Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru - Cerita sex terbaru bergambar sebelumnya berjudul Making Love Dengan Gadis SMU di Dekat Pantai Dalam Mobil, kini ada cerita seks dewasa Bercinta Dengan Pak Dhe Yang Perkasa Ketika Berada Jauh Dari Budhe
Perkenalkan nama saya angie 20 tahun, hmm mulai dari mana ya, eh iya saya tinggal di magelang jawa tengah, daerah yang tidak begitu elit lah, saya keturunan jawa asli n dari keluarga yang tidak begitu menonjol, perawakan gak terlalu cantik sih, ya sekilas tentang aku, hidung gak pesek, bentuk muka oval n rambut sedikit berombak sebahu.
bentuk tubuh ya biasa aja ukuran dada 36b dan perut rata, serta pantat agak gede, tinggi kurang lebih 158-160 cm lah, berat badan 48 kilo, dan juga aku sudah tidak perawan semenjak sma, aku kehilangan keperawananku oleh pacar, lalu aku hamil dan menggugurkan kandungan di jawa tengah, trus aku kuliah disini (jawa tengah).
pertengahan tahun 2015 oh yesss... liburan semester genap, hmm akan berlibur ke jawa timur nih, 2 bulan kira-kira cukuplah tuk refresing di jawa timur, akhirnya ngepakin barang dah selesai, lalu ma ayah dah disiapin tiket kretanya, duuuh ayah memang baik banget, menyiapkan tiket kreta yg bisnis, diantar lah naik motor ma ayah ke stasiun, lalu say good bye n see u next month to papa...
btw nyampailah di jombang, dan oh my god aku lupa kasih tau bu dhe kalau aku ke jombang, akhirnya ku telpon ibu dan aku dikasih alamat serta no. hp bu dhe, dan akhirnya pak dhe yang datang bawa pick up nya.. katanya pulang dari pasar, nyampe dirumah langsung sungkem ma bu dhe dan berbasabasi, terus di beri kunci kamar. dalam hati ku berkata, akhirnya aku bisa berbaring diranjang dan berbantal empuk.. kmudian aku terlelap
keesokan harinya, aku bangun jam 05.30, pak dhe dah mau berangkat, dan bu dhe sudah mulai buka warung pracangannya, wah gila, jam segini aja dah ada pembeli, lalu ku melangkah ke kamar mandi.. hmmmm dinginnya... Bu dhe ku usianya 46 tahun, lebih tua 3 tahun dari ibu, terus pak dhe ku 39 tahun, beliau adalah suami ke-2 bu dhe ku namanya pak Sukarman, sementara suami pertama dah meninggal karena sakit.
pak sukarman perawakannya sangat besar, itu jika dibanding dengan aku, tingginya ku taksir lebih 175 cm, dan badanya lebar, sementara bu dhe ku walau sudah 46 tahun, dia masih segar, perawakannya lebih tinggi dari aku, dadanya ku taksir sama dengan ku, mereka tidak mempunyai anak, jadi apabila keponakannya datang, pasti sangat senang, di hari itu aku habiskan hari di rumah sambil mencermati aktifitas pak deh den bu dhe. pak dhe pulang ke rumah jam 2 siang lalu diterukan membantu budhe di warung, ya mengangkat-angkat barang, melayani pembeli dan lain-lain, akhirnya sore jam 3 aku keluar dengan menggunakan sepeda motor yamaha mio bu dhe,
hmmm bisa jalan-jalan begini asik juga yah. tiba-tiba motornya macet, ampuunn mana aku gak tau masalah otomotif lagi, ku tuntun deh motor itu, dan tanpa ku duga aku ketemu sang mantan yang dulu tega memperawaniku dan lari begitu saja, namun aku bukan orang pendendam, ku panggil dia, Ali namanya, Al mereneo, iki motorku macet, tulungin ya!! pintaku, dia agak canggung utk mendatangiku, mungkin karena merasa bersalah. eh anggie, napa? bensinnya atau apa?? (kalimat-kalimat saya ubah dalam bahasa indonesia), lalu kujawab, gak tau tuh tiba-tiba macet,
setelah diotak-atik gak tau apanya yg jelas dia cabut selang dan beberapa saat kemudian motor dah bisa berjalan, lalu dia meminta maaf atas hal yang diperbuat beberapa tahun lalu, aku iyakan, dan kamipun berbincang sedikit, akhirnya berpisah, yah aku pulang ke rumah bu dhe jam 8 malam, akhirnya ku nonton tv, tapi kok stasiunnya cuma sdikit gini, wah bt banget, lalu ku masuk kamar jam 9 malam, ya sebenernya belum ngantuk sih, tapi kupaksa menutup mata.
dan benar juga, jam 11 malam aku terbangun, bingung aku gak bisa tutup mata, dan dikamar sebelah tepat kamar bu dhe dan pak dhe terdengar decit-decit ranjang, serta suara desahan budhe, hhhmm aku dapat memastikan ini bahwa pak dhe sedang menghajar bu dhe, lama kelamaan aku penasaran deh, kok lama banget, lalu ku dengar lebih berkonsentrasi lagi, ah kurang puas, coba keluar kamar ah, cari sela sela pintu sapa tau gak dikunci, namun ternyata dikunci.. kutinggal lagi ke kamar, setelah dikamar aku paksakan lagi utk tidur, akhirnya bisa juga.
kali ini aku bangun lebih pagi, jam 4 aku bangun, bu dhe dan pak dhe juga sudah bangun, gila bener, jam segini dah siap kerja, padahal tadi malam kan nglembur itu, pak dhe mandi, dan simpangan dengan aku ketika dia keluar dari kamar mandi, dan astaga, bulu di dadanya lebat banget, lalu dia cuma, eh anggie, mau mandi ya.., ku jawab iya, setelah mandi, aku bantu beresin warung bu dhe, ketika ku bantu, terdengar pak dhe ngomong, eh nggie, nanti keluar gak? gak pak dhe... jawabku, lalu dia menawari, bagaimana kalo ntar pagi ke pasar, ya liat-liat jombang lah... ku gak langsung jawab, tapi ku pandang bu dhe dan meng iya kan, menyuruh aku untuk ikut ke pasar ma pak dhe, lalu ku jawab, iya pak dhe..
jam 06 pagi aku bersama pak dhe berangkat kepasar, dalam perjalanan gak ada obrolan penting, hanya seputar bagaimana kuliahku, keadaan ayah dan ibu. di pasar, hawanya sangat panas dan terlalu hiruk-pikuk, namun jam 10 pak dhe dah mulai beres-beres, karena dagangan sayurnya dah hampir habis, cuma tinggal gubis dan sayur, itupun sedikit, di pinggir pasar aku dibelikan es campur....
hmmm nikmatnya dingin-dingin seperti ini minum es, pak dhe dan aku duduk agak jauh dari penjual es, di bawah pohon pak dhe mulai menanyakan, eh nggie, kamu masih berhubungan dangan Ali ya setelah kejadian itu? tanya pak dhe. wah celaka ini, kok tau pak dhe kalau dulu aku pernah berhubungan badan. aku jawab, gak pak dhe, wong da orang yg gak bertanggung jawab. aku menjawab itu dengan pandangan fokus pada mangkok es ku, kemudian pak dhe ngajak ngobrol yang lain, mungkin karena biar aku gak kaget dan nyatai, lalu dia bertanya lagi,
trus pacar kamu yang sekarang dah tau kalo kamu sudah tidak...? wih pak dhe kok nanya seperti itu lagi sih..!! jawabku, dalam hati ku berkata, mungkin pak dhe kepingin ma aku, tapi aku ya gak enak, kan masih famili, aduh bagaimana ini, aku kok mulai merinding dengan pertanyaan yang tiba-tiba ini, tadi aja nyantai tapi kok... Tiba-tiba dia mengeluarkan hape dari sakunya, dan menelpon bu dhe, entah apa yang dibicarakan aku gak perhatiin, cuma yang ku tau pak dhe izin pulang agak sore, mungkin jam 4 atau 5. setelah itu kami ngobrol sedikit lama disitu.
Setelah obrolan tadi pak dhe mengajaku naik pick up nya, dia ngomong, nggie, ntar kamu gak da perlu kan dirumah, ya ntar ikut pak dhe dulu lah.. Kemana pak dhe?? sahutku, ya pokoknya jalan aja.. sambil setir mobil dia kluarin hp lagi dan telpon, eh mo, rumah pak edi kemarin yang menawar dah stuju belum.. dia telpon temannya, setelah itu, lanjtkan ngobrol dengan ku, temen pak dhe nggie, jual rumah, itu yang di suruh cari pembeli pak dhe, ya ntar kita mampir dulu ke rumah itu, ya priksa keadaan lah.
aku hanya menganggukan kepala saja, dan beberapa waktu kemudian, sampailah ke rumah tersebut. rumahnya di lingkungan sepi, gak banyak tetangga, adapun lebih dari 50 meter dari rumah itu, rumah itu tak terlalu besar, tapi tidak jelek, dalamnya masih komplit dan rapi, cuma terasnya yang belum dibangun sempurna. pak dhe mengajakku masuk dan menceritakan bahwa kalo tiap hari dia bersih-bersih disini. aku duduk di ruang tamu, dan pak dhe duduk disampingku setelah buang sampah.
pak dhe lebih dekat duduknya denganku serta merangkul pundakku, aku tak tau harus bagaimana, aku hanya merinding dan setengah berdebar. lalu dia tanya lagi, nggie, gimana pacar kamu sekarang? dia dah tau belum kalo kamu sudah pernah nglakuin. aku hanya diam dan menundukan kepala, aku hanya terbayang, bagaimana kalau pak dhe nafsu sama aku dan menikmatiku, tak ku sangka ternyata tangan kirinya merangkulku dan tangan kanannya menggrayangi pahaku.
