mendengar erangannya, aku jadi kian bersemangat mengentotinya Apalagi aku melakukannya sambil terus memandangi memeknya yang tengah diterobosi kontolku Ternyata, di bibir luar kemaluan Tante Wina ada sebentuk daging yang menggelambir
Saat batang penisku kudorong masuk, daging menggelambir itu ikut terdorong masuk Namun saat aku menariknya, bagian tersebut juga ikut keluar Melihat itu sodokan kontolku pada lubang nikmat wanita itu kian bersemangat
“Memek Tante nggak enak ya Bud? Kok dilihatin begitu?” Kata Tante Wina Rupanya ia memperhatikan ulahku
“Eee enak bangat Tante Sungguh Memek tante bisa meremas Saya sangat suka,” ujarku tanpa berterus terang perihal bagian daging yang menggelambir dan menarik perhatianku
“Bener Bud? Kalau kamu suka, kapanpun kamu boleh entotin terus tante Tante juga suka banget kontol kamu Aaaahhh… ssssskkkhhhhhh… aaaaakkkkhhhhhhh… eeennnaaaaakkkkkhhhhh bangat sayang Ooouuggghhhhhhh terus Bud, aaayyyooo sayang ssssshhhoooo…… gggghhhooookkkkhhh…… teruuuu ssshhhhh Aaaaakkkkhhhhhh… aaaahhhhhh …mmmmpphhhh……sssssshhhhhh… aaaakkkhhhhh,” erang nikmat Tante Wina sampai menggelinjang tak karuan
Sambil terus melakukan sodokan ke liang sanggamanya, perhatianku juga tertarik pada buah dada Tante Wina yang terlihat terguncang-guncang seiring dengan guncangan tubuhnya Maka langsung saja kuremas-remas teteknya yang berukuran besar dan kencang itu Sesekali kedua putingnya yang mencuat, berwarna coklat kehitaman kupilin-pilin dengan jari-jariku Alhasil Tante Wina kian kelojotan, desah nafasnya semakin berat dan erangannya semakin menjadi
Aku menjadi keteter ketika wanita itu mulai melancarkan serangan balik dan menunjukkan kelihaiannya sebagai wanita berusia matang Ia yang tadinya mengambil sikap pasif dan hanya menikmati setiap sogokan kontolku di memeknya, mulai menggoyangkan pinggulnya Goyangannya seakan mengikuti irama sodokan kontolku di memeknya
Maka yang kurasakan sungguh di luar perhitunganku Jepitan dinding vaginanya pada kemaluanku terasa semakin menghimpit dan putarannya membuat batang kontolku serasa digerus dan dihisap “Ooookkkhhhhh… ooohhhhhh… sshhh sshhh ahahh enak bangat tante Mmmhheee… memek tante enak banget Sssshh… sssaaa saya ngggaaakkhh tahan tante Ooohhhhh… ooouuukkhhhhhhh,” ucapku menahan kemutan memek tante yang sangat nikmat
“Ttthhhaaaaa……hhhhaaaannnn Bud, tante jjjuuugggaaahh… hampir sampai Aakkkkhhhhh……nnniiiikkkkhhh… mmaaatt banget… kkkhhhooo…nnntthhooollll… kamu eeeennnaaakkkhhh banget Bud Aaaarrrgggggghhhhh sshhhhhh… aaahhhhh sssssshh… Mmmmppphhhhh…… ookkhhh……akkhh aakhhh…aakkhhh… ,” Erang Tante Wina sambil tangannya meremas kuat pinggulku
Seperti yang diinginkannya, aku berusaha keras menahan jebolnya pertahananku Namun saat goyangan pantat Tante Wina kian menjadi, berputar dan meliuk-liuk lalu disusul dengan melingkarnya kedua kaki wanita itu ke pinggangku dan menariknya, akhirnya ambrol juga semua yang kutahan Seperti air bah, air maniku kini memancar lebih deras dan lebih banyak dari ujung kontolku mengguyur bagian dalam memek ibu temanku itu diantara rasa nikmat yang sulit kulukiskan
“Ssssaaa… yyyyhhaaaa nggaaaakkhhh… tahan tanteeee, aaakkkkkhhhhhh… ooookkhhhh……… sssshhhhhh aaakkkhhh… aaaaakkkkhhhhhh aakkhhhhhhh……cccrrootttttt… crroott…cccrroottt… ccccrrootttt… sseerrrrr……hhhoooookkhhh……… ,” lolongku panjang sambil meremas kuat-kuat tetek Tante Wina
Kenikmatan yang kudapat semakin berlipat ketika beberapa detik berselang, memek Tante Wina berkedut-kedut menjepit, meremas dan seperti menghisap dengan keras kontolku Rupanya, ia juga telah sampai pada puncak gairahnya
“Ttttaaaannn… tttteeeee… jjjjuuu…gggaaa nyampaaaaiiii…… Bud Aaaaaaarrrrggghhhhhhh aaakkhhhh……ssshhhh… ohhh …oookkhhhhhh … aaaakkkhhhhh……, Enak… eenaakkkhhh… bangat Bud,… hhhaaahhh… Hhhaaaakkhhhh aaaakkhhhh… … aaaakkkkhhhhhhhh,” ia merintih keras dan diakhiri dengan erangan panjang sambil jilbab yang sudah awut-awutan di kapalanya dia remas kuat-kuat
Tante Wina menciumiku dan memeluk erat tubuhku dalam dekapan hangat tubuhnya yang bermandi keringat setelah puncak kenikmatan yang kami rasakan “Tante sangat puas BudSudah lama tante tidak merasakan yang seperti ini Kalau kamu suka, pintu rumah tante selalu terbuka kapan saja,” katanya sambil terus memeluk dan menciumiku sampai akhirnya ia mengajakku mandi bersama
Di kamar mandipun, aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan, melihat tubuh ibu temanku basah membuatku sangat bergairah Aku hajar Tante Wina dari belakang dengan tiba-tiba dan cepat, kontolku masuk lebih dalam, ku genjot ibu temanku ini dengan lebih ganas dan kuat sambil teteknya yang menggantung indah aku remas-remas dari belakang
Kebetulan di kamar mandi ada cermin di dinding untuk berhias jadi aku bisa melihat wajah ibu temanku ini megap-megap, kelojotan menerima sogokan kontolku yang besar “Aaaaauuwwwww…… Aaaaaarrggghhhh…
aaakkkhhh…aakkhh aakkhh…aakkhhh… Aarrrggghhhh… pppee… Llhannn Dddiiiddd… ” Jeritnya, tapi aku tetap saja menyogoknya dengan buas bahkan dengan ritme yang lebih cepat Dan Tante Wina hanya bisa menggelinjang-gelinjang dan tubuh ibu temanku ini berguncang-guncang dengan hebatnya
“Hhaahh…kenapa tante? Sakit tante?” godaku sambil tetap menyogokkan kontolku ke memeknya “Nnggghh…ggggaaakkkhhh… Hhhooookkhhhh… nikmat bangat Bud… kontolmu… manteb bangat… Aakhh…aakkhh…aakkhh…akkhhh… Mmmmpphh… sssshhhhhh…”
“Sssooo…dddooookkhhhh… ttteruuss… buddddd… ooouugghhhh… ”
“Tantteee… Ddaaahhh…nnngggaaaakkhhhhh… Tttaaahhhannn… Aaaaakkkhhhhhhh…… oooouugghhhh…… ssshhhhhh… ”
Jerit orgasme ibu temanku ini sambil meremas-remas teteknya, badanya bergetar hebat, melenguh dan menjepit kontolku dengan sangat kuat serta menyedut-nyedutnya membuat aku juga nggak kuat, akhirnya kutembakkan maniku ke liang memeknya dengan masih aku sogok-sogokkan kontolku dan saat tembakan terakhir-akhir aku masukkan semua kontolku ke dalam memeknya,
“Aaaaakkhhhhh…nnniikkkkhhh…mmmaattthhh… bbaannggaattt… ttaaantteee… Ookkkhhhh…… ccrrooott… crrott…ccrrottt…aaaahhhhhhhh………”
Tubuh kita sama-sama ambruk di lantai kamar mandi dan kontolku masih tetap kubenamkan di liang memek ibu temanku ini sambil terengah-engah merasakan guyuran air shower kamar mandi Luar biasa nikmatnya
Malam itu setelah makan bersama, aku dan Tante Wina mengulang beberapa kali permainan panas yang tidak sepantasnya dilakukan Berkali-kali air maniku muncrat membasahi lubang memeknya dan membuat lemas sendi-sendiku
Namun, berkali-kali pula Tante Wina mengerang dan merintih oleh sogokan kontol besarku. Baru saat menjelang pagi kami sama-sama terkapar kelelahan.
Cerita Mesum dengan Memek Dari Saudaraku
Berambut sebahu dengan warna merah yang disemir dan kulitnya berwarna putih mudah menarik perhatian lawan jenisnya, kami berjumpa lagi di kota jogya yang sekian lama sudah tak lama bertemu, saat itu dia masih kuliah, di perguruan tinggi Jogya saat dia di jogja dia bertempat tinggal di rumahnya budenya.
Aku mengenalnya sejak kanak-kanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama. Hubungan kami rukun dan saling mencintai. Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota.
Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Ratna) serta Ratna dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.
Hari-hari berikutnya, Ratna masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Ratna. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Ratna menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Ratna.
Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Ratna selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Lama-lama Ratna sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Ratna. Tampaknya Ratna tulus dan ikhlas membantu kami.
Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya. Ratna mulai tidak banyak mampirke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Ratna tiba-tiba muncul.
“Ada apa Na, malam-malam begini.”
“Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?”
“Ya, Dari mana kamu?”
“Sengaja kemari.”
Ratna mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Ratna terlihat mengenakan rok dan T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.
“Ada apa, Ratna?”
“Mas… aku pengin seperti Mbak Tari.”
“Pengin? Pengin apanya?” Ratna tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.
“Ratna, apa-apaan kamu ini..” Tanpa menungguku selesai bicara, Ratna sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras.
Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak. Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuat-kuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulan-bulan tidak berhubungan intim dengan isteriku.
Ratna merenggangkan pagutannya dan katanya, “Mas, aku selalu ketagihan Mas. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas.”
Kuangkat tubuh Ratna dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan menutup kelambu ruangan.
“Na.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tari.”
“Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo,” kata Ratna sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku.
Ia memelukku kuat-kuat sehingga dadanya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut. Ratna merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal.
Ratna kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku semula ragu menyambut keliaran Ratna. Namun ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir belaka melepas kesempatanini.
“Kamu amat bergairah, Ratna..” bisikku lirih di telinganya.
“Hmmm… iya… Sayang..” balasnya lirih sembari mendesah.
“Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama… ukh…” serunya sembari menelan ludahnya.
“Ayo, Mas… teruskan..”
“Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas?”
“Semuanya,” kata Ratna sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yang dikenakannya. Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Ratna telah diangkat tanda meminta T-Shirt langsung dibuka saja.
Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuat-kuat hingga badan Ratna lekat ke dadaku. Kedua bukitnya menempel kembali, terasa hangat dan lembut. Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya.
Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku. Aku melorot perlahan ke arah dadanya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Ratna, namun menambah nikmat aroma gadis muda.
Tangan Ratna mengusap-usap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya.
“Sedot kuat-kuat Mas, sedooottt…” bisiknya. Aku memenuhi permintaannya dan Ratna tak kuasa menahan kedua kakinya.
Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Ruang ber-AC itu terasa makin hangat. “Mas lepas…” katanya sambil telentang di lantai. Ratna meminta aku melepas pakaian. Ratna sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam.
Ratna melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu. Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Ratna melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku.
“Mas sedot Mas… teruskan, enak sekali Mas… enak…” Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Ratna. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat “cocorde” milikku.
Kumainkan jemariku di sana dan Ratna tampak sedikit tersentak. “Ukh… khmem.. hsss… terus… terus,” lenguhnya tak jelas. Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya.
Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Ratna dengan teknik petik melodi.
Ratna menggelinjang-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat. “Mas… Mas… ampun… terus, ampun… terus ukhhh…” Sebentar kemudian Ratna lemas. Namun itu tidak berlangsung lama karena Ratna kembali bernafsu dan berbalik mengambil inisitif.
Tangannya mencari-cari arah kejantananku. Kudekatkan agar gampang dijangkau, dengan serta merta Ratna menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan Tari. Akibatnya, memukul ke arah wajah Ratna.
“Uh… Mas… apaan ini,” kata Ratna kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Ratna langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku.
“Mas… ini asli?”
“Asli, 100 persen,” jawabku.
Ratna geleng-geleng kepala. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras.
Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.
“Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini.”
“Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya.”
“Alangkah bahagianya MBak Tari.”
“Makanya kamu pengin seperti dia, kan?”
Ratna langsung menarik penisku. “Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan.”
Ratna menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocet-ku telah siap meluncur. Ratna memandangiku penuh harap.
“Cepat Mas, cepat..”
“Sabar Ratna. Kamu harus benar-benar terangsang, Sayang…”
Namun tampaknya Ratna tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar Ratna. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya.
“Cepat Mas…” ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Ratna justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas.
Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Ratna tampaknya ingin main kasar. Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya. Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit. Ratna tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.
“Jangan paksakan, Sayang..” pintaku.
“Terus. Paksa, siksa aku. Siksa… tusuk aku. Keras… keras jangan takut Mas, terus..” Dan aku tak bisa menghindar. Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Ratna menjerit, “Aouwww.. sedikit lagi..”
Dan aku menekannya kuat-kuat. Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Ratna, meleleh keluar. Aku melirik, darah… darah segar. Ratna diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam.
Aku menahan penisku tetap menancap. Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Ratna dengan mulutku. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Ratna sedikit berkurang ketegangannya.
Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitas. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Ratna mulai tampak menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam. Ratna pasrah dan tidak sebuas tadi.
Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin. Ratna mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih,
“Uuuhh.. Mas… uhhh… enaakkkk.. enaaakkk… Terus… aduh… ya ampun enaknya..” Ratna melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Ratna yang terkulai.
“Ratna, kenapa kamu?”
“Lemas, Mas. Kamu amat perkasa.”
“Kamu juga liar.”
Ratna memang sering berhubungan dengan laki-laki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal. Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Ratna mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas.
Sejak kejadian itu, Ratna selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari. Ratna waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Ratna mengaku puas.
Setelah lulus, Ratna menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Yogya bersama anaknya, aku berjumpa di rumah bude.
“Mas Danu, mau nyoba lagi?” bisiknya lirih.
Aku hanya mengangguk.
“Masih gede juga?” tanyanya menggoda.
“Ya, tambah gede dong.”
Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi sama-sama telah matang.
“Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum?” tanyanya.
“Belum, dokter melarangnya,” kataku berbohong.
Aku mengenalnya sejak kanak-kanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama. Hubungan kami rukun dan saling mencintai. Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota.
Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Ratna) serta Ratna dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.
Hari-hari berikutnya, Ratna masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Ratna. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Ratna menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Ratna.
Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Ratna selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Lama-lama Ratna sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Ratna. Tampaknya Ratna tulus dan ikhlas membantu kami.
Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya. Ratna mulai tidak banyak mampirke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Ratna tiba-tiba muncul.
“Ada apa Na, malam-malam begini.”
“Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?”
“Ya, Dari mana kamu?”
“Sengaja kemari.”
Ratna mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Ratna terlihat mengenakan rok dan T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.
“Ada apa, Ratna?”
“Mas… aku pengin seperti Mbak Tari.”
“Pengin? Pengin apanya?” Ratna tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.
“Ratna, apa-apaan kamu ini..” Tanpa menungguku selesai bicara, Ratna sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras.
Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak. Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuat-kuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulan-bulan tidak berhubungan intim dengan isteriku.
Ratna merenggangkan pagutannya dan katanya, “Mas, aku selalu ketagihan Mas. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas.”
Kuangkat tubuh Ratna dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan menutup kelambu ruangan.
“Na.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tari.”
“Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo,” kata Ratna sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku.
Ia memelukku kuat-kuat sehingga dadanya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut. Ratna merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal.
Ratna kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku semula ragu menyambut keliaran Ratna. Namun ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir belaka melepas kesempatanini.
“Kamu amat bergairah, Ratna..” bisikku lirih di telinganya.
“Hmmm… iya… Sayang..” balasnya lirih sembari mendesah.
“Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama… ukh…” serunya sembari menelan ludahnya.
“Ayo, Mas… teruskan..”
“Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas?”
“Semuanya,” kata Ratna sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yang dikenakannya. Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Ratna telah diangkat tanda meminta T-Shirt langsung dibuka saja.
Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuat-kuat hingga badan Ratna lekat ke dadaku. Kedua bukitnya menempel kembali, terasa hangat dan lembut. Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya.
Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku. Aku melorot perlahan ke arah dadanya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Ratna, namun menambah nikmat aroma gadis muda.
Tangan Ratna mengusap-usap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya.
“Sedot kuat-kuat Mas, sedooottt…” bisiknya. Aku memenuhi permintaannya dan Ratna tak kuasa menahan kedua kakinya.
Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Ruang ber-AC itu terasa makin hangat. “Mas lepas…” katanya sambil telentang di lantai. Ratna meminta aku melepas pakaian. Ratna sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam.
Ratna melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu. Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Ratna melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku.
“Mas sedot Mas… teruskan, enak sekali Mas… enak…” Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Ratna. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat “cocorde” milikku.
Kumainkan jemariku di sana dan Ratna tampak sedikit tersentak. “Ukh… khmem.. hsss… terus… terus,” lenguhnya tak jelas. Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya.
Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Ratna dengan teknik petik melodi.
Ratna menggelinjang-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat. “Mas… Mas… ampun… terus, ampun… terus ukhhh…” Sebentar kemudian Ratna lemas. Namun itu tidak berlangsung lama karena Ratna kembali bernafsu dan berbalik mengambil inisitif.
Tangannya mencari-cari arah kejantananku. Kudekatkan agar gampang dijangkau, dengan serta merta Ratna menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan Tari. Akibatnya, memukul ke arah wajah Ratna.
“Uh… Mas… apaan ini,” kata Ratna kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Ratna langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku.
“Mas… ini asli?”
“Asli, 100 persen,” jawabku.
Ratna geleng-geleng kepala. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras.
Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.
“Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini.”
“Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya.”
“Alangkah bahagianya MBak Tari.”
“Makanya kamu pengin seperti dia, kan?”
Ratna langsung menarik penisku. “Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan.”
Ratna menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocet-ku telah siap meluncur. Ratna memandangiku penuh harap.
“Cepat Mas, cepat..”
“Sabar Ratna. Kamu harus benar-benar terangsang, Sayang…”
Namun tampaknya Ratna tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar Ratna. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya.
“Cepat Mas…” ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Ratna justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas.
Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Ratna tampaknya ingin main kasar. Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya. Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit. Ratna tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.
“Jangan paksakan, Sayang..” pintaku.
“Terus. Paksa, siksa aku. Siksa… tusuk aku. Keras… keras jangan takut Mas, terus..” Dan aku tak bisa menghindar. Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Ratna menjerit, “Aouwww.. sedikit lagi..”
Dan aku menekannya kuat-kuat. Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Ratna, meleleh keluar. Aku melirik, darah… darah segar. Ratna diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam.
Aku menahan penisku tetap menancap. Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Ratna dengan mulutku. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Ratna sedikit berkurang ketegangannya.
Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitas. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Ratna mulai tampak menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam. Ratna pasrah dan tidak sebuas tadi.
Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin. Ratna mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih,
“Uuuhh.. Mas… uhhh… enaakkkk.. enaaakkk… Terus… aduh… ya ampun enaknya..” Ratna melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Ratna yang terkulai.
“Ratna, kenapa kamu?”
“Lemas, Mas. Kamu amat perkasa.”
“Kamu juga liar.”
Ratna memang sering berhubungan dengan laki-laki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal. Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Ratna mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas.
Sejak kejadian itu, Ratna selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari. Ratna waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Ratna mengaku puas.
Setelah lulus, Ratna menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Yogya bersama anaknya, aku berjumpa di rumah bude.
“Mas Danu, mau nyoba lagi?” bisiknya lirih.
Aku hanya mengangguk.
“Masih gede juga?” tanyanya menggoda.
“Ya, tambah gede dong.”
Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi sama-sama telah matang.
“Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum?” tanyanya.
“Belum, dokter melarangnya,” kataku berbohong.
Cerita Sex Skandal Perselingkuhan Dengan Istri Tetangga
Awal dari cerita sex selingkuh ini di saat aku masih belum punya rumah alias masih mengontrak kalau mau kisahnya silahkan kalain simak. Aku jadi penasaran ingin tahu seberapa cantik tetanggaku itu suatu saat kami pun bertemu dan berkenalan dgn suami dan isteri tetanggaku mereka bernama Gery dan Ratna sedangkan Ratna masih muda sekali bahkan lebih muda dari aku beberapa tahun kamipun menjadi akrab.
Gery memiliki usaha sendiri di bidang accu mobil dan motor di dekat rumah mertuanya yang cukup jauh dari tempat tinggal kami Gery selalu berangkat pagi dan pulang maghrib.Karena sdh terlalu akrab aku dan isteriku sering nonton TV di rumah mereka maklumlah kami masih baru menikah jadi belum punya barang apa apa hanya lemari plastik ranjang dan peralatan dapur bahkan kami masih sama sama kuliah.
Karena saking akrabnya aku sdh tdk sungkan lagi untuk masuk ke rumah mereka pada suatu siang ketika isteriku sedang pergi kuliah dan aku sendirian di rumah aku bertandang ke rumah tetanggaku untuk nonton televisi.
Kebetulan di rumahnya hanya ada Ratna dan anaknya yang baru berumur tiga tahun.Sewaktu nonton televisi kami mengomentari tentang film yang kebetulan tentang percintaan semakin asyik mengobrol isteri tetanggaku menanyakan tentang bagaimana hubungan sex tadinya aku kaget sewaktu dia bicara tentang sex lalu aku beranikan diri untuk menanyakan bagaimana hubungan sex mereka.
Ratna bilang bahwa dia belum pernah merasakan enaknya hubungan sex karena suaminya tdk pernah melakukan pemanasan lalu aku berlagak banyak pengalaman memberikan petunjuk dia senang sekali mendengarnya ketika itu Ratna sedang menyusui anaknya lalu aku goda dia dgn gurauan yang berbau sex dan aku goda juga anaknya dgn memegang Toket Ratna untuk melepaskan pentilnya dari mulut anaknya seolah olah aku melarangnya menyusu lagi karena memang anaknya sdh terlalu besar untuk menyusui.
Dan ternyata Ratna diam saja setelah itu dia menyuruh anaknya main keluar setelah anaknya pergi aku beranikan diri untuk mendekatinya dan memeluknya tanpa berfikir panjang aku langsung mengecup bibirnya dan kami berciuman ternyata Ratna membalas ciumanku dgn erangannya yang merangsang.
Lama kami saling berpagut ciuman hingga Ratna mengerang seperti keenakan kemudian aku mainkan toketnya yang besar dan aku mainkan pentilnya dgn jari jemariku sebelumnya dia sdh bilang bahwa Meqi Ratna Sdh Basah dari sewaktu kami ngobrol tentang sex.
Lalu kemudian setelah puas kami berciuman aku bimbing Ratna untuk tiduran dan aku beralih posisi di atas badannya kamipun berciuman lagi sambila aku tekan tonjolan k0ntolku yang sdh menegang di balik celanaku.Aku gesek gesekkan k0ntolku di meqinya dgn masih memakai pakaian yang masih lengkap. Tentu saja Ratna semakin liar merasakan rangsangan yang aku timbulkan di daerah meqinya rasanya aku sdh tdk dapat menahan k0ntolku lagi yang sdh begitu menegang dan ingin rasanya aku masukkan ke dlm lubang meqinya.
Tiba tiba aku mendengar suara ketuk pintu kemudian aku hentikan ciumanku dan kami saling menatap dgn penuh kesal dan sedikit marah karena mengganggu kami yang sedang nikmatnya memadu kasih aku tdk dapat meneruskan ciuman lagi dan tanpa fikir panjang aku langsung pulang dgn hati kecewa dan k0ntolku masih menegang. Dan aku semakin gelisah karena tdk dapat menyalurkan gairah sexku lagi kemudian aku ke kamar mandi dan mencoba mengingat kembali peristiwa tadi dgn Ratna sambil aku bermasturbasi.
Tp tiba tiba terdengar suara orang mandi dirumah kontrakan sebelahku kemudian aku melongok dan kulihat seorang gadis cantik putih mulus sedang mandi telanjang bulat aku pun berhayal lagi hingga akhirnya aku bisa menyalurkan sexku lewat masturbasi.
Setelah kejadian itu aku tdk memiliki waktu lagi untuk berduaan dgn Ratna karena selain isteriku sering di rumah akupun sibuk dgn kuliahku setelah beberpa bulan kami tinggal di rumah kontrakan tersebut kamipun pindah rumah dgn sedikit berat hati Ratna melepaskan kami pindah rumah.Akan tetapi aku masih menitipkan beberapa barang di rumahnya karena tdk muat dlm mobil seminggu kemudian aku datang siang ke rumah Ratna untuk mengambil barangku.
Dan secara kebetulan Ratna sedang berduaan dgn anaknya pikiran kotorku mulai muncul inilah saatnya aku bisa bermain cinta dengannya setelah mengobrol beberapa saat aku memberikan uang kepada anaknya dan menyuruhnya jajan di luar.Nah kesempatan itu tdk aku sia siakan setelah anaknya pergi aku langsung menciuminya dan diapun membalasnya bahkan dgn erangan yang lebih liar dari sebelumnya.
Sambil berciuman tanganku langsung kuarahkan ke dlm CDnya dan memainkan gundukkan rambut meqinya dgn mengelus elusnya.
Kemudian mulutku beralih ke gundukan bukit kembarnya yang menggemaskan kumainkan lidahku di sekitar puting sambil tanganku tetap bermain di lubang meqinya Ratna tdk dapat menahan seranganku karena rangsangan yang aku berikan membuatnya semakin mengerang dan memelukku erat erat aku buka resluiting celana jeansku kemudian tangan Ratna ku bimbing untuk memainkan k0ntolku yang sdh mulai tegang dgn lembutnya Ratna mengelus dan mengocok k0ntolku karuan saja semakin lama k0ntolku semakin tegang keras dan rangsangan yang timbulkannya membuatku ingin sesegera mungkin memasukkannya ke liang kenikmatan Ratna.
Kami berdua sdh tdk dapat menahan rangsangan lagi selanjutnya aku berjongkok untuk membuka celana pendek dan CDnya kami sempat saling bertatapan seolah olah sdh tdk bisa membendung lagi gairah yang muncul dan ingin secepatnya memasukkan k0ntolku ke lubang meqinya.
Dan dgn hanya membuka setengah celana jeansku sebatas dengkul aku mulai mengambil alih posisi di atasnya untuk memberikan sensasi yang lebih aku gesekkan k0ntolku di kemaluan Ratna sehingga membuat tdk kuat menahan rasa geli lama aku menggesek gesekan k0ntolku di atas lubang meqinya hingga aku lihat Ratna sdh tdk tahan lagi kemudian kau masukkan k0ntolku ke lubang meqi Ratna yang wangi semerbak.
Perlahan aku tusuk k0ntolku dan Ratna membuka lebar lebar kakinya agar Cerita Dewasa memudahkan rudalku masuk ke lubang kewanitaannya.Perlahan tp pasti kejantananku memasuki lubang kenikmatan Ratna dan eranganpun keluar dari mulut Ratnayang semakin liar
“Aaacchhhh Aaacchhhh Mas nikmat sekalli” sambil memegang panggul dan pantatku Ratna membantuku memasukkan dan mengeluarkan k0ntolku dari lubang meqinya.
Pada saat k0ntolku menusuk Ratna menekan pantatku sehingga seluruh k0ntolku masuk semuanya ke dlm lubang kenikmatan tersebut sambil aku putar pantatku.
“Aaacchhhh nikmat Masss terus Mas terus yang cepet ooogghhh nikmat”..katanya.
Meqi Ratna memang kuakui sangatlah lain dan memiliki daya tarik dan daya rangsangan yang tinggi sewaktu aku menarik dan memasukkan k0ntolku ke dlm lubang meqinya sensasi yang aku terima begitu dasyat sekali karena dinding meqinya menyempit ketika k0ntolku masuk dan memijit mijit batang k0ntolku.
Nah ini sensasi yang baru buatku begitu nikmatnya memeki Ratna selain batang k0ntolku dipijit pijit oleh dinding meqinya juga k0ntolku serasa disedot seRatnap kali k0ntolku di dlm meqinya walaupun ukuran k0ntolku standar tdk seukuran orang bule tp sensasi lubang meqi Ratna seakan akan menyempit kami berdua saling mengerang kenikmatan terlebih lebih aku karena nikmatnya yang Ratnada tara.
Peluh keringat terus mengucur dan Ratna masih tahan dgn gempuran k0ntolku kepala Ratna semakin bergerak ke kiri dan ke kanan sambil terus tdk henti hentinya mengerang dgn mata tetap tertutup merasakan kenikmatan gesekan k0ntolku.Aku ingin berganti posisi di bawah untuk menambah sensasi tp Ratna meRatnaknya karena takut dia tdk mendapatkan orgasme yang sebentar lagi akan datang dgn sedikit kecewa aku menuruti kemauannya walaupun aku merasa dgn posisinya di atas kenikmatan yang luar biasa akan kami peroleh aku semakin mempercepat gerakanku dgn maju mundur.
Semakin cepat gerakkanku semakin aku merasakan ledakan akan keluar dari dlm tubuhku Aku tdk tahan lagi dgn sensasi yang diberikan oleh lubang meqinya Ratna yang dasyat itu maka aku merasakan orgasmeku akan datang.