Pak dhee.... jangan pak dhe... aku hanya mengatakan itu, tapi aku tidak berbuat apa-apa, entah kenapa aku seperti menurut saja sama pak dhe, setelah itu tangannya merayap ke atas dan mulai menyentuh serta meremas pelan payudaraku.. oh.... pk dhe..aku terpejam dan denan perasaan tak karuan, setelah itu dia mencoba melepas atasanku, aku tak tau mungkin karena nafsu juga aku juga membantu melepasnya. pikirku, terlanjur basah, ya basahin terus, lalu ku buka resleting celana pak dhe, ku pegang penis pak dhe dan yang ku tau, penis itu belum ereksi total,
kemudian dia juga membuka celana jeans ku, oh aku hanya mengenakan celana dalam dan BH saja, sedang pak dhe sudah melepas bajunya, terlihat sangat lebat bulu didadanya, sementara itu ku plorotkan celananya, kini kami hanya mengenakan pakaian dalam, penis pak dhe sangat besar dan panjang, saat ini belum ereksi penuh padahal, kemudian dia melucuti cd nya sendiri setelah itu mendekap aku dengan penuh nafsu, pantatku dan dadaku selalu jadi sasaran tangan kekar pak dhe,
bibirnya mengendus-endus dada dan leher, sepertinya aku sangat dimanjakan dengan belaian itu, aku hanya terpejam dan menurut ketika dia melepas BH dan cd ku.. ah aku telanjang bulat di depan pak dhe, namun apapun itu aku ingin meneruskannya, oh penis pak dhe ku cengkram dan mulai ada tanda-tandanya mengeras.. astaga, tanganku tak sampai untuk mencengkramnya, bagaimana nanti bisa masuk pikirku,
lalu dia melumat dengan ganas dan bikin ku merem melek, uuufffffff llleppp lalu di kursi itu aku disuruh mengulum penis monsternya pak dhe, halb, mulutku gak muat, namun pak dhe memasukannya perlahan-lahan, dan tangannya mengelus vaginaku lalu menekan clitorisku, ahh pak dhee... geli-geli enak pak dhee... setelah beberapa saat dia berdiri memandangi tubuhku, mengelus payudara dan terus kebawah, setelah itu dia mendekatkan wajahnya ke memek ku,
dan benar saja, mulutnya menghisap-hisap memekku, hmmmm memek kamu wangi, wangi wanita, gumamnya, ahhh membuatku lebih bergairah, gak peduli itu pak dhe atau pacara atau setan, namun ini nikmat, ahh hisep yang keras pak dhee... dan lidahnya menjilati bagian dalam memekku, ah lidahnya sangat kasar membuatku ingin memasukan dan menggaruk memekku yang gatal, ahhh terus pak dhee.... sampai aku ngos-ngosan digarap seperti itu, emmmmmm enak pak dhe, enak...., lalu dia menghentikannya.. yah pak dhee????? seruku,
sebentar, lalu membenarkan posisinya dan membuka kakiku, di pegang penis nya itu, aku sempat melihatnya dan ya tuhan, penis apa itu, dia memasukan nya pelan-pelan, pak dhee.... hati-hati, punya pak dhe terlalu besar... seruku, dia diam aja, uh.. nampaknya tidak muat ini, ah.. sedikit-sedikit penis itu memasuki memekku, aaaahhhh pak dhe... kebesaran... baru masuk setengah, sudah penuh memekku rasanya, di goyang dikit saja sangat terasa, namun pak dhe tidak menyerah, dia terus melesakan penisnya pelan-pelan,
aaaahhhhhh serasa tidak ada habisnya ini penis, ketika sudah 3/4 masuk, dia menghentikan, lalu menarik pelan penis nya... oouuuuhhhh oouuuuhhh setiap mili dari penis itu terasa, dan ketika ditarik, serasa ditrik pula bagian dalam memekku... emmmhhh enak-enak agak sakit... lalu tinggal kepalanya saja yang tetap di dalam memeku, ku pandang dia, dia membalas pandanganku dengan senyum yg berwibawa.... lalu melakukan penetrasi itu lagi dan aaaaahhhhhh, dengan ritme yang lambat akhirnya pak dhe bisa lancar memaju mundurkan penisnya dalam memekku..
ah-ah...ah nafasku tak teratur, dan dia menghentikan penetrasi itu sambil menarik nafas dalam-dalam, dan ternyata setelah itu dia menhujamkan penisnya dengan keras hingga penuh, dan hal itu nembus sampai rahimku aaahhhhlkkkk... aku tidak bisa bergerak dan rada nyeri di dalam sana, ahhh dia menghentikan di sana, lalu memujiku bahwa memekku nikmat, nikmat gundulmu, aku lagi klojotan, dia malah kesenengan, lalu dia gerak-gerakkan penisnya didalam dan itu membuatku tambah terglincang-glincang, ah uh... ahhhhh pak dhee.... aku gak bisa berkata-kata, ooohhhh lalu dia tarik dan memaju mundurkan penisnya, kali ini sampai pada penuh..
irama itu membuat aku melayang-layang dan akhirnya aku merasa akan sampai, dan ohhh ku cengkram tangan pak dhe lalu aku meledak dan ahhhhhhhh pak dheeeee... dia malah semakin semangat menggenjot memekku, aku hanya menganga menahan serangan dan ledakan orgasmeku, dan benar saja dia terus memompaku tiada henti, aku masih diatas awan orgasmeku, tiba-tiba, nggie.. aku juga mau keluaaaarrrrrr.... tak sampai selesai dia menembakan semprotan spermanya ke rahimku... craaat craatt.. oh.. begitu terasa sperma pak dhe di rahimku....
setelah ngecret dirahimku, aku pun tak langsung bangun dari kursi itu, bagaimana langsung bangun habis dihajar sama penis pak dhe yg gede itu, lalu pak dhe menggendongku ke salah satu kamar, ah... istirahat dulu, andai saja penisnya gak se gede itu, pasti aku kecewa, Nggie, sudah capek nggie? tanya pak dhe, aku hanya diam saja, hahhhh, sambil kupejam mata ini, tapi nggak tau dibawah sana kok ada yang ingin menerobos masuk, seketika ku buka mata dan ternyata pak dhe menekan panisnya, astaga....!!! pak dhe... emmmffff kok masih tegang,
pak dhe hanya diam saja sambil sedikit menyunggingkan senyum menatapku, dan bles...bless... ahhh masuk semua penis gede itu, habis kurang puas sih nggie.. sahut pak dhe, tangannya meraba payudaraku, oohh nikmatnya, sudah lemas masih di entot ma pak dhe, eeeehhhhmmmm... pak dhe pun melakukan penetrasi ini dengan lembut, hhhmmmm aku terniang-niang menggelengkan kepala kiri dan kanan.. ahh pak dhe kuat bangeeet... seruku,
dan mendengar ucapan itu, sontak pak dhe lebih mengeraskan penetrasinya ke memekku, ahhhh pak dhe ku genggam lengannya sambilku merem-melek menahan hantamannya..selang beberapa menit aku diangkatnya, dia memegang pantatku sambil berdiri tegak, akupu memeluk tebuhnya guna berpegangan, hentakannya sangat terasa dan uh-uh-uh hanya itu yang bisa keluar dari mulutku dan ke peluk semakin erat ketika rasa orgasme mau melandaku, pak dhe stop-stop... lalu dia merebahkanku lagi, kini dia diatasku, menindihku, benar-benar sulit bernafas.. hingga pak dhheeeee.....
pak dhe ternyata malah semakin menggila memajumundurkan penisnya.. aaaaaaaahhhhh aku kelua a a ar r rr... sambil di genjot terus, aku tak bisa merasakan dan memikirkan apapun kecuali ledakan kenikmatanku... dia menggenjotku dan tiba-tiba dia lepaskan dan mengeluarkan penisnya. membiarkan ku terlentang diranjang, ahh... ahhh.. aku terkelinjang hebat bergarak, bergetar-getar tubuhku, dengan cairan orgasmeku yang mengalir pelan serasa tiada henti..
pakdhe menyaksikanku dengan berkacak pinggang, dan sialan, penisnya masih tegang, Nggie, pak dhe puas liat kamu bergetar orgasme kayak gini, serunya. aku hanya bisa menggigil akibat orgasme tadi.. ternyata dia benar-benar tega denganku, belum selesai aku bergetar diranjang itu, dia membalikan tubuhku dan memasukan dari belakan, bless.. hanya mengaga yang aku bisa, oh dalam banget rasanya di aduk dari belakang.. dia mempompa langsung dengan kekuatan penuh, aaaaaahaahhhhhh....
kringatku mulai bercucuran, diapun tambah semangat, aaaaaaahhhh pak dee... sudah-sudah... mmmmmhhhh, memekku dihajar terus, ah dia berbaring miring, sementara aku juga, aku membelakanginya, penis masih menancap di memeku, ahahaha kini dia menarik aku supaya aku mendudukinya, dia melakukan penetrasi dari bawah, ahhh, aku membantu mengocok penisnya dengan memekku dengan harapan supaya pak dhe cepat ejakulasi, emmmmmmhhhhhhhh... benar juga, penisnya mulai berkedut-kedut dan crooottt...
menyemburkan spermanya, hhhhhmmmm langsung aku ditarik dan direbahkan disandingnya, lalu aku dipeluknya, akupun bergetar menggelinjang dan dalam pelukannya aku merasa lemas dan ngantuk, akupun tertidur, sementara pak dhe memelukku sambil memainkan payudaraku.. END by Cerita Seks Bergambar - Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru -
Thursday, December 31, 2015
Wednesday, December 30, 2015
Making Love Dengan Gadis SMU di Dekat Pantai Dalam Mobil
Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru - Cerita sex terbaru bergambar sebelumnya berjudul Kembali Kurasakan Gairah Seksual Ketika Ponakanku Meraba Tubuhku, kini ada cerita seks dewasa Making Love Dengan Gadis SMU di Dekat Pantai Dalam Mobil
Amelia atau panggilannya Lia, gadis berkulit putih, tinggi 167 cm, berat 52 kg dan ukuran payudaranya saya perkirakan 34B, betul-betul anak SMU yang baru berkembang. Awal perkenalan saya dengan Lia, kami janji bertemu di rental internet favorit saya dekat mall.
“Hallo.. Om yang namanya Andi?” tanya seorang gadis SMU pada saya.
“Iya.. Amelia ya?” tanya saya kembali padanya sambil memperhatikan wajahnya yang manis, rambut hitam lurus sebahu dan masih memakai seragam SMU-nya.
“Lagi ngapain Om?” tanyanya sambil duduk di kursi sebelah saya.
“Liat email yang masuk nich, panggil aja Andi ya” pintaku.
“Ya, panggil juga saya dengan Lia” jawabnya sambil mepet melihat ke arah monitor komputer.
“Okey, Lia bolos sekolah ya, jangan keserinngan bolos loh” nasehatku.
“Enggak kok, wong nggak ada guru, lagi ada rapat tuch”
Wangi juga bau parfumnya, mana rok abu-abunya span lagi, si boy jadi bangkit nich. Wah, kalo bisa making love sama Lia, asyik juga.. Huh dasar lagi mumet nich otak, maunya si boy saja.
“Ndi, Lia boleh tanya nggak?”
“Boleh aja, andi itu orangnya terbuka kok en’ fair, mau nanya apa?”
“Kalo tamu ceweknya Andi ngajak jalan-jalan, bayar nggak?”
“Oh itu, ya terserah ceweknya, pokoknya keliling Lombok ditanggung senang dech”
“Masalah hotel, akomodasi dan lain-lain ditanggung tamu, gitu”
“Kalo making love gimana?” tanya Lia antusias.
“Kalo making love sich, terserah tamunya, kalo suka sama Andi, ayo aja”
“Biasanya Andi selama ini dibayar berapa sich?”
“Ya, kira-kira lima ratus ribu sampai satu jutaan”
“Itu berapa hari?”
“Terserah tamunya aja mau berapa hari, okey, puas?”
“Mmh..” guman Lia seperti ingin menanyakan sesuatu tapi ragu-ragu.
“Kalo Lia udah pernah dicium belum atau udah pernah making love?” tanyaku.
“Ih, si Om nanyanya gitu”
“Ah, nggak usah malu sama Andi, ceritain aja”
“Belum sich Ndi, cuma kalo nonton BF sering”
“Jangan ditonton aja, praktek dong sama pacar” tantang saya sambil menepuk pundaknya.
“Pacarnya Lia itu agak aneh kok”
“Gimana kalo praktek sama Andi, ditanggung senang dan tidak bakalan hamil”
“Hush, jangan aneh-aneh Ndi, Lia udah punya pacar lho”
“Nggak aneh kok, kalo praktek pacar-pacaran” rayu saya, sepertinnya ada peluang nich. Saya harus merayunya supaya Lia tidak ragu-ragu lagi.
“Iya sich, tapi..” jawabnya ragu-ragu.
Setelah selesai membalas email yang masuk, saya berencana mengajak Lia ke pantai Senggigi, siapa tahu ada kesempatan, ya nggak pembaca. Ternyata Lia itu tinggal bersama ibunya yang masih berusia 47 tahun dan suaminya tugas keluar pulau selama beberapa bulan.
“Mau nggak ke pantai jalan-jalan, tadi Lia naik apa?”
“Naik mobil, pake mobil Lia aja” ajaknya bersemangat sambil menggandeng tangan saya seperti Om dan keponakannya.
Ternyata mobilnya memakai kaca rayban gelap dan ber-AC lagi, jadi siang itu kami meluncur ke pantai senggigi dan sebelumnya kami membeli beberapa camilan dan saya juga membeli kondom, biasa.. he.. he..
Lia menjalankan mobil dengan santai, tapi saya jadi tegang terutama si boy dan bukan mobilnya yang jalan santai yang membuat saya tegang, rok abu-abunya itu lho. Sudah span, pas duduk dalam mobil otomatis bertambah pendek saja hingga memperlihatkan setengah bagian pahanya yang putih mulus dan masih kencang.
“Eh, Ndi kok bengong, ngelamun jorok ya?”
“Eh.. Eh.. Nggak juga” jawab saya tergagap-gagap.
“Terus kenapa liatin pahanya Lia terus”
“Badanmu itu bagus kok, rajin fitnes ya?”
“Pasti, supaya badan Lia tetap fit dan seksi. Gimana, seksi nggak?” tanyanya tersenyum.
“Seksi bo! Eh Lia parkir aja yang di pojok tuch” tunjukku pada sebuah pojokan, agak menjauh dari jalan raya dan terlindungi oleh pepohonan, asyik nih siapa tahu bisa indehoy.
“Bagus juga tuch tempatnya” jawab Lia setuju sambil memarkirkan mobilnya hingga pas dengan lebatnya pepohonan, yang kalau dari jalan raya tidak kelihatan dan juga tempatnya sepi, jauh dari pemukiman dan lalu lalang orang, paling-paling orang yang berjalan di pantai, itupun agak samar-samar.
Mudah-mudahan pembaca tidak bingung membayangkan ilustrasi tempat yang saya ceritakan. Setelah Lia parkir, kami saling curhat tentang masalah pribadi Lia yang belum pernah making love dan ibunya yang sering kesepian ditinggal suaminya pergi.
“Ngomongnya nggak enak ya kalo kita berjauhan begini”
“Maksud Andi..”
“Lia duduk aja dekat Andi”
“Tapi kursi itu kan cuma satu”
“Ayo dong Lia, duduk sini kupangku” rayu saya sambil menarik tangan kanannya.
“Malu ah, dilihat orang” jawabnya ragu-ragu sambil melihat ke arah pantai.
“Berarti kalau nggak ada orang nggak malu dong” ujarku sambil menarik tangannya agar mendekat pada saya.
“Ya.. Nggak gitu” jawabnya ragu-ragu.
“Saya udah jinak kok apalagi si boy ini paling jinak” goda saya lagi sambil menunjuk kontol saya yang sudah agak menggembung.
“Ih jorok ih” jawabnya tertawa pelan.
“Mau nggak?”
“Emm.. Bagaimana ya”
“Mau dech..” dan akhirnya dengan paksaan sedikit dan si Lia yang ragu-ragu untuk duduk, saya berhasil menariknya bahkan Lia duduk dengan sedikit ragu.
Saya pangku Lia sambil melihat kembali ke arah pantai. Posisi Lia yang saya pangku menyamping hingga kalau melihat ke pantai agak menoleh sedikit. Posisi itu sungguh enak dan kelihatan si Lia juga menikmatinya, kelihatan dari tangan kanannya yang melingkar pada bahu saya.
“Oh ya, Andi mau nanya hal pribadi, boleh nggak?”
“Boleh aja, Lia itu orangnya terbuka kok” jawabnya sambil menggeser pantatnya supaya tidak terlalu merosot. Wah si boy saya jadi berdiri gara-gara si Lia memperbaiki posisi duduknya hingga pantatnya yang semok semakin mepet sama si boy. Coba pembaca bayangkan seperti posisi saya saat ditemani cewek SMU berumur 18 tahun yang bongsor dan seksi, pasti si boy mau berontak keluar, so pasti coy.
“Lia pernah nggak making love?”
“Mmh.. Gimana ya” jawab Lia ragu-ragu sambil menggigit jari kelingking tangan kirinya.
“Ceritain dong..” bujuk saya sambil mengelus pahanya yang masih terbungkus rok abu-abunya yang mini.
Lumayanlah sebagai permulaan pemanasan, ini kesempatan kalau Lia mau making love sama saya dan kalau tidak mau paling ditolak atau ditampar atau ditinggalkan, tapi dari perasaan saya sih, sepertinya mau.
“Pernah sih sama pacar, tapi itu dulu sebelum putus”
“Kok putus, kenapa emangnya?” tanyaku sambil tangan kiri saya memegang pinggangnya yang langsing.
“Sebetulnya Lia sayang sama dia, kalau cuma making love sich tidak apa-apa”
“Yang penting pake kondom supaya aman”
“Terus apa masalahnya?”
“Ya itu, making lovenya agak aneh, masak Lia diikat dulu”
“Wah, itu sich namanya ada kelainan namanya, harusnya dengan lembut”
“Oh ya, Andi kalau making love sama tamunya secara lembut ya”
“Tentu saja, maka banyak cewek yang senang dengan cara yang romantis dan lembut”
“Asyik dong”
“Mau nyobain nggak?” tantang saya sambil mengelus tangan kirinya yang ternyata sangat halus.
“Wuhh.. Maunya tuch” jawab Lia mencibirkan bibirnya yang seksi.
“Pegang aja boleh nggak ya?” tanya saya mengiba dan tangan kanan saya mulai mengelus-ngelus pahanya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dengan lembut.
“Emh.. Gimana ya.. Dikit aja ya” jawab Lia mengejutkan saya yang tadinya cuma bercanda, eh tidak tahunya dapat durian runtuh.
“Lia, mau bagian mana dulu?” goda saya sambil mengelus punggungnya yang halus.
“Ih genit ah..” candanya manja.
Saya naikkan tangan kanan saya mencoba menjamah payudara kirinya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dan kelihatannya tidak ada penolakan dari Lia. Dengan perlahan lehernya saya cium perlahan dan jamahan tangan saya berubah menjadi remasan supaya membangkitkan gairahnya. Ternyata Lia adalah tipe cewek yang libidonya cepat naik.
“Geli.. Ndi..” rintihnya pelan, tangan kirinya membantu tangan kanan saya untuk lebih aktif meremas payudara kiri dan kanannya secara bergantian. Lehernya yang putih saya cium dan jilat semakin cepat.
“Sst.. pe.. lan.. Ndi..”
Setelah beberapa menit, tiba-tiba Lia menurunkan tangan saya dan tangannya dengan terampil melepas tiga kancing atas bajunya serta mengarahkan tangan saya masuk ke dalam baju seragam SMU-nya dan tangan kirinya mengusap pipi saya. Tangan kananku yang sudah separuh masuk baju seragamnya langsung masuk juga dalam BH-nya yang ternyata berwarna putih polos. Gundukan payudaranya ternyata sudah keras dan tanpa menunggu aba-aba saya remas payudaranya dengan perlahan, kadang-kadang saya pelintir puting susunya.
“Ndi.. Sst.. Mmh.. Yang ki.. ri.. sst..” rintihnya pelan takut kedengaran.
“Lia, boleh nggak saya ci..” belum sempat habis pertanyaan saya, Lia sudah mencium saya dengan lembut yang kemudian saya balas ciumannya.
Semakin lama lidah saya mencari lidah Lia dan kami pun berciuman dengan mesra, bahkan saling menjilat bibir masing-masing. Sambil berciuman, kancing baju atas seragam Lia yang tersisa itu pun langsung saya lepas hingga tampaklah payudaranya dengan jelas. Kembali saya cium payudaranya. Selama beberapa menit berciuman, kuluman dan hisapan pada putingnya membikin Lia bertambah merintih dan mendesis, untung saja pada saat itu masih sepi dan bukan hari libur atau hari minggu.
“Mmh.. gan.. ti.. sst.. kiri.. sstt..” rintih Lia memberi aba-aba sambil tangan meraih kepala saya dan menggeser serta menekan pada payudaranya.
“Ter.. Us.. Sst.. Ndi..”
Tangan kanan saya yang sedang berada di pusarnya turun merayap masuk ke dalam rok abu-abunya dan mengelus vaginanya yang masih terbungkus CD searah jarum jam.
“Sst.. Terus.. Ndi” rintih Lia yang ikut membantu menyingkapkan rok abu-abu SMU-nya ke atas hingga pantatnya yang putih menyentuh paha saya yang masih terbungkus celana jins.
Setelah beberapa saat, saya masukkan tangan kanan ke dalam CD putihnya yang ternyata ditumbuhi bulu halus yang terawat rapi dan saya usap beberapa menit.
“Sst.. Ndi.. Ge.. Li.. Mmh..” gumam Lia pelan sambil matanya menatap setengah sayu. Gerakan jari tangan saya keluar masukkan ke dalam vaginanya yang mulai basah.
“Mmh.. Sst.. Enak.. Ndi.. Te.. Rus.. Agak cepe.. tan.. Sst”
“Sst.. Ya.. Nah.. Sst.. Gitu” rintih Lia yang kelihatan mulai terangsang hebat.
Tangan kiri saya yang tadinya hanya mengusap-usap pinggangnya jadi aktif mengusap payudara kirinya dan saya percepat permainan tangan pada vaginanya dan tiba-tiba saja Lia menjepit tangan saya dan disusul keluarnya cairan putih, berarti Lia telah orgasme yang pertama.
“Mmh.. Nikmat juga ya rasanya Ndi” gumam Lia sambil memandangku sayu.
“Mau nggak ngerasain si boy?” bujuk saya melihat Lia yang sedang terangsang berat.
“Mmh..” gumannya pelan, agak ragu Lia menjawab tapi akhirnya Lia pindah ke belakang mobil, wah tambah asyik nich.
Saya juga berpindah ke belakang mobil sambil melepas celana jins serta CD saya hingga bagian bawah saya bugil dan atasnya masih memakai kaos, untuk berjaga-jaga siapa tahu ada orang lewat.
“Ndi.. Pelan aja” guman Lia pelan sambil melepas CD putihnya hingga Lia sekarang bagian bawah atasnya juga bugil cuma memakai baju seragam SMU-nya tanpa BH.
“Ya, Sayang, kupakai kondom dulu ya supaya aman” jawab saya sambil mengambil posisi duduk menghadap ke depan dan mengarahkan Lia dalam posisi saya pangku serta menghadap saya. Pantatnya yang semok saya pegang dengan kedua tangan dan memberi arahan pada Lia.