“Ratna nikmat banget ohh aku sampe nggak tahan nih ohh nikmaatttt..” kataku
“eemmmhhh Mas nikmaattt sekali terus Mas terus oocchhh hmmmzzzm” aku semakin tdk tahan dgn erangannya yang membuatku semakin tambah bernafsu.
“eeemmmhhh Ratna aku mau keluar nih bareng ya Ratna..” kataku.
“Aaaahhhhhh aku juga nikmaattt terus yang kenceng Mas oh oh oh Mas aku keluaarr hhmmpphhh ..” katanya.
“Aku juga Ratna oohh aku keluarrrrrr Ratnaaaaaa..” kataku lagi.
Lalu aku muncratkan spermaku didalam meqinya sambil aku peluk dia dan kukulum bibirnya yang mungil dan kami saling berpagutan berciuman merasakan kenikmatan yang sedang berlangsung semakin kencang spermaku keluar semakin kencang aku mencium dan menyedot bibirnya yang tentu saja membuatnya semakin menyedot pula dan mencengkeram serta memelukku erat karena tdk tahan dgn nikmatnya orgasme kami berdua sama sama lemas dan masih merasakan sisa kenikmatan yang terakhir.
Sambil masih terus berciuman dan rudalku masih menancap di lubang meqinya denyutan dari Dinding Kewanitaan Ratna masih bisa aku rasakan di batang k0ntolku yang begitu nikmatnya.
Aku senang Mas bisa ngesex sama Mas aku nggak nyesel kok katanya sewaktu kami masih berpelukan.
“Aku juga seneng Ratna nikmat banget abis meqi kamu legit sih heee..heee”. candaku.
“Mas bisa aja ah” sambil mencubit pinggangku Ratna menunduk malu dan senang dengar pujianku.
Lalu kemudian kami membersihkan diri bersama sama dan setelah itu berciuman lagi sambil berpelukan lama kami berpelukan sampai pada akhirnya aku pamitan karena takut suaminya pulang atau tetangga yang lain akan curiga. Lalu dgn pandangan mata yang sendu Ratna melepas aku pergi aku tahu bahwa sebetulnya dia masih menginginkan k0ntolku untuk dimasukkan kedalam lubang meqinya lagi tp karena sesuatu hal dia mengerti tdk mungkin melakukannya lagi.
Ini adalah pengalaman yang tdk bisa aku lupakan karena sampai saat ini belum pernah aku merasakan meqi yang senikmat punya Ratna sebenarnya aku ingin sekali mencicipi Meqinya Ratna tp setelah kejadian itu kami tdk pernah bertemu lagi karena rumahku dan rumahnya berjauhan selain itu aku dengar bahwa mereka juga telah pindah rumah ke orangtuanya.Dan berita yang terakhir aku dengar bahwa suami Ratna yaitu Gery menikah lagi jadi Ratna di madu dan Ratna semakin kesepian lagi alias jablay.
Itulah kisah yang bisa aku paparkan kali ini memang aku pribadi sangatlah bersalah dlm hal ini terutama dgn suaminya Ratna namun kalian sendiri tahu bahwa yang namanya nafsu sulit untuk kita bendung sekian sajian kali ini lewat judul Cerita Ratna Tetanggaku Dan Selingkuhanku.
Gery memiliki usaha sendiri di bidang accu mobil dan motor di dekat rumah mertuanya yang cukup jauh dari tempat tinggal kami Gery selalu berangkat pagi dan pulang maghrib.Karena sdh terlalu akrab aku dan isteriku sering nonton TV di rumah mereka maklumlah kami masih baru menikah jadi belum punya barang apa apa hanya lemari plastik ranjang dan peralatan dapur bahkan kami masih sama sama kuliah.
Karena saking akrabnya aku sdh tdk sungkan lagi untuk masuk ke rumah mereka pada suatu siang ketika isteriku sedang pergi kuliah dan aku sendirian di rumah aku bertandang ke rumah tetanggaku untuk nonton televisi.
Kebetulan di rumahnya hanya ada Ratna dan anaknya yang baru berumur tiga tahun.Sewaktu nonton televisi kami mengomentari tentang film yang kebetulan tentang percintaan semakin asyik mengobrol isteri tetanggaku menanyakan tentang bagaimana hubungan sex tadinya aku kaget sewaktu dia bicara tentang sex lalu aku beranikan diri untuk menanyakan bagaimana hubungan sex mereka.
Ratna bilang bahwa dia belum pernah merasakan enaknya hubungan sex karena suaminya tdk pernah melakukan pemanasan lalu aku berlagak banyak pengalaman memberikan petunjuk dia senang sekali mendengarnya ketika itu Ratna sedang menyusui anaknya lalu aku goda dia dgn gurauan yang berbau sex dan aku goda juga anaknya dgn memegang Toket Ratna untuk melepaskan pentilnya dari mulut anaknya seolah olah aku melarangnya menyusu lagi karena memang anaknya sdh terlalu besar untuk menyusui.
Dan ternyata Ratna diam saja setelah itu dia menyuruh anaknya main keluar setelah anaknya pergi aku beranikan diri untuk mendekatinya dan memeluknya tanpa berfikir panjang aku langsung mengecup bibirnya dan kami berciuman ternyata Ratna membalas ciumanku dgn erangannya yang merangsang.
Lama kami saling berpagut ciuman hingga Ratna mengerang seperti keenakan kemudian aku mainkan toketnya yang besar dan aku mainkan pentilnya dgn jari jemariku sebelumnya dia sdh bilang bahwa Meqi Ratna Sdh Basah dari sewaktu kami ngobrol tentang sex.
Lalu kemudian setelah puas kami berciuman aku bimbing Ratna untuk tiduran dan aku beralih posisi di atas badannya kamipun berciuman lagi sambila aku tekan tonjolan k0ntolku yang sdh menegang di balik celanaku.Aku gesek gesekkan k0ntolku di meqinya dgn masih memakai pakaian yang masih lengkap. Tentu saja Ratna semakin liar merasakan rangsangan yang aku timbulkan di daerah meqinya rasanya aku sdh tdk dapat menahan k0ntolku lagi yang sdh begitu menegang dan ingin rasanya aku masukkan ke dlm lubang meqinya.
Tiba tiba aku mendengar suara ketuk pintu kemudian aku hentikan ciumanku dan kami saling menatap dgn penuh kesal dan sedikit marah karena mengganggu kami yang sedang nikmatnya memadu kasih aku tdk dapat meneruskan ciuman lagi dan tanpa fikir panjang aku langsung pulang dgn hati kecewa dan k0ntolku masih menegang. Dan aku semakin gelisah karena tdk dapat menyalurkan gairah sexku lagi kemudian aku ke kamar mandi dan mencoba mengingat kembali peristiwa tadi dgn Ratna sambil aku bermasturbasi.
Tp tiba tiba terdengar suara orang mandi dirumah kontrakan sebelahku kemudian aku melongok dan kulihat seorang gadis cantik putih mulus sedang mandi telanjang bulat aku pun berhayal lagi hingga akhirnya aku bisa menyalurkan sexku lewat masturbasi.
Setelah kejadian itu aku tdk memiliki waktu lagi untuk berduaan dgn Ratna karena selain isteriku sering di rumah akupun sibuk dgn kuliahku setelah beberpa bulan kami tinggal di rumah kontrakan tersebut kamipun pindah rumah dgn sedikit berat hati Ratna melepaskan kami pindah rumah.Akan tetapi aku masih menitipkan beberapa barang di rumahnya karena tdk muat dlm mobil seminggu kemudian aku datang siang ke rumah Ratna untuk mengambil barangku.
Dan secara kebetulan Ratna sedang berduaan dgn anaknya pikiran kotorku mulai muncul inilah saatnya aku bisa bermain cinta dengannya setelah mengobrol beberapa saat aku memberikan uang kepada anaknya dan menyuruhnya jajan di luar.Nah kesempatan itu tdk aku sia siakan setelah anaknya pergi aku langsung menciuminya dan diapun membalasnya bahkan dgn erangan yang lebih liar dari sebelumnya.
Sambil berciuman tanganku langsung kuarahkan ke dlm CDnya dan memainkan gundukkan rambut meqinya dgn mengelus elusnya.
Kemudian mulutku beralih ke gundukan bukit kembarnya yang menggemaskan kumainkan lidahku di sekitar puting sambil tanganku tetap bermain di lubang meqinya Ratna tdk dapat menahan seranganku karena rangsangan yang aku berikan membuatnya semakin mengerang dan memelukku erat erat aku buka resluiting celana jeansku kemudian tangan Ratna ku bimbing untuk memainkan k0ntolku yang sdh mulai tegang dgn lembutnya Ratna mengelus dan mengocok k0ntolku karuan saja semakin lama k0ntolku semakin tegang keras dan rangsangan yang timbulkannya membuatku ingin sesegera mungkin memasukkannya ke liang kenikmatan Ratna.
Kami berdua sdh tdk dapat menahan rangsangan lagi selanjutnya aku berjongkok untuk membuka celana pendek dan CDnya kami sempat saling bertatapan seolah olah sdh tdk bisa membendung lagi gairah yang muncul dan ingin secepatnya memasukkan k0ntolku ke lubang meqinya.
Dan dgn hanya membuka setengah celana jeansku sebatas dengkul aku mulai mengambil alih posisi di atasnya untuk memberikan sensasi yang lebih aku gesekkan k0ntolku di kemaluan Ratna sehingga membuat tdk kuat menahan rasa geli lama aku menggesek gesekan k0ntolku di atas lubang meqinya hingga aku lihat Ratna sdh tdk tahan lagi kemudian kau masukkan k0ntolku ke lubang meqi Ratna yang wangi semerbak.
Perlahan aku tusuk k0ntolku dan Ratna membuka lebar lebar kakinya agar Cerita Dewasa memudahkan rudalku masuk ke lubang kewanitaannya.Perlahan tp pasti kejantananku memasuki lubang kenikmatan Ratna dan eranganpun keluar dari mulut Ratnayang semakin liar
“Aaacchhhh Aaacchhhh Mas nikmat sekalli” sambil memegang panggul dan pantatku Ratna membantuku memasukkan dan mengeluarkan k0ntolku dari lubang meqinya.
Pada saat k0ntolku menusuk Ratna menekan pantatku sehingga seluruh k0ntolku masuk semuanya ke dlm lubang kenikmatan tersebut sambil aku putar pantatku.
“Aaacchhhh nikmat Masss terus Mas terus yang cepet ooogghhh nikmat”..katanya.
Meqi Ratna memang kuakui sangatlah lain dan memiliki daya tarik dan daya rangsangan yang tinggi sewaktu aku menarik dan memasukkan k0ntolku ke dlm lubang meqinya sensasi yang aku terima begitu dasyat sekali karena dinding meqinya menyempit ketika k0ntolku masuk dan memijit mijit batang k0ntolku.
Nah ini sensasi yang baru buatku begitu nikmatnya memeki Ratna selain batang k0ntolku dipijit pijit oleh dinding meqinya juga k0ntolku serasa disedot seRatnap kali k0ntolku di dlm meqinya walaupun ukuran k0ntolku standar tdk seukuran orang bule tp sensasi lubang meqi Ratna seakan akan menyempit kami berdua saling mengerang kenikmatan terlebih lebih aku karena nikmatnya yang Ratnada tara.
Peluh keringat terus mengucur dan Ratna masih tahan dgn gempuran k0ntolku kepala Ratna semakin bergerak ke kiri dan ke kanan sambil terus tdk henti hentinya mengerang dgn mata tetap tertutup merasakan kenikmatan gesekan k0ntolku.Aku ingin berganti posisi di bawah untuk menambah sensasi tp Ratna meRatnaknya karena takut dia tdk mendapatkan orgasme yang sebentar lagi akan datang dgn sedikit kecewa aku menuruti kemauannya walaupun aku merasa dgn posisinya di atas kenikmatan yang luar biasa akan kami peroleh aku semakin mempercepat gerakanku dgn maju mundur.
Semakin cepat gerakkanku semakin aku merasakan ledakan akan keluar dari dlm tubuhku Aku tdk tahan lagi dgn sensasi yang diberikan oleh lubang meqinya Ratna yang dasyat itu maka aku merasakan orgasmeku akan datang.
“Ratna nikmat banget ohh aku sampe nggak tahan nih ohh nikmaatttt..” kataku
“eemmmhhh Mas nikmaattt sekali terus Mas terus oocchhh hmmmzzzm” aku semakin tdk tahan dgn erangannya yang membuatku semakin tambah bernafsu.
“eeemmmhhh Ratna aku mau keluar nih bareng ya Ratna..” kataku.
“Aaaahhhhhh aku juga nikmaattt terus yang kenceng Mas oh oh oh Mas aku keluaarr hhmmpphhh ..” katanya.
“Aku juga Ratna oohh aku keluarrrrrr Ratnaaaaaa..” kataku lagi.
Lalu aku muncratkan spermaku didalam meqinya sambil aku peluk dia dan kukulum bibirnya yang mungil dan kami saling berpagutan berciuman merasakan kenikmatan yang sedang berlangsung semakin kencang spermaku keluar semakin kencang aku mencium dan menyedot bibirnya yang tentu saja membuatnya semakin menyedot pula dan mencengkeram serta memelukku erat karena tdk tahan dgn nikmatnya orgasme kami berdua sama sama lemas dan masih merasakan sisa kenikmatan yang terakhir.
Sambil masih terus berciuman dan rudalku masih menancap di lubang meqinya denyutan dari Dinding Kewanitaan Ratna masih bisa aku rasakan di batang k0ntolku yang begitu nikmatnya.
Aku senang Mas bisa ngesex sama Mas aku nggak nyesel kok katanya sewaktu kami masih berpelukan.
“Aku juga seneng Ratna nikmat banget abis meqi kamu legit sih heee..heee”. candaku.
“Mas bisa aja ah” sambil mencubit pinggangku Ratna menunduk malu dan senang dengar pujianku.
Lalu kemudian kami membersihkan diri bersama sama dan setelah itu berciuman lagi sambil berpelukan lama kami berpelukan sampai pada akhirnya aku pamitan karena takut suaminya pulang atau tetangga yang lain akan curiga. Lalu dgn pandangan mata yang sendu Ratna melepas aku pergi aku tahu bahwa sebetulnya dia masih menginginkan k0ntolku untuk dimasukkan kedalam lubang meqinya lagi tp karena sesuatu hal dia mengerti tdk mungkin melakukannya lagi.
Ini adalah pengalaman yang tdk bisa aku lupakan karena sampai saat ini belum pernah aku merasakan meqi yang senikmat punya Ratna sebenarnya aku ingin sekali mencicipi Meqinya Ratna tp setelah kejadian itu kami tdk pernah bertemu lagi karena rumahku dan rumahnya berjauhan selain itu aku dengar bahwa mereka juga telah pindah rumah ke orangtuanya.Dan berita yang terakhir aku dengar bahwa suami Ratna yaitu Gery menikah lagi jadi Ratna di madu dan Ratna semakin kesepian lagi alias jablay.
Itulah kisah yang bisa aku paparkan kali ini memang aku pribadi sangatlah bersalah dlm hal ini terutama dgn suaminya Ratna namun kalian sendiri tahu bahwa yang namanya nafsu sulit untuk kita bendung sekian sajian kali ini lewat judul Cerita Ratna Tetanggaku Dan Selingkuhanku.
Saturday, May 27, 2017
Diskusi Cinta Sambil ML
Namaku Ipul aq seorang mehasiswa di salah satu universitas negeri di kota Jakarta, saat ini aq semeseter tuju. Aq mau menceritakan kisah seks aq bersama teman sekelas aq Riri namanya di thn 2007, tinggi Riri 168cm, berat badannya 49kg, dengan ukuran payudaranya sekitar 36b, face kalau diliat sih agak ke chinese, tapi kalau diperhatiin banget nggak, karena bentuk matanya aja yg agak sipit dan kulit langsat. Cerita sex ini saat aq semester tiga dan dia teman sekelasku.
Saat itu tugas UAS lagi numpuk-numpuknyanya, aq satu kelompok untuk menyelesaikan tugas matakuliah Ilmu Komunikasi Dasar sama dia, aq sekelompok 4 orang , aq, Riri, Dewi dan Iqbal. Rencana untuk kerja kelompok tadinya mau dirumah Dewi,. Dan ternyata dirumah Dewi tetangganya ada yg ngadaiin 7bulanan istrinya yg sedang hamil. Kalo dirumah Iqbal jauh banget didaerah Pluit Jakarta Utara. Akhirnya alternative terdekat yaitu kost-an Riri.
Kami memulai kerja kelompok dari jam 4 sore, lalu sekitar pukul 7, Iqbal harus pulang duluan karena kakaknya minta jemput, dan Dewi yg lagi gak bawa motor pun nebeng sampai halte transjakarta terdekat. Akhirnya sisalah tinggal aq dan Riri dikost-an.
“Pul, kalo lu mau bikin mie atau kopi, bikin sendiri yah, aq mau mandi dulu, gerah banget bray.” Ucap Riri.
Kost-annya lumayan enak, kaya kontrakan, terdiri ruang tamu didepan, kamar tidur dan dapur yg berdempetan dengan kamar mandi.
“iya slow Ri, ntar kalo aq laper atau mau ngopi aq bikin sendiri. Lagian juga nanggung Bab yg lagi aq bahas udah mau selesai” jawab aq.
Riri pun siap-siap untuk mandi, pas aq lirik, doi bawa bra warna kuning, disituy pikiran aq mulai jorok ngebayangin Riri yg seksi pake bra kuningnya tadi. Maklum, udah lumayan lama ngejomblo, bukan karena gak laku, tapi aq lagi gak mau berurusan sama ribetnya cewek. Mending jomblo, bebas mau temenan sama siapa aja, jalan sama siapa aja. Ya gak?
Aq mentok deh ngerjain Bab yg lagi aq kerjain, mungkin gara-gara mikirin branya si Riri mulu. Lalu aq bergegas buat bikin kopi.
“Ri, gula nya lu taro mana Ri?” neriakin Riri dikamar mandi. Dan dia gak nyaut-nyaut pertanyaan aq. Piker aq, mungkin gak denger karena kran airnya terlalu keras suaranya, jadi dia gak denger. Aq coba buat ngetok pintu kamar mandinya, biar dia sadar kalo aq mau nanya gula ditaro dimana. Pas aq ketok pelan gak kedengeran juga si Riri, aq agak kencengan ngetoknya. Alhasil itu pintu malah kebuka, dan aq kaget setengah mati liat Riri lagi bugil penuh sabun.
“Ri soriii banget Riii soriiiii, aq gak niat macem-macem Ri, aq kira pintunya dikunci, niat aq Cuma ngetok, sumpah demi Tuhan Rii”. Sambil balik badan dan gak enak sama Riri
“waah kacau lu Pul, mau ngintip aq lu ya hahahahaha. Aq lupa bilang kalo pintu gak bias dikunci, belum dibenerin. Udah Pul gapapa, kan enak juga lu dapet rezeki, ngeliat aq mandi ahahahaha” canda Riri.
Setelah aq selesai bikin kopi tanpa gula, aq duduk didepan laptop, ngebelakangin dapur yg semula menghadap dapur, aq gak enak kalo Riri ngomel nanti. Sangking paniknya, kopi tanpa gula aq minum nikmat2nya aja.
Riri keluar dari kamar mandi, pake kaos oblong putih sepaha dan boxer yg lumayan pendek, wangi sabun khas banget bikin otak aq makin gak jelas, tapi disitu aq diselimutin rasa gak enak atas kejadian tadi.
“udah selesai Pul? Gak usah panic gitu ah, kalo gak sengaja aq mah slow aja, dan juga lu gak liat lama kan? Hahaha” tanyanya sambil mengeringkan rambut.
“eehh… hahaha. Bias aja lu Ri” tanggap panic
Duduklah icah samping aq, belahan kaosnya agak turun dan keliatan deh tuh belahan payudaranya. Mulai gelisah deh ‘adek’ aq. Ditambah ngeliat boxer pendeknya Riri yg ngasih jalur mulus paha yg montok. Saat itu aq bener-bener gelisah, ngebayangin td Riri mandi dan sekarang ngeliat belah payudara Riri yg dibungkus bra kuning tadi.
“lu kenapa deh Pul, kok uring2an gitu? Masih gak enak sama aq? Hahaha. Slow aja sih Pul.” Tembak Riri yg daritadi merhatiin tingkah aq.
Riri itu asik banget diajak ngobrolnya, kalo buat curhat serius sampe ngomongin yg agak bokep dia gak risih, entah udah ngerasain seks atau belum aq gak tau. Yg pasti orangnya welcome bgt sama temen yg udah deket.
“Ri aq numpang kamar mandi Ri” izin aq ke dia
“wweeey, mau ngapain lu? Onani lu yah gara2 ngebayangin aq tadi? Hahahaha. Yaudah sana gih ahahaha” timpalnya
“enak aja, gur mau kencing kali Ri. Masa segitunya amat aq, langsung pengen onani. Hahaha.” Sambil kekamar mandi.
Pas aq kencing ‘adek’ aq masih mikirin sih Riri kayanya, mulai bangun2 gitu, ya akhirnya aq kocok dikit2 deh. Niat aq gak sampe keluar sih, Cuma ngurangin rasa tegang aq aja samping Riri. Hahaha.
Pas lagi ngehayatin tangan aq sendiri tiba2 pintu kamar mandi kebuka. “naaah looohh beneeer kan mau onani lu Pul!! Hahahaha”
“Ri tutup Ri, aq lagi cebokin adek aq juga, enak aja lu” panic sambil nutupin si dede.
“lumayan juga punya lu Pul hahaha” timpalnya sambil nutup pintu.
Duduk lah aq didepan Riri yg lagi asik ngetik tugas. Tiba2 Riri bilang ke aq yg lagi ngerokok.
“Pul, tadi sempet keluar gak peju lu? Hahaha”
“enak aja, lu emang aq onani” elak aq
“lah tadi aq liat lu lagi gosok-gosok penis lu. Hahaha. Ngaku aja sih, masih aja kaku kaya lagi ngaceng.” Ujarnya. Dia emang kalo ngomong agak vulgar, tapi Cuma sama temen deketnya.
“sial lu Ri” kata aq
Tiba-tiba dia bisikin aq
“sini aq keluarin, biar gak nangung” ajaknya.
Kaget aq,
“hah? Apaan sih Ri” sambil malu-malu.
Dan tangan kanan Riri sudah jalan-jalan dipaha aq, dan naik ke dede aq. Diremes lah dede aq dengan lembut.
“diih, malu-malu mau juga lu ujung-ujungnyanya, aq pegang diem aja haha” katanya
Gak kuat dengan tingkah Riri, aq kulum lah bibirnya, berciuman la=h kami dengan mesra. “Ri, ntar kalo cowok lu dating gimana Ri?” Tanya aq.
“”cowok aq? Hahaha, ketinggalan jaman lu, aq single keluues. Hahaha” sambil nyium aq lagi.
Gak tahan sama payudaranya akhirnya aq remas deh payudaranya. Giillaaaa, padeet abis payudaranya. Gakl puas dari luar, akhirnya aq coba masuk, dan Riri diem aja, dikasih lampu ijo nih. Dan ternyata pentilnya udah mengeras coooy. Makin agresif lagi aq, dan Riri menikmati setiap kuluman bibir aq dan remas demi remasan dipayudaranya.
“eeehhmmmm.. aaahhh” rintih Riri disela-sela ciuman kami.
Aq angkat lah bra nya keatas, dan ternyata icah ngelaps ciumannya. Aq sempet kaget, takut dia nolak aq. Ternyata dia ngelaps kaosnya.
“Pul bukain beha aq yah” speechless aq luat gundukan payudaraynya, gede abis, aq bukain deh branya. Makin nafsu aq ngeliat payudaranya tanpa bukusan.
“gak salah aq manggil lu toge pasar Ri, bener-bener gede payudara lu” .berciuman kembali lah kami berdua, dengan perlahan-lahan aq nyium turun keleher, dan kepentil Riri
“aaahh, Pulll, isep terus Pul iseeep aaahhh…” pinta Riri yg mulai menikmati permainan aq.
Tangan Riri gak terima diam saja, berusaha membuka resleting jeans aq, karena susah ada ikat pninggang aq. Akhirnya aq berdiri buat nyopot cel;ana. Dan sidede keluar dengan senyumannya.
“aiiih, manteeep banget nih Pul. Muat gak yah mulut aq?” ujar Riri.
Gimana gak kaget, Riri liat ukuran sidede 16cm diametr 3.5cm. dikulum dan kocok mesralah oleh Riri penis aq, nikmat abis kuluman bibir mungil Riri.
“eehhhmm..aaahh. enak Ri, enaaak. Aaaah”. Gak kuasa aq dibuat melayang sama Riri. Makin menjadi lah Riri ketika mendengar rintihan nafsu aq, aq pegang kepala Riri, aq teken sampe masuk semua penis aq, dan Riri gak kuat sebentar2 dikeluarin tapi tetep Riri bekerja dengan baik.
Gak terima nganggur aq, aq buka boxernya Riri, dan ternyata dia gak pake kancut, langsung terlihat bulu-bulu halus di pinggir lubang vaginanya. Aq mainin pake jari tengah aq, dan ternyata Riri udah mulai becek.tiduran lah aq dan Riri aq suruh naik diatas aq, dan aq siap melahap meqinya yg legit ini. Eeemhh wangiii banget doi braaay meqinya, tertata rapi bulu2 halusnya. Makin nafsu aja aq buat memainkan nya.
“aaahhh… teruss Puulll… aaahhhhh eemmhh…. Puullllll.. aq mmmaaaa….aaauuu keeelllluuuuuuu…aaaarrr Puuuullllhh… ooohhhhh” keluarlah orgasmenya Riri yg pertama, kulahap bersih ciaran meqi wanginya Riri. Riri masih sibuk dengan tongkat aq.
Riri bangkit dari atas aq, dan dia berbalik badan menghadap aq dengan posisi diats aq. Sumaph seksi semok abis Ririi. Mimpi apa aq semalem bias ngedapetin Riri.
Diarahkanlah penis aq kemeqinya.
“Pull aq udah gak kuaat Puullll, langsung aja yah Pul.” Pintanya, dan aku hanya menurut saja.
“eeemhhhhaaaaaahhhh, Puuullll, aaaah” seret seret licin, belum beradaptasi meqinya sama penis aq.
“Puullll penis lu gak muat saayaaang di meqi aq. Aaaahh”
Gak lama, bleeeesss…. Masuk semua penis aq, Riri agak sedikit mengalami perih tetapi menikmati. Naik turun naik turun lah Riri diatas aq.
“aaaah… Riiiiii…. eee…naaaak baaa….ngeeett meqi kamu sayaaaa….nngg.. aaaaa…aaaahhh.”
Makin lama makin cepet Riri memepercepat tempo nya
“Puullll aaaa….aaahh emmmm…ssshhh aaaaahhh. Maaaa.aaaaauuu keee…..lllluuuaaaaaar lagi aaakuu saaa….yaaaanggg.. aaaaaaaaaaahhh. Puullll aah … aah” dipeluk lah aq, Riri sudah lemas diatas aq.
Aq masih belum puas Riri diatas, sekarang gentian Riri yg dibawah aq. Aq masukin penis aq, sekarang gak sesulit awal tadi, Karen udah mulai beradaptasi meqinya dengan penis aq.
“aaaahh Pullll, kamu hebat bangeeet sayaaang aaaahhh, enak banget penis kamuu. Eemhh”
Saatnya aku bekerja, maju mundur, bergoyanglah payudara Riri memutar, gemes dengan payudaranya akhirnya aq pegang dan Riri makin merintih
“aaaah… eeennnaaaaakk saaa..ayaaaangg. teerrr…uusss saaaaa….ayaaaang.. aah aah aaaaaaaaaaaaahh.”
Sekitar 15 menit suara paha dengan pantat Riri semakin berisik karena sidede mau muntah.
“Riiii.. saaaaa..yaaaaangg, aa.kkuu.. maauuu keluuuaarrr saaayaang aah aaah. “
“aaah akuu… juuu…gaaaa. Sayaaaaaang. Aaaaaaahhh, keelluuarrrinn didaaa..leeeem ajaaaa saaaa…yaaaang. Aaah emmhhsssshhh aaaahhh….”
Penisku merasa dipijat oleh meqi Riri, dan selang beberapa detik akhirnya aq sampai dipuncaaaaakk
‘aaaaaaaaaaaaaahhh… Ririiiii… I looooooveee yooouuu.. aaaaahhhh” crrreeeeett creeeett ccreeeeeet creeeeett, empat semprotan membanjiri meqi Riri
Kami merintih bersamaan, aq terkapar disampingnya.
“makasih Pul, kamu jago banget sayaaang”
“kamu lebih mantep lagi saaayaaang, meqi kamu mantep banget sayaaang.” Ujarku.
Kami tetidur karena kelelahan, dan pagi menyapa dengan mentari yg cerah. Kami kaget melihat jam. Lalu kami membersihkan diri berdua yg diselingi seks lagi, akhirnya kami berangkat kekampus.
Semenjak itu, hubungan kami tdk jelas, tdk ada yg menyatakan cinta, tdk layak seperti pacaran, tapi ngeseks jalan terus.
Saat itu tugas UAS lagi numpuk-numpuknyanya, aq satu kelompok untuk menyelesaikan tugas matakuliah Ilmu Komunikasi Dasar sama dia, aq sekelompok 4 orang , aq, Riri, Dewi dan Iqbal. Rencana untuk kerja kelompok tadinya mau dirumah Dewi,. Dan ternyata dirumah Dewi tetangganya ada yg ngadaiin 7bulanan istrinya yg sedang hamil. Kalo dirumah Iqbal jauh banget didaerah Pluit Jakarta Utara. Akhirnya alternative terdekat yaitu kost-an Riri.