“Pegangin si boy, ya tangan kanan” pinta saya pada Lia yang memegang kontolku dan mengarahkan ke vaginanya yang masih sempit.
“Nanti Lia dorong ke bawah ya, kalau udah pas kontolnya”
“Aduh.. Sakit..” rintih Lia karena kontol saya meleset pada bibir vaginanya.
Kembali saya arahkan kontol pada lubang vaginanya, pada usaha keempat, bless akhirnya masuk kepala dulu.
“Sst.. Pe.. Lan.. Ndi..” Rintih Lia sambil memegang tangan kiri saya dengan tangan kanannya dan mengigit bibir bawahnya dengan pelan.
“Pertamanya sakit kok, tapi agak lama juga enak” rayu saya sambil mendorong pinggulnya ke bawah hingga lama kelamaan, bless..
“Akhh..” jerit Lia lirih karena kontol saya semuanya masuk dalam vaginanya.
“Gimana rasanya?”
“Sakit sich, tapi.. Geli..” gumam Lia mencium saya dengan lembut. Dengan perlahan saya sodok vaginanya naik turun hingga Lia mendesis lirih.
“Sst.. Agak.. ee.. tengah.. sst..” rintih Lia lirih sambil menggoyangkan pinggulnya hingga sodokan dan goyangan itu menimbulkan bunyi clop.. clop.. clop.., begitu kira-kira.
Semakin lama sodokan saya percepat disertai dengan goyangan Lia yang makin liar hingga tangan saya kewalahan menahan posisi vaginanya agar pas pada kontol saya yang keluar masuk makin cepat. Bahkan payudaranya bergoyang-goyang ke atas ke bawah, kadang membentur muka saya, sungguh nikmat sekali pembaca sekalian.
“Barengan ya keluarnya ya.. Mmh..” perintah saya pada Lia karena sepertinya lahar putih saya sudah sampai puncaknya, jadi saya berusaha bertahan beberapa menit lagi.
“Mmhm.. Sst.. Ya.. Ndi..”
“Ce.. Petan.. Sst.. Ndi..” rintih Lia sambil memeluk dan menjepit saya dengan keras. Rupanya Lia sudah mencapai puncaknya dengan goyangannya yang makin keras.
“Ssrtss.. Seka.. Rang.. Sst.. Akhkk..” jerit Lia karena keluarnya cairan putih itu yang berbarengan dengan bobolnya pertahanan saya, secara bersaman kami saling memeluk menikmati sensasi yang luar biasa itu.
Beberapa saat kami masih berpelukan disertai tetesan keringat membasahi badan padahal mobil masih menjalankan AC-nya hampir full.
“Gimana rasanya, puas nggak” tanya saya sambil mencium bibirnya yang indah itu.
“Ternyata enak juga making love sama Om Andi”
“Lain sama pacarnya Lia, agak kasar sich” celotehnya sambil melepaskan pelukan saya dan memakai kembali CD dan BH-nya yang berwarna putih itu, setelah Lia kembali memakai seragam sekolahnya dan tentu saya juga, jam telah menunjukkan pukul 11.45 siang.
“Sebagai tanda terima kasih, gimana kalau Om Andi kutraktir”
“Boleh saja, sekarang kita kemana?” tanya saya melihat Lia menjalankan mobilnya menuju kota.
“Pulang dong” jawabnya manja.
“Lho, terus saya ngapain”
“Nanti kukenalin sama mamanya Lia dan adiknya Lia, mau nggak Om?”
“Okey..”
Ternyata Lia tinggal di perumahan mewah, pantas bawanya mobil. Tampak seorang wanita yang anggun dan cantik berusia kurang lebih 47 tahun sedang membaca sebuah majalah. Tapi yang menarik perhatian saya, baju longdress yang dikenakannya dengan belahan atas yang rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang berwarna putih itu, mungkin lebih besar daripada punya Lia, tingginya kira-kira 163 cm/50 kg.
“Selamat siang Bu” sapa saya sopan.
“Selamat siang Pak” jawabnya ramah sambil bersalaman dengan saya.
“Ini Ma, guru privat matematika Lia yang baru, rencananya sich abis makan siang kita belajar”
“Oh ini to, yang namanya Pak Andi yang sering diceritain Lia”
“E.. Eh.. Ya..” jawab saya tergagap-gagap karena begitu lihainya Lia memperkenalkan saya sebagai guru privatnya, pelajaran matematika lagi, aduh.. gawat padahal saya tidak bisa apa-apa.
Setelah berbicara dengan ibunya mengenai les dan biaya tetek bengek lainnya, disepakati bahwa les privat cuma bisa saya lakukan dua minggu, itu pun harinya selang seling. Siang itu saya makan bersama Lia setelah ditinggal ibunya pergi keluar dan baru pulang sore hari. Lia sudah berganti pakaian dengan celana pendek dan kaos ketat khas ABG.
“Gila kamu Lia, nanti kalau ketahuan ibumu gimana?”
“Tenang aja Om, mama itu jarang kok nyampurin urusan Lia”
“Oh, gitu”
“Katanya Om mau ngajarin Lia” goda Lia penuh arti sambil mengerling nakal. Ini baru namanya surga dunia, setelah puas makan kami mengobrol sambil menonton film DVD yang dibawa Lia.
Selama dua minggu itu sebelum Lia akhirnya pindah ke Jakarta, kami sering making love tanpa sepengetahuan mamanya, pokoknya hampir tiap bertemu dengan berbagai posisi, yang sering di mobil, kamar tidur, kamar mandi, bahkan di suatu acara ulang tahun mamanya, saya diundang.
“Gimana Ndi, ramai nggak ulang tahun mama saya?”
“Wah, ramai sekali, pasti papamu pejabat ya?”
“Ah enggak kok, Papa itu pengusaha”
“Oh gitu” jawab saya sambil memperhatikan Lia yang malam itu memakai gaun yang sungguh indah, apalagi belahan atas gaunnya sungguh rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang putih itu, mungkin tidak pake BH, gaunnya yang berwarna hijau cuma sebatas di atas lutut. Bahkan kalau Lia duduk dan saya perhatikan gaun bawahnya, mungkin dengan sengaja Lia membuka gaun bawahnya hingga memperlihatkan CD-nya yang berwarna merah muda itu. Wow, sungguh membuat si boy berontak, tapi saya pura-pura cool saja.
“Ndi, Lia lagi pengin nich, gimana?” tanya Lia tiba-tiba sambil mendekat pada saya.
“Kita cari ruangan yuk” ajak saya yang kebetulan tadi melihat ruangan dekat taman sedang kosong.
“Lho kok ke sini, apa tidak ke kamar?” tanya Lia heran.
“Bosan ah di kamar, cari variasi lain, mau nggak?”
“Ayo, cepetan waktunya mepet nich” gandeng Lia terburu-buru.
“Lia, kamu malam ini can..” belum sempat saya berkata romantis sudah dipotong Lia dengan ciumannya yang melumat bibir saya dengan ganas, kami pun berciuman dengan alot sambil tangan saya masuk ke belahan gaunnya dan meremas payudaranya dengan gemas.
“Mmh..” gumam Lia karena bibirnya sudah menyatu dengan bibir saya sambil tangannya membuka resleting celana panjang saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah berdiri sejak tadi.
Beberapa menit kami saling melakukan ciuman dan remasan hingga akhirnya Lia mendorong saya perlahan.
“Ayo Ndi, buka celanamu” perintah Lia sambil melepas CD saya dan Lia mengambil posisi berjongkok untuk menghisap kontolku dengan sedotan yang agak keras.
“Pe.. Lan.. Aja..” pinta saya pada Lia karena kerasnya hisapan Lia hingga semua kontol saya masuk pada mulutnya. Beberapa menit telah berlalu dan saya sungguh tidak tahan dengan posisi tersebut.
“Gantian dong..” pinta saya pada Lia sambil saya berjongkok dan membuka CD merah mudanya serta menghisap vaginanya dan mencari biji kacangnya, menghisap dan menjilat sampai dalam vaginanya hingga semakin banyak cairan yang keluar dan Lia semakin merintih-rintih dalam posisi berdiri.
“Sst.. Isep.. Yang keras.. Ndi.. Sst..”
“Udah Ndi.. Sst.. Ayo..” rintihan dan celotehan Lia meminta saya untuk memasukkan si boy ke dalam vaginanya.
Kami sekarang berdiri tapi Lia menghadap ke tembok, saya singkap gaunnya dari belakang, dengan dibantu Lia saya berusaha menyodokkan kontol saya dari belakang pantatnya. Akhirnya masuk semua kontol saya dalam vaginanya, sodokan demi sodokan dengan cepat membuat Lia merintih meminta saya segera mengakhiri permainan itu, beberapa puluh menit kemudian..
“Sst.. Ayo.. Ndi.. Sst.. Keluarin..”
“Lia udah pegel nich sst..” rintih Lia lirih karena kami jarang melakukannya dalam posisi berdiri.
“Sst.. Aduh.. Akhkk..” Dan akhirnya croott.. croot.. Keluarlah lahar putih itu bersamaan dengan jeritan Lia.
Itulah malam terakhir kami sebelum Amelia dan mamanya pindah ke Jakarta mengikuti tugas papanya yang saya dengar dipromosikan jadi general manager di sana. Selamat jalan Lia, sampai ketemu lagi lain waktu, dan kalau kamu membaca cerita ini, jangan lupa ya kasih komentarmu bagian mana yang kurang. END by Cerita Seks Bergambar - Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru -
Amelia atau panggilannya Lia, gadis berkulit putih, tinggi 167 cm, berat 52 kg dan ukuran payudaranya saya perkirakan 34B, betul-betul anak SMU yang baru berkembang. Awal perkenalan saya dengan Lia, kami janji bertemu di rental internet favorit saya dekat mall.
“Hallo.. Om yang namanya Andi?” tanya seorang gadis SMU pada saya.
“Iya.. Amelia ya?” tanya saya kembali padanya sambil memperhatikan wajahnya yang manis, rambut hitam lurus sebahu dan masih memakai seragam SMU-nya.
“Lagi ngapain Om?” tanyanya sambil duduk di kursi sebelah saya.
“Liat email yang masuk nich, panggil aja Andi ya” pintaku.
“Ya, panggil juga saya dengan Lia” jawabnya sambil mepet melihat ke arah monitor komputer.
“Okey, Lia bolos sekolah ya, jangan keserinngan bolos loh” nasehatku.
“Enggak kok, wong nggak ada guru, lagi ada rapat tuch”
Wangi juga bau parfumnya, mana rok abu-abunya span lagi, si boy jadi bangkit nich. Wah, kalo bisa making love sama Lia, asyik juga.. Huh dasar lagi mumet nich otak, maunya si boy saja.
“Ndi, Lia boleh tanya nggak?”
“Boleh aja, andi itu orangnya terbuka kok en’ fair, mau nanya apa?”
“Kalo tamu ceweknya Andi ngajak jalan-jalan, bayar nggak?”
“Oh itu, ya terserah ceweknya, pokoknya keliling Lombok ditanggung senang dech”
“Masalah hotel, akomodasi dan lain-lain ditanggung tamu, gitu”
“Kalo making love gimana?” tanya Lia antusias.
“Kalo making love sich, terserah tamunya, kalo suka sama Andi, ayo aja”
“Biasanya Andi selama ini dibayar berapa sich?”
“Ya, kira-kira lima ratus ribu sampai satu jutaan”
“Itu berapa hari?”
“Terserah tamunya aja mau berapa hari, okey, puas?”
“Mmh..” guman Lia seperti ingin menanyakan sesuatu tapi ragu-ragu.
“Kalo Lia udah pernah dicium belum atau udah pernah making love?” tanyaku.
“Ih, si Om nanyanya gitu”
“Ah, nggak usah malu sama Andi, ceritain aja”
“Belum sich Ndi, cuma kalo nonton BF sering”
“Jangan ditonton aja, praktek dong sama pacar” tantang saya sambil menepuk pundaknya.
“Pacarnya Lia itu agak aneh kok”
“Gimana kalo praktek sama Andi, ditanggung senang dan tidak bakalan hamil”
“Hush, jangan aneh-aneh Ndi, Lia udah punya pacar lho”
“Nggak aneh kok, kalo praktek pacar-pacaran” rayu saya, sepertinnya ada peluang nich. Saya harus merayunya supaya Lia tidak ragu-ragu lagi.
“Iya sich, tapi..” jawabnya ragu-ragu.
Setelah selesai membalas email yang masuk, saya berencana mengajak Lia ke pantai Senggigi, siapa tahu ada kesempatan, ya nggak pembaca. Ternyata Lia itu tinggal bersama ibunya yang masih berusia 47 tahun dan suaminya tugas keluar pulau selama beberapa bulan.
“Mau nggak ke pantai jalan-jalan, tadi Lia naik apa?”
“Naik mobil, pake mobil Lia aja” ajaknya bersemangat sambil menggandeng tangan saya seperti Om dan keponakannya.
Ternyata mobilnya memakai kaca rayban gelap dan ber-AC lagi, jadi siang itu kami meluncur ke pantai senggigi dan sebelumnya kami membeli beberapa camilan dan saya juga membeli kondom, biasa.. he.. he..
Lia menjalankan mobil dengan santai, tapi saya jadi tegang terutama si boy dan bukan mobilnya yang jalan santai yang membuat saya tegang, rok abu-abunya itu lho. Sudah span, pas duduk dalam mobil otomatis bertambah pendek saja hingga memperlihatkan setengah bagian pahanya yang putih mulus dan masih kencang.
“Eh, Ndi kok bengong, ngelamun jorok ya?”
“Eh.. Eh.. Nggak juga” jawab saya tergagap-gagap.
“Terus kenapa liatin pahanya Lia terus”
“Badanmu itu bagus kok, rajin fitnes ya?”
“Pasti, supaya badan Lia tetap fit dan seksi. Gimana, seksi nggak?” tanyanya tersenyum.
“Seksi bo! Eh Lia parkir aja yang di pojok tuch” tunjukku pada sebuah pojokan, agak menjauh dari jalan raya dan terlindungi oleh pepohonan, asyik nih siapa tahu bisa indehoy.
“Bagus juga tuch tempatnya” jawab Lia setuju sambil memarkirkan mobilnya hingga pas dengan lebatnya pepohonan, yang kalau dari jalan raya tidak kelihatan dan juga tempatnya sepi, jauh dari pemukiman dan lalu lalang orang, paling-paling orang yang berjalan di pantai, itupun agak samar-samar.
Mudah-mudahan pembaca tidak bingung membayangkan ilustrasi tempat yang saya ceritakan. Setelah Lia parkir, kami saling curhat tentang masalah pribadi Lia yang belum pernah making love dan ibunya yang sering kesepian ditinggal suaminya pergi.
“Ngomongnya nggak enak ya kalo kita berjauhan begini”
“Maksud Andi..”
“Lia duduk aja dekat Andi”
“Tapi kursi itu kan cuma satu”
“Ayo dong Lia, duduk sini kupangku” rayu saya sambil menarik tangan kanannya.
“Malu ah, dilihat orang” jawabnya ragu-ragu sambil melihat ke arah pantai.
“Berarti kalau nggak ada orang nggak malu dong” ujarku sambil menarik tangannya agar mendekat pada saya.
“Ya.. Nggak gitu” jawabnya ragu-ragu.
“Saya udah jinak kok apalagi si boy ini paling jinak” goda saya lagi sambil menunjuk kontol saya yang sudah agak menggembung.
“Ih jorok ih” jawabnya tertawa pelan.
“Mau nggak?”
“Emm.. Bagaimana ya”
“Mau dech..” dan akhirnya dengan paksaan sedikit dan si Lia yang ragu-ragu untuk duduk, saya berhasil menariknya bahkan Lia duduk dengan sedikit ragu.
Saya pangku Lia sambil melihat kembali ke arah pantai. Posisi Lia yang saya pangku menyamping hingga kalau melihat ke pantai agak menoleh sedikit. Posisi itu sungguh enak dan kelihatan si Lia juga menikmatinya, kelihatan dari tangan kanannya yang melingkar pada bahu saya.
“Oh ya, Andi mau nanya hal pribadi, boleh nggak?”
“Boleh aja, Lia itu orangnya terbuka kok” jawabnya sambil menggeser pantatnya supaya tidak terlalu merosot. Wah si boy saya jadi berdiri gara-gara si Lia memperbaiki posisi duduknya hingga pantatnya yang semok semakin mepet sama si boy. Coba pembaca bayangkan seperti posisi saya saat ditemani cewek SMU berumur 18 tahun yang bongsor dan seksi, pasti si boy mau berontak keluar, so pasti coy.
“Lia pernah nggak making love?”
“Mmh.. Gimana ya” jawab Lia ragu-ragu sambil menggigit jari kelingking tangan kirinya.
“Ceritain dong..” bujuk saya sambil mengelus pahanya yang masih terbungkus rok abu-abunya yang mini.
Lumayanlah sebagai permulaan pemanasan, ini kesempatan kalau Lia mau making love sama saya dan kalau tidak mau paling ditolak atau ditampar atau ditinggalkan, tapi dari perasaan saya sih, sepertinya mau.
“Pernah sih sama pacar, tapi itu dulu sebelum putus”
“Kok putus, kenapa emangnya?” tanyaku sambil tangan kiri saya memegang pinggangnya yang langsing.
“Sebetulnya Lia sayang sama dia, kalau cuma making love sich tidak apa-apa”
“Yang penting pake kondom supaya aman”
“Terus apa masalahnya?”
“Ya itu, making lovenya agak aneh, masak Lia diikat dulu”
“Wah, itu sich namanya ada kelainan namanya, harusnya dengan lembut”
“Oh ya, Andi kalau making love sama tamunya secara lembut ya”
“Tentu saja, maka banyak cewek yang senang dengan cara yang romantis dan lembut”
“Asyik dong”
“Mau nyobain nggak?” tantang saya sambil mengelus tangan kirinya yang ternyata sangat halus.
“Wuhh.. Maunya tuch” jawab Lia mencibirkan bibirnya yang seksi.
“Pegang aja boleh nggak ya?” tanya saya mengiba dan tangan kanan saya mulai mengelus-ngelus pahanya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dengan lembut.
“Emh.. Gimana ya.. Dikit aja ya” jawab Lia mengejutkan saya yang tadinya cuma bercanda, eh tidak tahunya dapat durian runtuh.
“Lia, mau bagian mana dulu?” goda saya sambil mengelus punggungnya yang halus.
“Ih genit ah..” candanya manja.
Saya naikkan tangan kanan saya mencoba menjamah payudara kirinya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dan kelihatannya tidak ada penolakan dari Lia. Dengan perlahan lehernya saya cium perlahan dan jamahan tangan saya berubah menjadi remasan supaya membangkitkan gairahnya. Ternyata Lia adalah tipe cewek yang libidonya cepat naik.
“Geli.. Ndi..” rintihnya pelan, tangan kirinya membantu tangan kanan saya untuk lebih aktif meremas payudara kiri dan kanannya secara bergantian. Lehernya yang putih saya cium dan jilat semakin cepat.
“Sst.. pe.. lan.. Ndi..”
Setelah beberapa menit, tiba-tiba Lia menurunkan tangan saya dan tangannya dengan terampil melepas tiga kancing atas bajunya serta mengarahkan tangan saya masuk ke dalam baju seragam SMU-nya dan tangan kirinya mengusap pipi saya. Tangan kananku yang sudah separuh masuk baju seragamnya langsung masuk juga dalam BH-nya yang ternyata berwarna putih polos. Gundukan payudaranya ternyata sudah keras dan tanpa menunggu aba-aba saya remas payudaranya dengan perlahan, kadang-kadang saya pelintir puting susunya.
“Ndi.. Sst.. Mmh.. Yang ki.. ri.. sst..” rintihnya pelan takut kedengaran.
“Lia, boleh nggak saya ci..” belum sempat habis pertanyaan saya, Lia sudah mencium saya dengan lembut yang kemudian saya balas ciumannya.
Semakin lama lidah saya mencari lidah Lia dan kami pun berciuman dengan mesra, bahkan saling menjilat bibir masing-masing. Sambil berciuman, kancing baju atas seragam Lia yang tersisa itu pun langsung saya lepas hingga tampaklah payudaranya dengan jelas. Kembali saya cium payudaranya. Selama beberapa menit berciuman, kuluman dan hisapan pada putingnya membikin Lia bertambah merintih dan mendesis, untung saja pada saat itu masih sepi dan bukan hari libur atau hari minggu.
“Mmh.. gan.. ti.. sst.. kiri.. sstt..” rintih Lia memberi aba-aba sambil tangan meraih kepala saya dan menggeser serta menekan pada payudaranya.
“Ter.. Us.. Sst.. Ndi..”
Tangan kanan saya yang sedang berada di pusarnya turun merayap masuk ke dalam rok abu-abunya dan mengelus vaginanya yang masih terbungkus CD searah jarum jam.
“Sst.. Terus.. Ndi” rintih Lia yang ikut membantu menyingkapkan rok abu-abu SMU-nya ke atas hingga pantatnya yang putih menyentuh paha saya yang masih terbungkus celana jins.
Setelah beberapa saat, saya masukkan tangan kanan ke dalam CD putihnya yang ternyata ditumbuhi bulu halus yang terawat rapi dan saya usap beberapa menit.
“Sst.. Ndi.. Ge.. Li.. Mmh..” gumam Lia pelan sambil matanya menatap setengah sayu. Gerakan jari tangan saya keluar masukkan ke dalam vaginanya yang mulai basah.
“Mmh.. Sst.. Enak.. Ndi.. Te.. Rus.. Agak cepe.. tan.. Sst”
“Sst.. Ya.. Nah.. Sst.. Gitu” rintih Lia yang kelihatan mulai terangsang hebat.
Tangan kiri saya yang tadinya hanya mengusap-usap pinggangnya jadi aktif mengusap payudara kirinya dan saya percepat permainan tangan pada vaginanya dan tiba-tiba saja Lia menjepit tangan saya dan disusul keluarnya cairan putih, berarti Lia telah orgasme yang pertama.
“Mmh.. Nikmat juga ya rasanya Ndi” gumam Lia sambil memandangku sayu.