Kami memulai kerja kelompok dari jam 4 sore, lalu sekitar pukul 7, Iqbal harus pulang duluan karena kakaknya minta jemput, dan Dewi yg lagi gak bawa motor pun nebeng sampai halte transjakarta terdekat. Akhirnya sisalah tinggal aq dan Riri dikost-an.
“Pul, kalo lu mau bikin mie atau kopi, bikin sendiri yah, aq mau mandi dulu, gerah banget bray.” Ucap Riri.
Kost-annya lumayan enak, kaya kontrakan, terdiri ruang tamu didepan, kamar tidur dan dapur yg berdempetan dengan kamar mandi.
“iya slow Ri, ntar kalo aq laper atau mau ngopi aq bikin sendiri. Lagian juga nanggung Bab yg lagi aq bahas udah mau selesai” jawab aq.
Riri pun siap-siap untuk mandi, pas aq lirik, doi bawa bra warna kuning, disituy pikiran aq mulai jorok ngebayangin Riri yg seksi pake bra kuningnya tadi. Maklum, udah lumayan lama ngejomblo, bukan karena gak laku, tapi aq lagi gak mau berurusan sama ribetnya cewek. Mending jomblo, bebas mau temenan sama siapa aja, jalan sama siapa aja. Ya gak?
Aq mentok deh ngerjain Bab yg lagi aq kerjain, mungkin gara-gara mikirin branya si Riri mulu. Lalu aq bergegas buat bikin kopi.
“Ri, gula nya lu taro mana Ri?” neriakin Riri dikamar mandi. Dan dia gak nyaut-nyaut pertanyaan aq. Piker aq, mungkin gak denger karena kran airnya terlalu keras suaranya, jadi dia gak denger. Aq coba buat ngetok pintu kamar mandinya, biar dia sadar kalo aq mau nanya gula ditaro dimana. Pas aq ketok pelan gak kedengeran juga si Riri, aq agak kencengan ngetoknya. Alhasil itu pintu malah kebuka, dan aq kaget setengah mati liat Riri lagi bugil penuh sabun.
“Ri soriii banget Riii soriiiii, aq gak niat macem-macem Ri, aq kira pintunya dikunci, niat aq Cuma ngetok, sumpah demi Tuhan Rii”. Sambil balik badan dan gak enak sama Riri
“waah kacau lu Pul, mau ngintip aq lu ya hahahahaha. Aq lupa bilang kalo pintu gak bias dikunci, belum dibenerin. Udah Pul gapapa, kan enak juga lu dapet rezeki, ngeliat aq mandi ahahahaha” canda Riri.
Setelah aq selesai bikin kopi tanpa gula, aq duduk didepan laptop, ngebelakangin dapur yg semula menghadap dapur, aq gak enak kalo Riri ngomel nanti. Sangking paniknya, kopi tanpa gula aq minum nikmat2nya aja.
Riri keluar dari kamar mandi, pake kaos oblong putih sepaha dan boxer yg lumayan pendek, wangi sabun khas banget bikin otak aq makin gak jelas, tapi disitu aq diselimutin rasa gak enak atas kejadian tadi.
“udah selesai Pul? Gak usah panic gitu ah, kalo gak sengaja aq mah slow aja, dan juga lu gak liat lama kan? Hahaha” tanyanya sambil mengeringkan rambut.
“eehh… hahaha. Bias aja lu Ri” tanggap panic
Duduklah icah samping aq, belahan kaosnya agak turun dan keliatan deh tuh belahan payudaranya. Mulai gelisah deh ‘adek’ aq. Ditambah ngeliat boxer pendeknya Riri yg ngasih jalur mulus paha yg montok. Saat itu aq bener-bener gelisah, ngebayangin td Riri mandi dan sekarang ngeliat belah payudara Riri yg dibungkus bra kuning tadi.
“lu kenapa deh Pul, kok uring2an gitu? Masih gak enak sama aq? Hahaha. Slow aja sih Pul.” Tembak Riri yg daritadi merhatiin tingkah aq.
Riri itu asik banget diajak ngobrolnya, kalo buat curhat serius sampe ngomongin yg agak bokep dia gak risih, entah udah ngerasain seks atau belum aq gak tau. Yg pasti orangnya welcome bgt sama temen yg udah deket.
“Ri aq numpang kamar mandi Ri” izin aq ke dia
“wweeey, mau ngapain lu? Onani lu yah gara2 ngebayangin aq tadi? Hahahaha. Yaudah sana gih ahahaha” timpalnya
“enak aja, gur mau kencing kali Ri. Masa segitunya amat aq, langsung pengen onani. Hahaha.” Sambil kekamar mandi.
Pas aq kencing ‘adek’ aq masih mikirin sih Riri kayanya, mulai bangun2 gitu, ya akhirnya aq kocok dikit2 deh. Niat aq gak sampe keluar sih, Cuma ngurangin rasa tegang aq aja samping Riri. Hahaha.
Pas lagi ngehayatin tangan aq sendiri tiba2 pintu kamar mandi kebuka. “naaah looohh beneeer kan mau onani lu Pul!! Hahahaha”
“Ri tutup Ri, aq lagi cebokin adek aq juga, enak aja lu” panic sambil nutupin si dede.
“lumayan juga punya lu Pul hahaha” timpalnya sambil nutup pintu.
Duduk lah aq didepan Riri yg lagi asik ngetik tugas. Tiba2 Riri bilang ke aq yg lagi ngerokok.
“Pul, tadi sempet keluar gak peju lu? Hahaha”
“enak aja, lu emang aq onani” elak aq
“lah tadi aq liat lu lagi gosok-gosok penis lu. Hahaha. Ngaku aja sih, masih aja kaku kaya lagi ngaceng.” Ujarnya. Dia emang kalo ngomong agak vulgar, tapi Cuma sama temen deketnya.
“sial lu Ri” kata aq
Tiba-tiba dia bisikin aq
“sini aq keluarin, biar gak nangung” ajaknya.
Kaget aq,
“hah? Apaan sih Ri” sambil malu-malu.
Dan tangan kanan Riri sudah jalan-jalan dipaha aq, dan naik ke dede aq. Diremes lah dede aq dengan lembut.
“diih, malu-malu mau juga lu ujung-ujungnyanya, aq pegang diem aja haha” katanya
Gak kuat dengan tingkah Riri, aq kulum lah bibirnya, berciuman la=h kami dengan mesra. “Ri, ntar kalo cowok lu dating gimana Ri?” Tanya aq.
“”cowok aq? Hahaha, ketinggalan jaman lu, aq single keluues. Hahaha” sambil nyium aq lagi.
Gak tahan sama payudaranya akhirnya aq remas deh payudaranya. Giillaaaa, padeet abis payudaranya. Gakl puas dari luar, akhirnya aq coba masuk, dan Riri diem aja, dikasih lampu ijo nih. Dan ternyata pentilnya udah mengeras coooy. Makin agresif lagi aq, dan Riri menikmati setiap kuluman bibir aq dan remas demi remasan dipayudaranya.
“eeehhmmmm.. aaahhh” rintih Riri disela-sela ciuman kami.
Aq angkat lah bra nya keatas, dan ternyata icah ngelaps ciumannya. Aq sempet kaget, takut dia nolak aq. Ternyata dia ngelaps kaosnya.
“Pul bukain beha aq yah” speechless aq luat gundukan payudaraynya, gede abis, aq bukain deh branya. Makin nafsu aq ngeliat payudaranya tanpa bukusan.
“gak salah aq manggil lu toge pasar Ri, bener-bener gede payudara lu” .berciuman kembali lah kami berdua, dengan perlahan-lahan aq nyium turun keleher, dan kepentil Riri
“aaahh, Pulll, isep terus Pul iseeep aaahhh…” pinta Riri yg mulai menikmati permainan aq.
Tangan Riri gak terima diam saja, berusaha membuka resleting jeans aq, karena susah ada ikat pninggang aq. Akhirnya aq berdiri buat nyopot cel;ana. Dan sidede keluar dengan senyumannya.
“aiiih, manteeep banget nih Pul. Muat gak yah mulut aq?” ujar Riri.
Gimana gak kaget, Riri liat ukuran sidede 16cm diametr 3.5cm. dikulum dan kocok mesralah oleh Riri penis aq, nikmat abis kuluman bibir mungil Riri.
“eehhhmm..aaahh. enak Ri, enaaak. Aaaah”. Gak kuasa aq dibuat melayang sama Riri. Makin menjadi lah Riri ketika mendengar rintihan nafsu aq, aq pegang kepala Riri, aq teken sampe masuk semua penis aq, dan Riri gak kuat sebentar2 dikeluarin tapi tetep Riri bekerja dengan baik.
Gak terima nganggur aq, aq buka boxernya Riri, dan ternyata dia gak pake kancut, langsung terlihat bulu-bulu halus di pinggir lubang vaginanya. Aq mainin pake jari tengah aq, dan ternyata Riri udah mulai becek.tiduran lah aq dan Riri aq suruh naik diatas aq, dan aq siap melahap meqinya yg legit ini. Eeemhh wangiii banget doi braaay meqinya, tertata rapi bulu2 halusnya. Makin nafsu aja aq buat memainkan nya.
“aaahhh… teruss Puulll… aaahhhhh eemmhh…. Puullllll.. aq mmmaaaa….aaauuu keeelllluuuuuuu…aaaarrr Puuuullllhh… ooohhhhh” keluarlah orgasmenya Riri yg pertama, kulahap bersih ciaran meqi wanginya Riri. Riri masih sibuk dengan tongkat aq.
Riri bangkit dari atas aq, dan dia berbalik badan menghadap aq dengan posisi diats aq. Sumaph seksi semok abis Ririi. Mimpi apa aq semalem bias ngedapetin Riri.
Diarahkanlah penis aq kemeqinya.
“Pull aq udah gak kuaat Puullll, langsung aja yah Pul.” Pintanya, dan aku hanya menurut saja.
“eeemhhhhaaaaaahhhh, Puuullll, aaaah” seret seret licin, belum beradaptasi meqinya sama penis aq.
“Puullll penis lu gak muat saayaaang di meqi aq. Aaaahh”
Gak lama, bleeeesss…. Masuk semua penis aq, Riri agak sedikit mengalami perih tetapi menikmati. Naik turun naik turun lah Riri diatas aq.
“aaaah… Riiiiii…. eee…naaaak baaa….ngeeett meqi kamu sayaaaa….nngg.. aaaaa…aaaahhh.”
Makin lama makin cepet Riri memepercepat tempo nya
“Puullll aaaa….aaahh emmmm…ssshhh aaaaahhh. Maaaa.aaaaauuu keee…..lllluuuaaaaaar lagi aaakuu saaa….yaaaanggg.. aaaaaaaaaaahhh. Puullll aah … aah” dipeluk lah aq, Riri sudah lemas diatas aq.
Aq masih belum puas Riri diatas, sekarang gentian Riri yg dibawah aq. Aq masukin penis aq, sekarang gak sesulit awal tadi, Karen udah mulai beradaptasi meqinya dengan penis aq.
“aaaahh Pullll, kamu hebat bangeeet sayaaang aaaahhh, enak banget penis kamuu. Eemhh”
Saatnya aku bekerja, maju mundur, bergoyanglah payudara Riri memutar, gemes dengan payudaranya akhirnya aq pegang dan Riri makin merintih
“aaaah… eeennnaaaaakk saaa..ayaaaangg. teerrr…uusss saaaaa….ayaaaang.. aah aah aaaaaaaaaaaaahh.”
Sekitar 15 menit suara paha dengan pantat Riri semakin berisik karena sidede mau muntah.
“Riiii.. saaaaa..yaaaaangg, aa.kkuu.. maauuu keluuuaarrr saaayaang aah aaah. “
“aaah akuu… juuu…gaaaa. Sayaaaaaang. Aaaaaaahhh, keelluuarrrinn didaaa..leeeem ajaaaa saaaa…yaaaang. Aaah emmhhsssshhh aaaahhh….”
Penisku merasa dipijat oleh meqi Riri, dan selang beberapa detik akhirnya aq sampai dipuncaaaaakk
‘aaaaaaaaaaaaaahhh… Ririiiii… I looooooveee yooouuu.. aaaaahhhh” crrreeeeett creeeett ccreeeeeet creeeeett, empat semprotan membanjiri meqi Riri
Kami merintih bersamaan, aq terkapar disampingnya.
“makasih Pul, kamu jago banget sayaaang”
“kamu lebih mantep lagi saaayaaang, meqi kamu mantep banget sayaaang.” Ujarku.
Kami tetidur karena kelelahan, dan pagi menyapa dengan mentari yg cerah. Kami kaget melihat jam. Lalu kami membersihkan diri berdua yg diselingi seks lagi, akhirnya kami berangkat kekampus.
Semenjak itu, hubungan kami tdk jelas, tdk ada yg menyatakan cinta, tdk layak seperti pacaran, tapi ngeseks jalan terus.
Thursday, May 25, 2017
Adik Kelas Yang Pengertian
Tumben banget bel pulang sekolah bunyi gak ngaret kayak biasanya. Suasana pulang yang ricuh tiba-tiba menghening. Ternyata ada si Lusi, anak kelas 1 yang tersohor dengan muka yang cakep banget di tambah body sexy yang terbalut seragam super minim itu sedang lewat. Namun suasana bisu itu tiba-tiba memecah lamunku karena langkah sexsy si primadona berparkir di depan tongkrongku yang sedang BT hari itu. Saat itu angin kencang sedang hilir mudik dan tanpa sengaja menyibak rok Lusi, sepintas warna pink dalam rok Lusi terlihat oleh ku yang memang sedang nongkrong di depan Lusi.
“Woi sadar donk!” teriak kecil Lusi yang membuyarkan tanyaku tentang warna pink tersebut.“CD aku tadi keliatan ya?” ceplos Lusi yang membuat muka ku memerah.
Tanpa sempat memberiku kesempatan berkomentar, Lusi menarik lenganku menuju tempat parkiran. Lusi adalah junior ku di seni, dan hubungan kita memang sangat lengket, namun Lusi menganggapku hanya sebagai kakak saja.
“Kak, anterin aku pulang donk?” pinta Lusi
“Lho, emang supir kamu mana?” tanyaku kepada gadis kaya yang pulang pergi di anterin supirnya ini.
“Supirku lagi nyupirin bonyok, dan di rumah nggak ada orang karena lagi beresin perabotan di rumah baruku.”
Tanpa banyak tanya lagi, dengan ramah aku memberikan tumpangan. Namun sekarang aku agak horny, karena saat di boncengi Lusi menempelkan badannya ke punggungku dan tangannya memelukku dengan erat. Tidak seperti biasanya jalan Khairil Anwar agak lenggang dan membuat motorku dapat melaju kencang dan sampai dengan cepat di istana Lusi.
“Kak, jangan pulang dulu yach. Temenin aku dulu dong sebentar, iseng nich sendirian di rumah.” Tawar tuan rumah.