“Mau nggak ngerasain si boy?” bujuk saya melihat Lia yang sedang terangsang berat.
“Mmh..” gumannya pelan, agak ragu Lia menjawab tapi akhirnya Lia pindah ke belakang mobil, wah tambah asyik nich.
Saya juga berpindah ke belakang mobil sambil melepas celana jins serta CD saya hingga bagian bawah saya bugil dan atasnya masih memakai kaos, untuk berjaga-jaga siapa tahu ada orang lewat.
“Ndi.. Pelan aja” guman Lia pelan sambil melepas CD putihnya hingga Lia sekarang bagian bawah atasnya juga bugil cuma memakai baju seragam SMU-nya tanpa BH.
“Ya, Sayang, kupakai kondom dulu ya supaya aman” jawab saya sambil mengambil posisi duduk menghadap ke depan dan mengarahkan Lia dalam posisi saya pangku serta menghadap saya. Pantatnya yang semok saya pegang dengan kedua tangan dan memberi arahan pada Lia.
“Pegangin si boy, ya tangan kanan” pinta saya pada Lia yang memegang kontolku dan mengarahkan ke vaginanya yang masih sempit.
“Nanti Lia dorong ke bawah ya, kalau udah pas kontolnya”
“Aduh.. Sakit..” rintih Lia karena kontol saya meleset pada bibir vaginanya.
Kembali saya arahkan kontol pada lubang vaginanya, pada usaha keempat, bless akhirnya masuk kepala dulu.
“Sst.. Pe.. Lan.. Ndi..” Rintih Lia sambil memegang tangan kiri saya dengan tangan kanannya dan mengigit bibir bawahnya dengan pelan.
“Pertamanya sakit kok, tapi agak lama juga enak” rayu saya sambil mendorong pinggulnya ke bawah hingga lama kelamaan, bless..
“Akhh..” jerit Lia lirih karena kontol saya semuanya masuk dalam vaginanya.
“Gimana rasanya?”
“Sakit sich, tapi.. Geli..” gumam Lia mencium saya dengan lembut. Dengan perlahan saya sodok vaginanya naik turun hingga Lia mendesis lirih.
“Sst.. Agak.. ee.. tengah.. sst..” rintih Lia lirih sambil menggoyangkan pinggulnya hingga sodokan dan goyangan itu menimbulkan bunyi clop.. clop.. clop.., begitu kira-kira.
Semakin lama sodokan saya percepat disertai dengan goyangan Lia yang makin liar hingga tangan saya kewalahan menahan posisi vaginanya agar pas pada kontol saya yang keluar masuk makin cepat. Bahkan payudaranya bergoyang-goyang ke atas ke bawah, kadang membentur muka saya, sungguh nikmat sekali pembaca sekalian.
“Barengan ya keluarnya ya.. Mmh..” perintah saya pada Lia karena sepertinya lahar putih saya sudah sampai puncaknya, jadi saya berusaha bertahan beberapa menit lagi.
“Mmhm.. Sst.. Ya.. Ndi..”
“Ce.. Petan.. Sst.. Ndi..” rintih Lia sambil memeluk dan menjepit saya dengan keras. Rupanya Lia sudah mencapai puncaknya dengan goyangannya yang makin keras.
“Ssrtss.. Seka.. Rang.. Sst.. Akhkk..” jerit Lia karena keluarnya cairan putih itu yang berbarengan dengan bobolnya pertahanan saya, secara bersaman kami saling memeluk menikmati sensasi yang luar biasa itu.
Beberapa saat kami masih berpelukan disertai tetesan keringat membasahi badan padahal mobil masih menjalankan AC-nya hampir full.
“Gimana rasanya, puas nggak” tanya saya sambil mencium bibirnya yang indah itu.
“Ternyata enak juga making love sama Om Andi”
“Lain sama pacarnya Lia, agak kasar sich” celotehnya sambil melepaskan pelukan saya dan memakai kembali CD dan BH-nya yang berwarna putih itu, setelah Lia kembali memakai seragam sekolahnya dan tentu saya juga, jam telah menunjukkan pukul 11.45 siang.
“Sebagai tanda terima kasih, gimana kalau Om Andi kutraktir”
“Boleh saja, sekarang kita kemana?” tanya saya melihat Lia menjalankan mobilnya menuju kota.
“Pulang dong” jawabnya manja.
“Lho, terus saya ngapain”
“Nanti kukenalin sama mamanya Lia dan adiknya Lia, mau nggak Om?”
“Okey..”
Ternyata Lia tinggal di perumahan mewah, pantas bawanya mobil. Tampak seorang wanita yang anggun dan cantik berusia kurang lebih 47 tahun sedang membaca sebuah majalah. Tapi yang menarik perhatian saya, baju longdress yang dikenakannya dengan belahan atas yang rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang berwarna putih itu, mungkin lebih besar daripada punya Lia, tingginya kira-kira 163 cm/50 kg.
“Selamat siang Bu” sapa saya sopan.
“Selamat siang Pak” jawabnya ramah sambil bersalaman dengan saya.
“Ini Ma, guru privat matematika Lia yang baru, rencananya sich abis makan siang kita belajar”
“Oh ini to, yang namanya Pak Andi yang sering diceritain Lia”
“E.. Eh.. Ya..” jawab saya tergagap-gagap karena begitu lihainya Lia memperkenalkan saya sebagai guru privatnya, pelajaran matematika lagi, aduh.. gawat padahal saya tidak bisa apa-apa.
Setelah berbicara dengan ibunya mengenai les dan biaya tetek bengek lainnya, disepakati bahwa les privat cuma bisa saya lakukan dua minggu, itu pun harinya selang seling. Siang itu saya makan bersama Lia setelah ditinggal ibunya pergi keluar dan baru pulang sore hari. Lia sudah berganti pakaian dengan celana pendek dan kaos ketat khas ABG.
“Gila kamu Lia, nanti kalau ketahuan ibumu gimana?”
“Tenang aja Om, mama itu jarang kok nyampurin urusan Lia”
“Oh, gitu”
“Katanya Om mau ngajarin Lia” goda Lia penuh arti sambil mengerling nakal. Ini baru namanya surga dunia, setelah puas makan kami mengobrol sambil menonton film DVD yang dibawa Lia.
Selama dua minggu itu sebelum Lia akhirnya pindah ke Jakarta, kami sering making love tanpa sepengetahuan mamanya, pokoknya hampir tiap bertemu dengan berbagai posisi, yang sering di mobil, kamar tidur, kamar mandi, bahkan di suatu acara ulang tahun mamanya, saya diundang.
“Gimana Ndi, ramai nggak ulang tahun mama saya?”
“Wah, ramai sekali, pasti papamu pejabat ya?”
“Ah enggak kok, Papa itu pengusaha”
“Oh gitu” jawab saya sambil memperhatikan Lia yang malam itu memakai gaun yang sungguh indah, apalagi belahan atas gaunnya sungguh rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang putih itu, mungkin tidak pake BH, gaunnya yang berwarna hijau cuma sebatas di atas lutut. Bahkan kalau Lia duduk dan saya perhatikan gaun bawahnya, mungkin dengan sengaja Lia membuka gaun bawahnya hingga memperlihatkan CD-nya yang berwarna merah muda itu. Wow, sungguh membuat si boy berontak, tapi saya pura-pura cool saja.
“Ndi, Lia lagi pengin nich, gimana?” tanya Lia tiba-tiba sambil mendekat pada saya.
“Kita cari ruangan yuk” ajak saya yang kebetulan tadi melihat ruangan dekat taman sedang kosong.
“Lho kok ke sini, apa tidak ke kamar?” tanya Lia heran.
“Bosan ah di kamar, cari variasi lain, mau nggak?”
“Ayo, cepetan waktunya mepet nich” gandeng Lia terburu-buru.
“Lia, kamu malam ini can..” belum sempat saya berkata romantis sudah dipotong Lia dengan ciumannya yang melumat bibir saya dengan ganas, kami pun berciuman dengan alot sambil tangan saya masuk ke belahan gaunnya dan meremas payudaranya dengan gemas.
“Mmh..” gumam Lia karena bibirnya sudah menyatu dengan bibir saya sambil tangannya membuka resleting celana panjang saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah berdiri sejak tadi.
Beberapa menit kami saling melakukan ciuman dan remasan hingga akhirnya Lia mendorong saya perlahan.
“Ayo Ndi, buka celanamu” perintah Lia sambil melepas CD saya dan Lia mengambil posisi berjongkok untuk menghisap kontolku dengan sedotan yang agak keras.
“Pe.. Lan.. Aja..” pinta saya pada Lia karena kerasnya hisapan Lia hingga semua kontol saya masuk pada mulutnya. Beberapa menit telah berlalu dan saya sungguh tidak tahan dengan posisi tersebut.
“Gantian dong..” pinta saya pada Lia sambil saya berjongkok dan membuka CD merah mudanya serta menghisap vaginanya dan mencari biji kacangnya, menghisap dan menjilat sampai dalam vaginanya hingga semakin banyak cairan yang keluar dan Lia semakin merintih-rintih dalam posisi berdiri.
“Sst.. Isep.. Yang keras.. Ndi.. Sst..”
“Udah Ndi.. Sst.. Ayo..” rintihan dan celotehan Lia meminta saya untuk memasukkan si boy ke dalam vaginanya.
Kami sekarang berdiri tapi Lia menghadap ke tembok, saya singkap gaunnya dari belakang, dengan dibantu Lia saya berusaha menyodokkan kontol saya dari belakang pantatnya. Akhirnya masuk semua kontol saya dalam vaginanya, sodokan demi sodokan dengan cepat membuat Lia merintih meminta saya segera mengakhiri permainan itu, beberapa puluh menit kemudian..
“Sst.. Ayo.. Ndi.. Sst.. Keluarin..”
“Lia udah pegel nich sst..” rintih Lia lirih karena kami jarang melakukannya dalam posisi berdiri.
“Sst.. Aduh.. Akhkk..” Dan akhirnya croott.. croot.. Keluarlah lahar putih itu bersamaan dengan jeritan Lia.
Itulah malam terakhir kami sebelum Amelia dan mamanya pindah ke Jakarta mengikuti tugas papanya yang saya dengar dipromosikan jadi general manager di sana. Selamat jalan Lia, sampai ketemu lagi lain waktu, dan kalau kamu membaca cerita ini, jangan lupa ya kasih komentarmu bagian mana yang kurang. END by Cerita Seks Bergambar - Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru -
Tuesday, December 29, 2015
Kembali Kurasakan Gairah Seksual Ketika Ponakanku Meraba Tubuhku
Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru - Cerita sex terbaru bergambar sebelumnya berjudul Pengalaman Pertama Dengan Apa Yang Namanya Sex Saat Aku Masih SD, kini ada cerita seks dewasa Kembali Kurasakan Gairah Seksual Ketika Ponakanku Meraba Tubuhku
Aku seorang wanita karir yang cukup mapan, boleh dibilang karirku sudah mencapai tingkat tertinggi dari yang pernah kuimpikan. Tahun lalu aku memutuskan keluar dari pekerjaanku yang sangat baik itu, aku ingin memperbaiki rumah tanggaku yang berantakan karena selama 5 tahun ini aku dan suami tidak pernah berkomunikasi dengan baik sehingga kami masing-masing memiliki kegiatan di luar rumah sendiri-sendiri.