Setelah berganti baju, Lusi langsung menyodoriku minuman kaleng dan beberapa film American Pie yang sudah di putari di kamarnya. Kamar Lusi begitu luas dan cantik dengan berbagai ornamen pink dan putih khas perempuan. Setanpa dugaanku, Lusi mengganti pakaiannya dengan tanktop putih transparan yang menempel erat ditubuhnya sehingga membuat lekuk tubuhnya terlihat jelas. Tanktop mini itu di padukan dengan rok mini putih yang serasi dengan tanktopnya.
Lusi dan aku duduk berdampingan di kasurnya yang mengarah ke TV. Lusi duduk dengan memeluk erat tangan ku dan menyenderkan kepalanya ke pundakku. Posisi duduk kami benar-benar membuatku horny, apalagi aku merasakan sebuah tonjolan kecil yang menempel di lenganku dalam pelukan Lusi. Dan aku sangat menikmati keempukan dada Lusi yang menghimpit lenganku. Entah sengaja atau tidak, selain Lusi memeluk lenganku, Lusi juga menempatkan telapak tangan ku pada roknya tepat di atas vaginanya.
Pada saat pemain film American Pie meragakan hubungan sex, nafas Lusi menjadi terengah-terengah dan seperti memburu sesuatu. Tak lama berselang aku merasakan suatu getaran dari penisku dan terasa penisku sedang ereksi. Ternyata pada saat itu Lusi sedang meremas-remas penisku dari luar. Aku terus mendesah tanpa berusaha menepikan tangan mungil Lusi dari penisku. Dan aku semakin mendesah dan menggeliat tatkala Lusi memasukkan tangannya ke celanaku dah terus meremas penisku.
Di tengah nikmatku, tangan Lusi yang satunya lagi membimbing tanganku untuk masuk ke roknya dan menempatkannya tepat di vaginanya. Dengan tidak mau kalah, aku meremas-remas vaginanya juga. Dan betapa menggelinjangnya Lusi saat jariku kumasukkan ke lubang vaginanya yang membuat vaginanya membasah.
Kegiatan saling meremas ini berlangsung selama 10 menit sampai akhirnya Lusi melepaskan genggamannya dari penisku dan mengeluarkan tanganku dari roknya. Aku sangat menikmati 10 menit indah itu, dan ingin rasanya mengulanginya lagi.
“Kak Lusi haus nich, boleh pinjam sedotannya gak?” lirih Lusi memecah lamunku.
“He…eh…” sahutku yang masih bingung
Aku bingung karena Lusi tidak menyertakan sedotan di minumanku, tapi kenapa ia justru meminjam sedotan dariku. Yang lebih membuatku bingung, setelah aku iyakan, wajah Lusi berubah menunjukan senyum yang penuh arti.
Tanpa ada ucapan lagi, tiba-tiba Lusi bangkit dari duduknya dan langsung jongkok di depanku
“Heh kamu mau ngapain?” sahutku masih dalam bingung.
“Udah deh, pokoknya kakak bakal keenakan dech…” sahutnya dengan ceplos
Tanpa menunggu komentar dariku lagi, Lusi dengan sigap langsung membuka sabuk dan seletingku dan menarik celanaku dengan cepat. Karena kebiasaan ku yang tidak pernah memakai CD dari kecil, penisku langsung menyumbul keluar saat celanaku di peloroti.
Tidak sampai menunggu lama. Tangan Lusi langsung meregangkan pahaku, yang membuat selangkanganku terbuka lebar.
Dengan nafas yang terengah-engah dan nafsu yang membara, tangan Lusi langsung meraih penisku. Penisku semakin mengeras seirama dengan pijatan dan tarikan yang semakin keras dan cepat yang dilakukan Lusi. Tidak hanya saja di pijat, tangan Lusi dengan terampil mengocok penisku. Penisku di kocok dengan sangat cepat sampai aku merasa mengejang dan terengah-engah. Sebelum mani ku menyemprot keluar, aku menghentikan gerakan lincah tangan Lusi. Lusi pun langsung menghentikan tangannya, karena ia tahu kalau mani sudah keluar maka penis akan menyusut dan ia tidak bisa meneruskan permainannya.
Setelah selang 1 menit, Lusi kembali mengawali permainannya lagi. Kali ini ia mengulum penisku. Ia kocok penisku dengan mulutnya. Bahkan biji penisku pun ia lahap habis.
Karena sedotannya yang kencang di tambah mulutnya yang terus maju mundur, membuat pertahananku goyah. Karena sudah tidak kuat lagi menahan mani yang ingin mendesak keluar dari penisku, maka aku langsung mengeluarkannya. Aku tidak sadar bahwa saat aku menyemprotkan mani, penisku masih di dalam mulut Lusi. Al hasil, kini mulut mungil Lusi penuh dengan maniku yang sekarang mengalir deras keluar dari mulutnya.
“Lusi maaf ya, saya ngeluarinnya gak bilang-bilang.”
“Iya nih kak. Lain kali kalo mau ngeluarin maninya, bilang dulu yah. Asin tau mani nya kakak.” Keluh Lusi yang keasinan karena tanpa sengaja menelan maniku.
“Iya deh…., Lusi kakak haus nih.” Ucap ku kehausan karena kewalahan oleh permainan Lusi.
Ada saja ulah nya Lusi. Melihat ku kehausan, ia bukannya mengambilkan minuman, malah menyuruhku menghisap putingnya.
Tindakan kami hanya segitu saja. Karena ternyata Lusi masih perawan dan baru melakukannya dengan saya. Namun setiap salah satu rumah kami kosong, kami melakukan oral sex tersebut lagi. Bahkan, apabila setiap habis latihan seni. Kami melakukannya di kelas yang kosong, atau di kamar mandi sekolah.
Wednesday, May 24, 2017
Akibat Suami Terlalu Sibuk Kerja
Saya adalah seorang perempuan yg sudah bersuami dan sudah memiliki seorang anak berusia 10 tahun, sebut saja nama saya Lisna. Saya bukanlah wanita yg berparas bidadari, walaupun begitu tdk dapat juga dikatakan jelek. Bahkan beberapa orang mengatakan saya menarik walaupun kulit saya tdk bisa dikatakan putih. Entah mereka yg saya kenal maupun selentingan dan kekaguman orang di luar sana. Baik yg mengungkapkan langsung maupun yg disampaikan melalui orang lain.
Saya adalah anak pertama dari sebuah keluarga yg berkecukupan walaupun tdk kaya raya. Ayah saya adalah seorang pengusaha yg cukup diperhitungkan dikampung saya. Saya menikah dengan seorang pria yg sangat saya cintai hubungan kamipun didukung sepenuhnya oleh kedua orang tua kami.Hubungan sex kami tdk ada masalah bahkan sepertinya semakin hari semakin panas saja. Terasa harmonis sekali kehidupan rumah tangga kami. Selain itu dilingkungan tetangga kami, aku dikenal sebagai sosok isteri yg baik, ramah, setia, dan alim. Pokoknya tdk ada satupun berita miring tentang aku.
Seiring dengan perkembangan waktu, pekerjaan suami pun semakin sibuk karena karir suami saya dikantornya sedang melonjak pesat. Hal itu membuat suami saya harus bekerja dari pagi sampai malam sehingga sampai dirumah sudah kecapaian, bahkan kadang-kadang harus keluar kota untuk beberapa hari karena urusan kantornya, membuat hubungan seks kamipun berkurang drastis. Apabila dahulu kami melakukannya hampir tiap hari sekarang paling banyak satu kali dalam sebulan. Saya pribadi memakluminya dan mencoba untuk bersabar, toh ini demi kebaikan masa depan rumah tangga kami juga.
Sikap suami saya yg dahulu sangat perhatian dalam keluarga menjadi berkurang, saya sadar ini bukanlah karena sikapnya yg berubah tetapi karena tuntutan pekerjaan yg membuatnya lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada tugas-tugasnya. Tetapi saya tetaplah wanita yg membutuhkan kasih sayang, perhatian dan belaian dari seorang suami. Terus terang (hal ini baru saya ketahui akhir-akhir ini) bahwa saya memiliki nafsu seks yg cukup besar.
Hingga pada suatu hari. . .
Hari itu hari minggu, suami saya akan berangkat keluar kota mengurus kerjaannya untuk waktu tiga hari. Dia pamit pada saya pagi itu. Setelah suami saya pergi, saya pun berangkat ke rumah sakit untuk perawatan gigi yg memang saya lakukan setiap enam bulan sekali. Sedangkan anak saya tinggal dirumah dengan ditemani pembantu.
Sampai dirumah sakit saya pun mengambil nomor antrian dan duduk sambil menunggu nomor antrian saya dipanggil. Tepat diseberang saya berjalan seorang pria yg dari tadi selalu melirikkan matanya pada saya. Tak lama kemudian pria itu menghampiri saya, setengah berteriak dia berkata…
“ Lisna ya?”
Saya tertegun sejenak dan berpikir darimana dia tau nama. Kemudian saya menjawab…
“Iya, saya Lisna… anda siapa ya?”
“Kamu lupa ya? saya kakak kelasmu sewaktu SMU dulu!”
Setelah saya amati wajahnya akhirnya…
“Beni ya?”
Dia mengangguk dua kali.
“Ya ampun, Beni… aku pangling maaf ya…”
“Gak apa-apa aku juga tadi agak lupa sama kamu… mmh ngapain nih?” Tanya Beni
“Ini aku mau Check up gigi” Jawabku.
“Kamu ngapain?” Tanyaku lagi
“Aku habis menjenguk teman sakit, antrian mu masih lama ya?”
“Lumayan, antrianku nomor 52 dan sekarang masih nomor 47” jawabku.
“Kamu sendirian?” Tanyanya.
“Iya”
“Aku dengar kamu sudah nikah, suamimu mana?”
“Suamiku gak bisa ikut ngantar, soalnya lagi sibuk” Jawabku singkat.
“Ya sudah, aku temenin deh” Jawabnya.
“Nggak usah Ben, aku nggak apa-apa kok sendirian” Tolakku.
“Ah.. nggak apa-apa kok, lagian ini kan hari minggu aku lagi nggak ada kerjaan” Jawabnya setengah memaksa.
“Kita kan baru ketemu setelah lama pisah, pengen nborol-ngobrol sama kamu, boleh kan?” sambungnya.
“Ya deh, asal nggak mengganggu waktumu aja” Jawabku.
Kami pun larut dalam obrolan-obrolan panjang yg mengasyikkan, kami mengobrol kenangan masa-masa SMU dulu. Topik yg sangat mengasyikkan bagiku. Perlu diketahui Beni ini adalah kakak kelasku sewaktu SMU dulu, hubungan kami hanya sebatas teman, tdk lebih. Bahkan sudah menjadi seperti hubungan abang-adik.
Obrolan kami pun terhenti saat suster jaga memanggil nomor antrianku dua kali. Kemudian aku berkata kepada Beni…
“Ben, kamu nggak perlu nungguin aku”
“Ah.. nggak apa-apa biar aku tungguin aja kamu disini, lagian kamu kan nggak bawa kendaraan biar nanti aku antarin kamu pulang, kebetulan aku bawa mobil” Jawabnya.
Memang di sela-sela obrolan kami tadi dia sempat bertanya apa kendaraanku kesini, dan aku jawab naik angkot.
Akhirnya aku biarkan dia menunggu, dan aku pun masuk keruang periksa. Kurang lebih satu jam kemudian aku pun keluar, karena check up gigiku sudah selesai. Kulihat Beni masih menunggu. Setia juga cowok ini nungguin aku hampir satu jam seperti ini bahinku, coba suamiku mau nungguin aku seperti ini bathinku lagi. Sayangnya suamiku sudah nggak punya lagi waktu untukku.
“Maaf ya Ben lama nunggunya” Kataku.
“Nggak apa-apa kok, jangankan satu jam, setahun pun aku tungguin” Jawabnya.
Aku berpikir apa maksudnya menjawab seperti itu, mudah-mudahan dia tdk sedang merayuku. Aku pun membalas dengan senyuman.
“Mau pulang sekarang?” Tanyanya?
“Terserah kamu”
“Ok, yuk” Katanya.
Sesampainya didalam mobil. Dia pun menyalakan mobil dan beranjak pergi dari rumah sakit. Dalam perjalanan dia menceritakan kalo mobil tersebut bukanlah mobil pribadinya melainkan mobil perusahaan yg dipinjamnya. Dia juga menceritakan kalo dia bekerja pada sebuah perusahaan supplier alat-alat bangunan, dan dia menjabat sebagai Supervisor.
Walaupun sebagai Supervisor, kerjaanya bukan hanya duduk-duduk saja, tetapi juga membantu buruh kasar mengangkat alat-alat berat. Begitu ceritanya. Pantas badannya besar dan kekar kayak gitu, bathinku. Tanpa sadar aku membayangkan bentuk badannya dibalik kaos ketatnya itu, mendadak nafasku menjadi berat. Lamunanku dikejutkan oleh suaranya yg besar. Untung saja suaranya memecahkan lamunanku kotorku, kalau nggak bisa gawat bathinku.
“Rumahmu dimana Lis?” Tanyanya.
Kusebutkan alamatku padanya, yg memang lumayan jauh.
“Wah berarti kalo mau kerumahmu meleLisna rumahku dulu dong, kamu mau mampir kerumahku dulu? Kebetulan aku tinggal sama kakak perempuanku Nita, kamu juga kenalkan?”
Mendengar dirumahnya dia tdk tinggal sendirian tetapi bersama kakaknya, aku pun meng-iya-kan.
“Boleh deh, sekalian pengen ketemu sama kak Nita udah lama gak ketemu” Jawabku.
Tak berapa lama kemudian kami sampai dirumah Beni. Rumahnya kecil saja, tetapi cukup rapi halamannya ditumbuhi berbagai macam-macam bunga yg membuat rumah mungil itu tampak asri.
Sampai didalam rumah kami disambut kak Nita yg masih seperti dulu tetap ramah dan bersahabat, kemudian kak Nita mempersilahkan aku duduk disofa biru dalam rumahnya.
“Mau minum apa Lis?” Sapa kak Nita.
“Nggak usah repot-repot kak, nanti aku ambil sendiri kalau pengen” Jawabku padanya. Memang dari dulu aku sudah lumayan akrab dan tdk canggung lagi dengan keluarga besar Beni.
“Ya sudah, kakak kebelakang dulu ya kebetulan tadi lagi masak” Jawab kak Nita sambil beranjak kebelakang tampaknya menuju dapur.
“Lis, istirahat aja dulu ya, aku masuk dulu sebentar” Sapa Beni yg sejak tadi diam.
“Iya Ben..” Jawabku.
Pandanganku menyapu seluruh ruang tamu itu, tampak beberapa buah foto Beni bergantung didinding ruangan itu. Tak ada foto wanita lain selain foto kak Nita sebuah dan foto ibu dan bapaknya Beni. Berarti benar yg dikatakan Beni sewaktu ngobrol dirumah sakit tadi, kalo dia memang belum menikah.
Bosan sendirian aku pun bermaksud kebelakang untuk menemui sekalian membantu kak Nita didapur. Rupanya dapurnya berada jauh dibelakang karena harus membelok lagi kekiri. Belum sampai kaki menuju dapur terdengar suara desiran air dari kamar mandi sebelah kananku yg terbuka sedikit. Secara reflek mataku mamandang kearah itu.
Wow… aku terkejut setengah mati melihat Beni sedang kencing di dalam kamar mandi. Tetapi bukannya berpaling kearah lain mataku justeru melotot memandang penis Beni yg walaupun tdk sedang tegang tampak besar dan panjang, terlintas diotakku gimana gedenya penis itu kalau sedang tegang. Seketika itu juga CD ku terasa lembab, pasti dikarenakan cairan memekku yg keluar.
Beni yg dari tadi tdk sadar kalau penisnya sedang kupandangi, akhirnya terusik dengan kehadiranku. Dia memalingkan wajahnya kearahku, terjadi kontak mata sebentar antara aku dan Beni, dia terkejut dan gelagapan tak menygka sedang kupandangi. Tanpa mengeluarkan kata-kata aku pun beranjak meninggalkan Beni menuju kedapur yg menjadi tujuan awalku.
Dadaku berdegup kencang antara perasaan malu, menyesal, dan ah… bodohnya aku rupanya aku jadi terangsang juga olehnya. Mengapa aku menjadi terangsang melihat penis lelaki lain selain suamiku. Apa karena sudah hampir satu bulan ini aku tdk diberi jatah oleh suamiku. Se-alim apapun dan sehebat apapun aku menahan gejolak ini, aku tetaplah wanita yg memang butuh akan hal yg satu itu. Hal ini tdk dapat kupungkiri.
Setelah membantu kak Nita memasak, akupun kembali keruang tamu. Kudapati Beni sedang duduk di sofa sambil membaca koran. Rasa maluku bertambah saat bertemu Beni diruang tamu. Tapi tanggapan Beni sungguh berbeda dari yg aku pikirkan. Beni seolah-olah tdk peduli akan hal itu, seolah tdk terjadi apa-apa. Setelah suasana kuanggap tenang, aku pamit pulang dengan diantarkan Beni. Setelah sampai, Beni tdk mampir dia langsung meluncur kembali. Sesampainya dirumah aku langsung mandi, kucoba melupakan apa yg terjadi barusan.
Paginya, seperti biasa aku mengantarkan anakku pergi kesekolah setelah itu aku pulang kembali kerumah. Baru saja aku masuk kedalam rumah, tiba-tiba pembantuku minta ijin untuk pulang kampung karena ayahnya sakit keras. Jarak dari kota menuju kampung halamannya memakan waktu kurang lebih 5-6 jam perjalanan sehingga mengharuskan dia bermalam disana. Akupun mengijinkannya dan memberikan dia sedikit uang saku untuk keperluannya, dia pun menjanjikan akan segera pulang setelah kondisi ayahnya membaik.
Jam 9 pergilah pembantuku menuju kampung halamannya dengan menggunakan bis, sekarang tinggal lah aku sendirian dirumah. Disaat sendirian seperti ini, aku kembali merasa kesepian sehingga kejadian kemarin kembali terlintas. Terbayang dibenakku Badan Beni yg tegap, otot-ototnya yg kekar, dadanya yg bidang, dan penisnya yg besar ah… mengapa aku jadi begini, mengapa aku begitu terangsang mengingatnya. Semua bayangan itu membuat payudaraku mengeras, otot-otot memekku berkontraksi, kemudian dalam hitungan menit akupun orgasme. Sepertinya aku tergila-gila kepada Beni kakak kelasku tersebut. Aku tahu ini salah, tapi sungguh aku tak dapat menahannya.
Siangnya kujemput anakku dari sekolahnya, tetapi dua jam kemudian anakku kembali kesekolah untuk mengikuti les tambahan pelajaran yg memang setiap sore diikutinya.
Sore itu hujan turun dengan lebat sekali, kembali aku sendirian dirumah. Daripada bosan dan memikirkan yg nggak-nggak akhirnya kuputuskan untuk menonton film DVD. Kucari-cari koleksi film-film suamiku, setelah memilih-milih kuputuskan untuk menonton film yg dibintangi aktris favoritku Angelina Jolie yg berjudul Original Sin (mungkin ada beberapa pembaca yg sudah menonton film ini, bagi yg belum kusarankan jangan menontonnya he..he..). Baru saja kuputar film tersebut di DVD Player, tiba-tiba ada yg mengetok pintu. Akupun melangkah untuk membukakan pintu.
“Eh.. Beni, silahkan masuk” Tak kusangka Beni main kerumahku sore itu, kupersilahkan dia masuk dan duduk diruang tamu.
“Lagi nonton ya Lis?” Tanya Beni. (Memang TV kami berada diruang tamu)
“Iya” Jawabku
“Film apa?”
“Nggak tahu tuh.. judulnya Original Sin” Jawabku lagi. (Awalnya aku memang nggak tahu cerita dari film tersebut)
“Kamu hobby nonton juga ya” Sambungnya.
“Kadang-kadang sih”
“Kok sepi, mana anakmu” Tanyanya.
“Anakku lagi les disekolah”
“Suamimu belum pulang ya?” (Beni memang sudah tahu kalau suamiku sedang pergi keluar kota dari obrolan kami kemarin)
“Belum Ben, mungkin besok kalau pekerjaannya sudah selesai”
“Berarti kamu sendirian dong, aku jadi nggak enak nih” Kata Beni.
“Nggak enak kenapa?” Tanyaku balik.
“Ya kamu kan lagi sendirian, nggak enak dong aku cowok main disini” Jawabnya.
“Nggak apa-apa kok” Jawabku “ Baru pulang kerja Ben?” Tanyaku.
“Iya nih, tadinya sih mau langsung pulang tapi karena kebetulan rumah kita satu jalur dan posisiku lebih dekat kerumahmu langsung aja aku main, sekalian berteduh nunggu hujan agak reda” Jawabnya.
“Tunggu sebentar ya Ben kubuatkan teh hangat biar nggak kedinginan”
“Ok deh, kalau nggak merepotkan”. Jawabnya. Aku hanya tersenyum.
Setelah teh selesai kuseduh, akupun kembali keruang tamu.
“Silahkan diminum Ben, mumpung masih hangat”
“Terimakasih ya Lis” Jawab Beni.
Sejurus kemudian kami pun mulai fokus pada film DVD yg sedang tayg didepan kami. Sementara hujan diluar semakin menjadi-jadi saja.
Beberapa saat kemudian taygan film tersebut memasuki bagian yg hot, yaitu saat Angelina Jolie dan Antonio Banderas sedang bersetubuh. Ada rasa malu dalam diriku melihat taygan tersebut, ingin kumatikan TV tetapi kulirik Beni sedang serius menonton, akhirnya kubatalkan niatku mematikannya dan akupun meneruskan menonton film tersebut. Semakin lama film tersebut semakin hot saja, tanpa sadar aku mulai terangsang menontonnya, ditambah cuaca hujan diluar sana membuat birahiku bergejolak. Aku tak tahu apa yg dirasakan Beni saat ini, tapi aku yakin diapun juga sedang bergairah. Aku kagum juga dia mampu menutupinya dengan tetap diam dan tenang.
Karena birahiku sedang bergejolak tinggi, tanpa sadar tangan kiriku meremas tangan kanan Beni. Setelah sadar apa yg aku lakukan aku menarik tanganku, tetapi dengan sigap tangan Beni menahannya. Sekarang gantian tangan kanan Beni yg meremas tangan kiriku. Aku kaget dan terpaku atas remasan tangan Beni pada tanganku, kemudian Beni mendekatkan tubuhnya padaku. Dan wajahnya semakin dekat dengan wajahku, Beni sepertinya akan mengecup bibirku.
Sebelum bibirnya menyentuh bibirku masih sempat aku berkata
“Jangan Ben” tetapi tdk ada perlawanan sama sekali dari tubuhku, aku seakan mengharap bibirnya cepat-cepat menyentuh bibirku.
Sejurus kemudian mulut Beni mulai melumat bibirku, dimainkannya lidahnya dalam rongga mulutku, aku semakin terangsang, aku mulai lupa segalanya. Lumatan bibir Beni yg tadi hanya kubiarkan saja mulai kuberikan perlawanan, tapi saat ini bukan perlawanan tanda penolakan yg kuberikan tapi justeru lumatan mulut Beni kubalas dengan lumatan mulutku yg tdk kalah ganasnya. Tak hanya sampai disitu, tangan Beni mulai beraksi meremas kedua buah payudaraku secara bergantian dari luar daster yg kugunakan. Tak terasa mulutku mulai mengeluarkan lenguhan nikmat oh..oh..
Aku semakin nekad saja, penis Beni yg selama ini hanya bisa kubayangkan akhirnya kuremas dengan ganas dari luar celana jeansnya. Melihat reaksiku Beni pun semakin ganas, setelah puas melumat bibirku giliran leherku, telingaku, dan pundakku yg digarapnya. Tdk sampai disitu tangan kanannya mulai mencari jalan masuk untuk meremas payudaraku secara langsung. Karena baju yg kupakai adalah baju terusan membuat aku harus mengangkat dasterku sampai kepinggang.
Hal ini membuat paha mulusku terbuka, bukan itu saja CD putihku pun terlihat oleh Beni. Keadaan ini tdk disia-siakan oleh Beni, tangannya mulai mengusap paha mulusku, kemudian memekku walau dari luar CD yg kugunakan, tangannya terus naik menelusup kedalam pakaianku dan kedalam BHku dan meremas kedua payudaraku secara bergantian.
Nikmat sekali yg kurasakan akupun melenguh lagi
“oooh.. Ben…”
Akupun semakin tergila-gila dibuatnya. Akupun mulai membuka ikat pinggang yg digunakan Beni, dia membantu menurunkan jeansnya sebatas lutut. Terlihat jelas oleh mataku tonjolan penis Beni dari balik CD hitam yg digunakannya, bahkan kepala penisnya agak menyembul sedikit keluar karena tak mampu ditutupi oleh CD nya. Tanpa membuka terlebih dahulu CD yg dikenakan oleh Beni, ku selusupkan tanganku kedalam CD hitamnya, tanganku mulai meremas penis Beni dari dalam CD hitamnya. seksigo
Beni menjadi gelagapan, diapun berdiri bermaksud melepas daster yg kugunakan. Belum sempat tangannya membuka dasterku, kutepis tangannya kemudian disaat dia berdiri kuturunkan jeans dan CD hitam yg dikenakan Beni.
Woow. . . asedikit histeris aku melihat betapa besar dan panjangnya penis Beni dalam kondisi tegang seperti ini, sambil jongkok dilantai kudekatkan tubuhku ke tubuh Beni yg sedang berdiri. Tanganku mulai mengocok penis besar Beni, sambil mengocok dan mengamati penis Beni , tiba-tiba muncul perasaanku ingin sekali mengulum penis gede itu.
Secara refleks kudekatkan wajahku ke penisnya dan sejurus kemudian kumasukkan penis besar itu kedalam mulutku tak dapat seluruh penis Beni masuk kedalam mulutku saking panjangnya penis itu, kemudian akupun mulai mengulum penis besar dan panjang milik Beni tersebut. Kuperhatikan wajah dan mata Beni merem-melek merasakan sensasi akibat kulumanku pada penisnya.
Beberapa saat kemudian Beni mengangkat tubuhku hingga berdiri. Dilepaskannya dasterku kemudian BHku dan terakhir CD putihku. Matanya melotot kearahah memekku yg ditumbuhi bulu-bulu lebat yg memang kubiarkan tumbuh. Dalam kondisi telanjang bulat diangkatnya tubuhku diangkatnya kaki kiriku dan diletakannya diatas meja ruang tamu, kemudian Beni berjongkok kebawah tubuhku dan mulai menjilati memekku dari bawah. Mulutku meracau tdk karuan merasakan kenikmatan yg diberikan Beni, terlebih saat dia mengulum klitorisku. “Oohhh…. Ben, nikmat Ben…”
“Ben… kamu hebat Ben…, lidahmu nakal Ben… ooohhh….” Racauku
“Ben aku ingin penismu dimasukkan Ben… cepat Ben…. Ooohhh… ssshh…” Tdk ada lagi rasa maluku sebagai isteri orang, rasa maluku telah sirna digantikan oleh kenikmatan-kenikmatan yg diberikan bekas kakak kelasku ini.
Beni tdk menjawab, kemudian dia menggendongku dan dipapahnya aku menuju kamarku yg merupakan kamarku bersama suamiku. Diletakannya aku diatas ranjang pengantinku tersebut, kemudian ditekuknya kedua kakiku dan dibukanya lebar-lebar terlihat jelas memekku dari pososo Beni.
Kemudian diapun mulai memasukkan penis besar dan panjang tersebut secara perlahan kedalam memekku yg telah sangat basah.
“Aahhh………” Teriakku merasakan nikmatnya tusukan Beni. Belum masuk sepenuhnya penis Beni, sementara memekku telah terasa penuh sesak.
Tetapi Beni tdk menyerah, perlahan mulai dinaik turunkannya penisnya, dalam beberapa kali goyang dengan sedikit memaksa ditusukkannya penisnya sepenuhnya.
“Aahh…Ben…” Jeritku merasakan nyeri sedikit tapi nikmat luar biasa.
Tak dapat kurasakan betapa nikmatnya saat itu. Terasa ada ruang dalam memekku yg selama ini belum tersentuh, sekarang telah dimasuki oleh penis besar dan panjang milik Beni.
Beni mulai menggoyangkan pantatnya naik-turun. Pertama perlahan, semakin lama semakin cepat saja, membuatku menjerit dan meracau tdk karuan.
“Bagaimana Lis, kamu suka” Celoteh Beni.
Aku mengangguk malu.
“Besar mana penisku dibanding suamimu” Tanya Beni.
Aku tdk menjawab.
“Besar mana penisku dibanding punya suamimu Lis?” Tanyanya.
Akhirnya kujawab “Oohhh… besar punyamu Ben…”
Gejolak yg terpendam Sambungan. . .
Sekitar jam 5 sore itu kami pun pergi. Beni pulang sementara aku menjemput anakku dari les nya. Keesokan harinya suamiku pulang, kusambut suamiku dengan gembira. Suamiku pun tampak gembira atas sambutanku ada rasa bersalah dalam diriku tetapi seketika itu juga kutepis. Setelah itu kusiapkan air hangat untuk suamiku mandi. Malam itu kami habiskan waktu dengan bercerita, khusunya mengenai pekerjaannya selama 2 hari diluar kota. Kami tdk melakukan hubungan badan malam itu karena suamiku kecapaian.
Besok paginya suamiku berangkat kerja untuk melaporkan hasil kerjanya selama 2 hari kepada pimpinannya. Seperti biasanya sebelum kekantor dia mengantarkan anak kami ke sekolahnya terlebih dahulu. Setelah sendirian dirumah kutelpon Beni, aku katakan pada Beni untuk melupakan semua yg terjadi dan menghentikan kegilaan kemarin, cukup sampai disitu dan aku tak ingin berjumpa lagi dengannya. Beni kecewa mendengar pernyataanku tersebut tetapi akhirnya dia bisa menerimanya.