Anak kami satu-satunya sekolah di luar negeri, kesempatan untuk berkomunikasi makin sedikit sampai akhirnya kuputuskan untuk memulai lagi hubungan dengan suamiku dari bawah. Tapi apa boleh buat semua malah berantakan, suamiku memilih cerai ketika aku sudah keluar dari karirku selama 3 bulan. Aku tak dapat menyalahkannya karena akupun tidak begitu antusias lagi setelah mengetahui dia mempunyai wanita simpanan, dan itu juga bukan salahnya maupun salahku.
Kupikir itu adalah takdir yang harus kujalani.Sekarang usiaku sudah 39 tahun dan aku tidak pernah bermimpi untuk menikah lagi, sehari-hari aku lebih banyak berjalan-jalan dengan teman, kadang-kadamg kami traveling untuk membunuh waktu belaka. Sejak 3 bulan yang lalu aku membiarkan salah seorang keponakanku untuk tinggal di rumahku, aku tergerak menolong orang tuanya yang mempunyai ekonomi pas-pasan sehingga untuk kost tentu memerlukan biaya yang mahal, sedangkan untuk bayar kuliah saja mereka sudah bekerja mati-matian.
Keponakanku bernama Ajie, usianya sekitar 22 tahun, kubiarkan ia tinggal di salah satu kamar di lantai 2. Ajie sangat sopan dan tahu diri, jadi kupikir sangat menguntungkan ada seseorang yang dapat menjaga rumahku sewaktu aku dan teman-teman traveling. Tapi ternyata Ajie membawa berkah yang lain.
Pagi itu aku segan sekali bangun dari ranjang, baru kemarin malam aku kembali dari Thailand dan kebetulan hari itu adalah hari minggu, sehingga aku memutuskan akan tidur sepuas mungkin, semua pembatu libur pada hari minggu, mereka boleh kemana saja, aku tidak peduli asal jangan menganggu tidurku.
Aku tergolek saja di ranjang, baju tidurku terbuat dari sutera tipis berwarna putih, kupandangi tubuhku yang mulai gempal, kupikir aku harus mulai senam lagi. Kulihat jam menunjukkan angka 10. Ah biarlah aku ingin tidur lagi, jadi aku mulai terkantuk-kantuk lagi. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki di depan pintu, lalu terdengar ketukan, aku diam saja, mungkin salah seorang pembantu ingin mengacau tidurku.
“Tante…, Tante…”, ooh ternyata suara Ajie. Mau apa dia? Aku masih diam tak menjawab, kubalikkan badanku sehingga aku tidur telentang, kupejamkan mataku, kedua tangan kumasukkan ke bawah bantal. Ketukan di pintu berulang lagi disertai panggilan.
“Persetan!”, pikirku sambil terus memejamkan mata. Tak lama kemudian aku kaget sendiri mendengar pegangan pintu diputar, kulirik sedikit melalui sudut mataku, kulihat pintu bergerak membuka pelan, lalu muncul kepala Ajie memandang ke arahku, aku pura-pura tidur, aku tak mau diganggu.
“Tante…?”, Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat.
Beberapa saat aku tidak mendengar apapun, tapi tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mata, astaga ternyata Ajie sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaun tidurku, aku lupa sedang mengenakan baju tidur yang tipis apalagi dengan tidur telentang pula. Hatiku jadi berdebar-debar, kulihat Ajie menelan ludah, pelan-pelan tangannya menyingkap gaunku, hatiku makin berdebar tak karuan. Mau apa dia? Tapi aku terus pura-pura tidur.
“Tante…”, Suara Ajie terdengar keras, kupikir ia sedang ingin memastikan apakah tidurku betul-betul nyenyak atau tidak. Kuputuskan untuk terus pura-pura tidur. Kemudian kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai leher, lalu kurasakan tangan Ajie mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tenang agar pemuda itu tidak curiga.
Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tangan kumasukkan bawah bantal jadi otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi…, buseet wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin dia masih belum tahu aku pura-pura tidur, kuatur napas selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya terhadap tubuhku.
Tak lama kemudian kurasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu kurasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada yg sedang bergolak di dalam tubuhku, sudah lama aku tidak merasakan sentuhan laki-laki. Sekarang aku sangat merindukan kekasaran seorang pria, aku memutuskan terus diam sampai saatnya tiba.
Sekarang tangan Ajie sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.
Kurasakan tangannya gemetar ketika memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Ajie mendekatkan wajahnya kearah buah dadaku, lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.
Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai dengan gigitan-gigitan kecil, tangan kanan Ajie mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang jelas jari-jari Ajie menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku.
Jari-jari Ajie sedang berusaha memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.
“Ajie!!! Ngapain kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua tangan Ajie menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Ajie mencium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak, kukerahkan seluruh tenagaku, tapi Ajie makin keras menekan pundakku, malah pemuda itu sekarang menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditekan oleh tubuhnya yang besar. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku pura-pura menolak.
“Tante…, maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya tante” Ajie melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
“Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Tante kan sudah tua” Ujarku lembut.
“Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante…, saya akan memuaskan tante sepuas-puasnya”, Jawab Ajie.
“Ah kamu…, ya sudahlah terserah kamu sajalah”, Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tak tahan ingin dijamah olehnya. Kemudian Ajie melepaskan gaun tidurku, sehingga aku cuma memakai celana dalam saja. Lalu Ajie melepaskan pakaiannya, sehingga aku bisa melihat penisnya yang besar sekali, penis itu sudah menegang keras. Ajie mendekat ke arahku.
“Tante diam saja ya”, Kata Ajie. Aku diam sambil berbaring telentang, kemudian Ajie mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya, aku mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga, sementara tangannya meremas buah dadaku dengan lembut. Tak lama kemudian Ajie merenggangkan kedua pahaku, lalu kepalanya menyusup ke selangkanganku.
vaginaku yang masih tertutup CD dijilat dan dihisap-hisapnya, aku menggeliat-geliat menahan rasa nikmat yang luar biasa. Lalu Ajie menarik CD-ku sampai copot, kedua kakiku diangkatnya sampai pinggulku juga terangkat, sehingga tubuhku menekuk, kulihat vaginaku yang berbulu sangat lebat itu mengarah ke wajahku, punggungku agak sakit, tapi kutahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya.
Kemudian Ajie mulai menjilati vaginaku, kulihat lidahnya terjulur menyibak bulu vaginaku, lalu menyusup ke belahan bibir vaginaku, aku merintih keras, nikmat sekali, clitorisku dihisap-hisapnya, kurasakan lidahnya menjulur masuk ke dalam lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang lendirku, aku terangsang sekali melihat kelahapan pemuda itu menikmati vaginaku, padahal kupikir vaginaku sudah tidak menarik lagi.
“Enak Ajie? Bau kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap lubangku.
“Enak sekali tante, saya suka sekali baunya”, Jawab Ajie, aku makin terangsang. Tak lama aku merasakan puncaknya ketika Ajie makin dalam memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku.
“Ajiee…, aa…, enaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika mencapai orgasme, Ajie terus menyusupkan lidahnya keluar masuk vaginaku. Kuremas-remas dan kugaruk-garuk rambut Ajie. Kemudian kulihat Ajie mulai menjilat lubang pantatku, aku kegelian, tapi Ajie tidak peduli, ia berusaha membuka lubang pantatku, aku mengerahkan tenaga seperti sedang buang air sehingga kulihat lidah Ajie berhasil menyusup kesela lubang pantatku, aku mulai merasakan kenikmatan bercampur geli.
“Terus Jie…, aduh nikmat banget, geli…, teruss…, hh…”, Aku mengerang-erang, Ajie terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang pantatku, kadang-kadang jarinya dimasukkan ke dalam lalu dikeluarkan lagi untuk dijilat sambil memandangku.
“Enak? Jorok kan?”.
“Enak tante…, nikmat kok”, Jawab Ajie, tak lama kemudian aku kembali orgasme, aku tahu lendir vaginaku sudah membanjir. Kucoba meraih penis Ajie, tapi sulit sekali. Aku merasa kebelet ingin pipis, tiba-tiba tanpa dapat kutahan air kencingku memancar sedikit, aku mencoba menahannya.
“Aduh sorry Jie…, nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun tapi kulihat Ajie langsung menjilat air kencingku yang berwarna agak kuning. Gila! Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan seluruh mulutnya ke dalam vaginaku.
“aa…, jangan Ajie…, jangan dijilat, itu kan pipis Tante”, Aku bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Ajie mengikutiku.
“Tante pipis dulu, Ajie jangan ikut ah…, malu”, Kataku sambil menutup pintu kamar mandi, tapi Ajie menahan dan ikut masuk.
“Saya ingin lihat Tante”.
“Terserah deh”.
“Saya ingin merasakan air pipis tante”, Aku tersentak.
“Gila kamu? Masak air pipis mau…”, Belum habis ucapanku, Ajie sudah telentang di atas lantai kamar mandiku.
“Please tante…”, Hatiku berdebar, aku belum pernah merasakan bagaimana mengencingi orang, siapa yang mau? Eh sekarang ada yang memohon untuk dikencingi. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba.
“Terserah deh…” Jawabku, lalu aku berdiri diantara kepalanya, kemudian pelan-pelan aku jongkok di atas wajahnya, kurasakan vaginaku menyentuh hidungnya. Ajie menekan pinggulku sehingga hidungnya amblas ke dalam vaginaku, aku tak peduli, kugosok-gosok vaginaku di sana, dan sensasinya luar biasa, kemudian lidahnya mulai menjulur lalu menjilati lubang pantatku lagi, sementara aku sudah tidak tahan.
“Awas…, mau keluar” Ajie memejamkan matanya. Kuarahkan lubang vaginaku ke mulutnya, kukuakkan bibir vaginaku supaya air kencingku tidak memencar, kulihat Ajie menjulurkan lidahnya menjilati bibir vaginaku, lalu memancarlah air kencingku dengan sangat deras, semuanya masuk ke dalam mulut Ajie, sebagian besar keluar lagi.
Tiba-tiba Ajie menusuk vaginaku dengan jarinya sehingga kencingku tertahan seketika, kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika kencingku tertahan, lalu vaginaku ditusuk terus keluar masuk dengan jarinya. Kira-kira 1 menit kurasakan kencingku kembali memancar dashyat, sambil pipis sambil kugosok-gosokkan vaginaku ke seluruh wajah Ajie.
Pemuda itu masih memejamkan matanya. Akhirnya kulihat kencingku habis, yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk ke dalam mulut pemuda itu, dan Ajie menjilat serta menghisap habis. Aku juga tak tahan, kucium mulut Ajie dengan lahap, kurasakan lendirku sedikit asin, kuraih penis Ajie, kukocok-kocok, kemudian kuselomoti penis yang besar itu.
Kusuruh Ajie nungging diatas wajahku, lalu kusedot penisnya yang sudah basah sekali oleh lendir bening yang terus-menerus menetes dari lubang kencingnya. Ajie mulai memompa penisnya di dalam mulutku, keluar masuk seolah-olah mulutku adalah vagina, aku tidak peduli, kurasakan Ajie sedang mencelucupi vaginaku sambil mengocok lubang pantatku.