Kehidupanku kembali seperti biasanya, memang aku merasa berdosa tetapi demi keutuhan keluarga biarlah semua itu menjadi rahasia hidupku saja pikirku.
Dua tahun telah berlalu sejak kejadian tersebut, sementara kehidupan keluargaku tambah harmonis saja. Karir suamiku semakin meningkat yg tadinya hanya sebagai staff sekarang sudah dipromosikan sebagai Asisten Manejer, bahkan kata suamiku dia segera akan menjadi Manejer, tetapi untuk mencapai jabatan itu dia harus melanjutkan studinya keluar negeri. Dengan meningkatnya karir suamiku, perekonomian keluargaku pun semakin membaik. Apabila dulu kami belum memiliki mobil pribadi hanya mobil inventaris kantor suamiku saja, sekarang kami telah memiliki sedan keluaran terbaru bermerk Honda.
Beberapa bulan kemudian datang surat dari kantor pusat suamiku, yg isinya menyarankan suamiku untuk melanjutkan studinya keluar negeri dengan dibiayai oleh perusahaan tempatnya bekerja selama kurang lebih 2 tahun. Setelah kami berunding, akhirnya aku merelakan dia pergi, toh itu demi kebaikan keluarga kami juga.
Seminggu kemudian suamiku pergi meninggalkan aku dan anakku untuk melanjutkan studinya keluar negeri. Sekarang dirumah ini hanya ada aku dan anakku saja, karena pembantuku sudah berhenti kerja 6 bulan lalu. Aku tdk berfikir untuk mencari penggantinya semua urusan rumah tangga sudah bisa aku lakukan sendiri.
Tiga bulan setelah kepergian suamiku, timbulah peristiwa ini. Saat itu kira-kira 100 meter disamping rumahku dibangun sebuah gedung yg lumayan besar, yg tak kusangka bahwa perusahaan yg membangun gedung tersebut adalah perusahaan dimana Beni bekerja, sedangkan Beni bertugas mengawasi pembangunan gedung tersebut.
Setiap pagi saat aku mengantar anakku sekolah atau kepasar selalu meleLisna bangunan yg sedang dikerjakan itu dan beberapa kali juga kulihat Beni sedang mengawasi pekerjanya atau sedang mengangkat alat-alat berat membantu buruh kerjanya. Entah Beni tahu atau tdk bahwa sedan putih yg setiap pagi lewat itu adalah mobilku. Tetapi aku merasa Beni mengetahuinya karena setiap aku lewat, Beni selalu mengamati dengan serius dan selalu tersenyum.
Hingga pada suatu hari kira-kira jam 3 sore, pada saat itu anakku sedang les sementara aku sedang menonton acara tv paforitku sendiri dirumah. Tiba-tiba ada yg mengetuk pintu rumahku, setelah kubuka kulihat Beni yg berada didepan dia tersenyum dan menyapa.
“Hai Lisna, sudah lama kita tak bertemu ya”
“Beni… aku kan sudah bilang kalo kita tak boleh ketemu lagi” Jawabku.
“Jangan marah dulu dong Lis, aku kesini hanya mau minta kain perban sekalian mencuci lukaku ini” Kata Beni sambil memperlihatkan tangan kirinya yg terkoyak dan berdarah.
Awalnya ingin kuusir saja dia, tetapi melihat lukanya yg cukup parah aku kasihan juga.
“Ya udah, sini masuk biar kubersihkan dan kuobati” Jawabku spontan.
Aku memang memiliki sedikit pengalaman mengobati luka-luka seperti itu, yg sejak dulu sudah biasa aku lakukan.
Beni pun kuajak masuk menuju belakang, kemudian kubersihkan lukanya dengan air hangat, kutetesi lukanya dengan betadine kemudian kelilitkan perban ke pergelangan tangannya. Selama aku mengobati lukanya tersebut, Beni tak henti-hentinya mengamatiku dari ujung rambut hingga kaki. Seperti yg kukatakan sebelumnya kebiasaanku dirumah adalah memakai daster. Kebetulan daster yg kugunakan saat itu adalah daster yg berbahan tipis dan ujungnya pendek hingga 5cm diatas lutut.
Disela-sela mengamati tubuhku Beni berkata.
“Kamu semakin cantik aja Lis. Suamimu mana? Belum pulang kerja ya?”
“Oh.. dia sedang kuliah diluar negeri” Jawabanku tersebut spontan keluar begitu saja, membuat aku menyesal mengapa aku harus jujur, bukankah ini memberi kesempatan buat Beni untuk berlama-lama dirumahku pikirku.
“Pantas selama ini kuperhatikan kamu selalu sendirian menyetir mobilmu, mobil baru ya?” Tanyanya.
Sambil berkata demikian Beni menggeser sedikit posisi duduknya sehingga membuat mataku melirik kearah bagian bawah Beni. Tertangkap oleh mataku tonjolan penis Beni yg besar dibalik celana jeansnya yg ketat. Aku sedikit menyesal mengapa harus mengalihkan pandanganku kearah itu, jangan-jangan hal ini disengaja oleh Beni untuk memancing arah pandangku. Aku sempat berpikir apa sih yg dipikirkan oleh Beni hingga membuat penisnya tegang seperti itu, dasar laki-laki makiku dalam hati. Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan Beni tadi.
Setelah selesai memasang perban ditangan Beni aku pun berdiri ingin mencuci tanganku. Tiba-tiba Beni berdiri juga dan memegang tanganku kemudian berusaha memelukku. Kutepis tangannya dan aku berusaha mendorongnya dengan kedua tanganku.
“Jangan Ben… hentikan!” Kataku sedikit berteriak.
“Lis, aku kangen padamu” Kata Beni dengan terus berusaha memelukku.
“Hentikan Ben..!” Kataku, kemudian kutampar wajah Beni dengan keras apalagi saat itu tanganku sedang memegang gunting yg kupergunakan untuk memotong perban tadi.
Beni pun menghentikan tindakannya, kemudian mundur dan duduk diatas dipan dalam ruang keluarga tersebut sambil memegang pipinya yg tampak berdarah bekas tamparanku tadi. Aku menjadi iba lagi melihat Beni, kemudian kudekati dia dan berkata.
“Maaf Ben, sakit ya” Kataku sambil memperhatikan pipi kiri bagian atasnya yg berdarah, mungkin kena ujung gunting saat kutampar tadi.
Aku duduk tepat disebelah Beni, kutiup lukanya dan kubersihkan darahnya dengan kapas luka, kemudian kutempelkan Handy plast dipipinya yg luka tersebut.
“Sekali lagi aku minta maaf ya Ben, lukamu jadi bertambah” Kataku.
“Nggak apa-apa Lis, aku juga minta maaf sudah keterlaluan tadi” Kata Beni menghiba.
Kuraih tangannya dan kukatakan.
“Nggak apa-apa Ben, aku juga salah padamu” Jawabku.
Beni mengangguk dan senyum, kemudian dia memelukku dengan lembut. Kali ini pelukannya tdk kutolak, kuanggap ini bentuk ketulusan maaf dari Beni.
Agak lama Beni memlukku, perasaanku berkecamuk antara menghentikan pelukan Beni atau merasakan dekapan dada Beni yg bidang yg membuat darahku berdesir. Tanpa sadar tanganku yg tadi menggenggam tangan kiri Beni menjadi semakin kuat genggamannya bahkan cenderung meremasnya.
Merasakan tindakanku tersebut, Beni kemudian mencium bagian belakang leherku. Hal itu membuatku menggelinjang, daerah tersebut adalah daerah sensitifku. Tangan kanan Beni yg sedari tadi menganggur mulai merayap menyisir bagian bawah dasterku, kemudian merayap masuk kedalam dasterku, mengelus pahaku bolak-balik. Bulu kudukku berdiri, birahiku muncul dengan dahsyat karena hampir 3 bulan sudah aku tdk berhubungan badan dengan suamiku. Untuk sekali lagi aku tak dapat menahan godaan dari laki-laki yg bukan suamiku ini.
“Aah.. Ben” Kataku tak dapat menahan menyembunyikan perasaanku saat tangan Beni mulai masuk kebalik CD ku dan mulai mengusap-usap bibir memekku.
Tak sampai disitu, jari-jari Beni mulai masuk mengaduk-aduk dalam memekku. Dua jarinya sekaligus masuk dalam memekku.
Sudah terlanjur basah sekalian saja mandi pikirku. Aku pun mulai meremas-remas tonjolan penis Beni. Semakin lama remasanku semakin liar. Tak sampai disitu tanganku membuka kancing dan resleting jeans Beni tanpa membuka CD nya. Kumasukkan tanganku kebalik CD Beni terus kugenggam dan kuremas penis Beni secara langsung, terasa besar sekali ditanganku.
Aku sudah lupa segalanya, aku pun turun dan berjongkok didepan Beni yg sedang duduk di dipan. Kuturunkan CD Beni tanpa melepasnya. Terpampanglah penis besar Beni yg berdiri tegak, aku semakin bergairah melihatnya. Kuremas dan kumasukkan dalam mulutku kemudian kujilati kepala penisnya.
“Oohh…” Beni melenguh merasakan nikmat kulumanku pada penisnya. Jilatanku terus turun kebawah kujilati dan kukulum kedua biji pelir Beni. Beni meracau.
“Oohh… nikmat Lis, pintar sekali kamu Lis, Oohh…” Racau Beni.
Agak lama aku mengulum penis Beni, akhirnya Beni pun tak tahan. Diangkatnya tubuhku dan didudukkannya diatas dipan sementara dia jongkok didepanku. Diangkatnya dasterku keatas hingga pinggang, kemudian ditekuknya kakiku diatas dipan dan tanpa melepas CD ku, dibukanya CD ku dari dari samping hingga memekku kini nampak jelas di hadapannya. Sesaat kemudian lidahnya menjulur menggapai memekku, dijilatinya bibir memekku kemudian dimasukkannya lidahnya kedalam lubang memekku. Beberapa saat kemudian sambil lidahnya mengaduk-aduk lubang memekku jarinya ikut memainkan klitorisku.
“Oohh… Ben, nikmat sekali Ben…” Racauku.
Baru kali ini aku diperlakukan seperti itu, sungguh nikmat sekali rasanya.
Beberapa lama kemudian diangkatnya tubuhku hingga berdiri, dilepasnya dasterku, bra ku, hingga CD ku. Aku pun sekarang telanjang bulat dihadapannya. Aku tak mau kalah kulepas kaos yg dipakai Beni, Beni membantu melepas jeans dan CD nya.
Kini kami berdua telanjang tanpa sehelai benang pun. Diraihnya payudaraku kemudian diisapnya secara bergantian kedua buah payudaraku. Sambil mengulum puting payudaraku diangkatnya kakai kiriku dan diletakannya diatas dipan kemudian dimasukannya penis besarnya kedalam lubang memekku. Agak kesulitan nampaknya Beni mencari lubangnya, maka aku pun meraih penisnya dan kupandu menuju lubang memekku.
Sluurp.. masuklah penis panjang dan besar Beni kelubang memekku sekali lagi.
“Oohh…” Racauku nikmat. Baru kali ini aku merasakan bersetubuh dalam posisi berdiri, sungguh nikmat sekali.
Beni terus menggoyangkan pantatnya sambil mulutnya mengulum payudaraku secara bersamaan.
“Ooohh… Ben… kamu hebat Ben… Ooohh… nikmatnya Ben…” Racauku tanpa malu lagi.
Beberapa saat kemudian tubuhku kejang, rasanya aku akan keluar. Sementara Beni terus menggoyangkan pantatnya semakin lama semakin cepat saja. Beni menggigit-gigit kecil bagian atas payudaraku sambil terus menggoyang.
“Beni… aku mau keluar” Jeritku merasakan tubuhku semakin kejang
“Tahan dulu Lis, kita keluar bersama-sama” Jawab Beni.
“Ku keluarkan dimana Lis?” Tanya Beni lagi.
“Keluarkan aja didalam Ben, jangan lepas penismu ya Ben…” Racau ku.
Goyangan Beni semakin cepat dan cepat sekali, aku pun merasakan nikmat sekali.
“Ben… aku keluar…” Jeritku
“Aku juga keluar Lis… Aaargh…” Jerit Beni lagi.
Akhirnya kami bersamaan keluar, kemudian roboh dan duduk diatas dipan sambil berpelukan mesra.
Kurang lebih 20 menit istirahat, aku pun ijin untuk membersihkan badan dalam kamar mandi. Disaat aku mandi, Beni masuk dalam kamar mandi yg memang tdk kukunci.
Tersentak aku kaget karena tiba-tiba Beni mendekapku dari belakang. Diremasnya kedua payudaraku dengan kedua tangannya. Setelah puas meremas payudaraku, tangan kanannya merayap turun dan sampai dibibir memekku. Jari telunjuknya mulai masuk mengaduk-aduk lubang memekku.
Beberapa saat kemudian diangkatnya kakikiriku dengan tangan kanannya, keseimbanganku pun hilang tanganku meraih pinggiran bak mandi dan bertumpu disitu. Yg membuatku tambah kaget, Beni memasukkan penisnya ke lubang memekku dari belakang.
“Oohh… Ben…” Jeritku saat penis Beni masuk kedalam lubang memekku.
Beni mulai menggoyangkan pantatnya. Baru pertama kali ini aku merasakan bersetubuh dalam posisi ini, ada rasa nyeri bercampur nikmat. penis Beni terasa panjang sekali masuk dalam memekku. Kembali terasa ada ruang dalam memekku yg selama ini belum tersentuh sekarang ditembus oleh penis panjang dan besar milik Beni ini. Rasa nyeri telah sirna sekarang yg terasa adalah nikmat luar biasa.
Beni terus saja memaju-mudurkan pantatnya, semakin lama semakin cepat.
“Plak. Plak. Plak” Bunyi peraduan goyangan Beni.
Aku pun tak kalah ganas sambil Beni terus menggoyangkan pantatnya aku pun memberikan perlawanan dengan mengoyangkan pantatku yg semakin lama semakin liar.
Aku semakin bergairah dan racauku pun semakin menjadi-jadi.
“penismu nikmat Ben..” Jeritku
“Nikmat mana sama punya suamimu” Tanya Beni
“Jangan lecehkan aku Ben…” Jawabku
“Kamu nggak mau dilecehkan ya sayang” Tanya Beni dengan semakin mempercepat goyangannya.
Aku yg sudah terlanjur nikmat menjawab.
“Ooohhh… lecehkan saja aku Ben…Ooohh…” Jeritku
“penismu lebih nikmat dari punya suamiku Ben, lebih besar, lebih panjang Ooohh….” Racauanku sudah semakin lupa diri.
Akhirnya…
“Aku keluar Ben…Ooohhh….” Jeritku
“Aku juga keluar Lis” Sambung Beni.
Setelah beristiraha sejenak dikamar mandi, kami pun mandi bersama-sama.
Subscribe to:
Posts (Atom)