Kuberanikan mencoba menjilat lubang pantat Ajie yang sedikit berbulu dan berwarna kehitam-hitaman. Tidak ada rasanya, kuteruskan menjilat lubang pantatnya, kadang-kadang kusedot bijinya, kadang-kadang penisnya kembali masuk ke mulutku. Tak lama kemudian kurasakan tubuh Ajie menegang lalu ia menjerit keras. penisnya menyemburkan air mani panas yang banyak sekali di dalam mulutku.
Kuhisap terus, kucoba untuk menelan semua air mani yang rada asin itu, sebagian menyembur ke wajahku, ku kocok penisnya, Ajie seperti meregang nyawa, tubuhnya berliuk-liuk disertai erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama, akhirnya penis itu agak melemas, tapi terus kuhisap.
“Tante mau coba pipis Ajie nggak?” Aku ingin menolak, tapi kupikir itu tidak fair.
“Ya deh… Tapi sedikit aja” Jawabku. Kemudian Ajie berlutut di atas wajahku, lalu kedua tangannya mengangkat kepalaku sehingga penisnya tepat mengarah kemulutku. Kujilat-jilat kepala penisnya yang masih berlendir. Tak lama kemudian air pipis Ajie menyembur masuk ke dalam mulutku, terasa panas dan asin, sedikit pahit.
Kupejamkan mataku, yang kurasakan kemudian air pipis Ajie terus menyembur ke seluruh wajahku, sebagian kuminum. Ajie memukul-mukulkan penisnya ke wajah dan mulutku. Setelah habis kencingnya, aku kembali menyedot penisnya sambil mengocok juga. Kira-kira 2 menit penis Ajie mulai tegang kembali, keras seperti kayu. Ajie lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku, kutuntun penis itu masuk ke dalam vaginaku.
Kemudian pemuda itu mulai memompa penis besarnya ke dalam vaginaku. Aku merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penis itu dicabut lalu ditusuk lagi. Kadang Ajie mencabut penisnya lalu memasukkannya ke dalam mulutku, kemudian kurasakan pemuda itu berusaha menusuk masuk ke dalam lubang pantatku.
“Pelan-pelan…, sakit” Kataku, kemudian kurasakan penis itu menerobos pelan masuk ke dalam lubang pantatku, sakit sekali, tapi diantara rasa sakit itu ada rasa nikmatnya. Kucoba menikmati, lama-lama aku yang keenakan, sudah 3 kali aku mencapai orgasme, sedangkan Ajie masih terus bergantian menusuk vagina atau pantatku. Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air pipis, kulihat lantai kamar mandiku yang tadinya kering, sekarang basah semua.
“aakkhh…, tante, tante…, aa” Ajie merengek-rengek sambil memompa terus penisnya di dalam lubang pantatku. Dengan sigap aku bangun lalu secepat kilat kumasukkan penisnya ke dalam mulutku, kuselomoti penis itu sampai akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan dari penis Ajie disertai jeritan panjang, untung tidak ada orang dirumah. Air maninya menyembur banyak sekali, sebagian kutelan sebagian lagi kuarahkan ke wajahku sehingga seluruh wajahku berlumuran air mani pemuda itu.
Kemudian Ajie menggosok penisnya ke seluruh wajahku, lalu kami berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kepuasan yang kudapat hari itu benar-benar sangat berarti. Aku makin sayang dengan Ajie. Ada saja sensasi dan cara baru setiap kali kami bercinta. END by Cerita Seks Bergambar - Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru -
Aku seorang wanita karir yang cukup mapan, boleh dibilang karirku sudah mencapai tingkat tertinggi dari yang pernah kuimpikan. Tahun lalu aku memutuskan keluar dari pekerjaanku yang sangat baik itu, aku ingin memperbaiki rumah tanggaku yang berantakan karena selama 5 tahun ini aku dan suami tidak pernah berkomunikasi dengan baik sehingga kami masing-masing memiliki kegiatan di luar rumah sendiri-sendiri.
Anak kami satu-satunya sekolah di luar negeri, kesempatan untuk berkomunikasi makin sedikit sampai akhirnya kuputuskan untuk memulai lagi hubungan dengan suamiku dari bawah. Tapi apa boleh buat semua malah berantakan, suamiku memilih cerai ketika aku sudah keluar dari karirku selama 3 bulan. Aku tak dapat menyalahkannya karena akupun tidak begitu antusias lagi setelah mengetahui dia mempunyai wanita simpanan, dan itu juga bukan salahnya maupun salahku.
Kupikir itu adalah takdir yang harus kujalani.Sekarang usiaku sudah 39 tahun dan aku tidak pernah bermimpi untuk menikah lagi, sehari-hari aku lebih banyak berjalan-jalan dengan teman, kadang-kadamg kami traveling untuk membunuh waktu belaka. Sejak 3 bulan yang lalu aku membiarkan salah seorang keponakanku untuk tinggal di rumahku, aku tergerak menolong orang tuanya yang mempunyai ekonomi pas-pasan sehingga untuk kost tentu memerlukan biaya yang mahal, sedangkan untuk bayar kuliah saja mereka sudah bekerja mati-matian.
Keponakanku bernama Ajie, usianya sekitar 22 tahun, kubiarkan ia tinggal di salah satu kamar di lantai 2. Ajie sangat sopan dan tahu diri, jadi kupikir sangat menguntungkan ada seseorang yang dapat menjaga rumahku sewaktu aku dan teman-teman traveling. Tapi ternyata Ajie membawa berkah yang lain.
Pagi itu aku segan sekali bangun dari ranjang, baru kemarin malam aku kembali dari Thailand dan kebetulan hari itu adalah hari minggu, sehingga aku memutuskan akan tidur sepuas mungkin, semua pembatu libur pada hari minggu, mereka boleh kemana saja, aku tidak peduli asal jangan menganggu tidurku.
Aku tergolek saja di ranjang, baju tidurku terbuat dari sutera tipis berwarna putih, kupandangi tubuhku yang mulai gempal, kupikir aku harus mulai senam lagi. Kulihat jam menunjukkan angka 10. Ah biarlah aku ingin tidur lagi, jadi aku mulai terkantuk-kantuk lagi. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki di depan pintu, lalu terdengar ketukan, aku diam saja, mungkin salah seorang pembantu ingin mengacau tidurku.
“Tante…, Tante…”, ooh ternyata suara Ajie. Mau apa dia? Aku masih diam tak menjawab, kubalikkan badanku sehingga aku tidur telentang, kupejamkan mataku, kedua tangan kumasukkan ke bawah bantal. Ketukan di pintu berulang lagi disertai panggilan.
“Persetan!”, pikirku sambil terus memejamkan mata. Tak lama kemudian aku kaget sendiri mendengar pegangan pintu diputar, kulirik sedikit melalui sudut mataku, kulihat pintu bergerak membuka pelan, lalu muncul kepala Ajie memandang ke arahku, aku pura-pura tidur, aku tak mau diganggu.
“Tante…?”, Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat.
Beberapa saat aku tidak mendengar apapun, tapi tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mata, astaga ternyata Ajie sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaun tidurku, aku lupa sedang mengenakan baju tidur yang tipis apalagi dengan tidur telentang pula. Hatiku jadi berdebar-debar, kulihat Ajie menelan ludah, pelan-pelan tangannya menyingkap gaunku, hatiku makin berdebar tak karuan. Mau apa dia? Tapi aku terus pura-pura tidur.
“Tante…”, Suara Ajie terdengar keras, kupikir ia sedang ingin memastikan apakah tidurku betul-betul nyenyak atau tidak. Kuputuskan untuk terus pura-pura tidur. Kemudian kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai leher, lalu kurasakan tangan Ajie mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tenang agar pemuda itu tidak curiga.
Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tangan kumasukkan bawah bantal jadi otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi…, buseet wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin dia masih belum tahu aku pura-pura tidur, kuatur napas selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya terhadap tubuhku.
Tak lama kemudian kurasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu kurasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada yg sedang bergolak di dalam tubuhku, sudah lama aku tidak merasakan sentuhan laki-laki. Sekarang aku sangat merindukan kekasaran seorang pria, aku memutuskan terus diam sampai saatnya tiba.
Sekarang tangan Ajie sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.
Kurasakan tangannya gemetar ketika memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Ajie mendekatkan wajahnya kearah buah dadaku, lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.
Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai dengan gigitan-gigitan kecil, tangan kanan Ajie mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang jelas jari-jari Ajie menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku.
Jari-jari Ajie sedang berusaha memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.
“Ajie!!! Ngapain kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua tangan Ajie menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Ajie mencium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak, kukerahkan seluruh tenagaku, tapi Ajie makin keras menekan pundakku, malah pemuda itu sekarang menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditekan oleh tubuhnya yang besar. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku pura-pura menolak.
“Tante…, maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya tante” Ajie melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
“Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Tante kan sudah tua” Ujarku lembut.
“Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante…, saya akan memuaskan tante sepuas-puasnya”, Jawab Ajie.
“Ah kamu…, ya sudahlah terserah kamu sajalah”, Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tak tahan ingin dijamah olehnya. Kemudian Ajie melepaskan gaun tidurku, sehingga aku cuma memakai celana dalam saja. Lalu Ajie melepaskan pakaiannya, sehingga aku bisa melihat penisnya yang besar sekali, penis itu sudah menegang keras. Ajie mendekat ke arahku.
“Tante diam saja ya”, Kata Ajie. Aku diam sambil berbaring telentang, kemudian Ajie mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya, aku mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga, sementara tangannya meremas buah dadaku dengan lembut. Tak lama kemudian Ajie merenggangkan kedua pahaku, lalu kepalanya menyusup ke selangkanganku.
vaginaku yang masih tertutup CD dijilat dan dihisap-hisapnya, aku menggeliat-geliat menahan rasa nikmat yang luar biasa. Lalu Ajie menarik CD-ku sampai copot, kedua kakiku diangkatnya sampai pinggulku juga terangkat, sehingga tubuhku menekuk, kulihat vaginaku yang berbulu sangat lebat itu mengarah ke wajahku, punggungku agak sakit, tapi kutahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya.
Kemudian Ajie mulai menjilati vaginaku, kulihat lidahnya terjulur menyibak bulu vaginaku, lalu menyusup ke belahan bibir vaginaku, aku merintih keras, nikmat sekali, clitorisku dihisap-hisapnya, kurasakan lidahnya menjulur masuk ke dalam lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang lendirku, aku terangsang sekali melihat kelahapan pemuda itu menikmati vaginaku, padahal kupikir vaginaku sudah tidak menarik lagi.
“Enak Ajie? Bau kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap lubangku.
“Enak sekali tante, saya suka sekali baunya”, Jawab Ajie, aku makin terangsang. Tak lama aku merasakan puncaknya ketika Ajie makin dalam memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku.
“Ajiee…, aa…, enaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika mencapai orgasme, Ajie terus menyusupkan lidahnya keluar masuk vaginaku. Kuremas-remas dan kugaruk-garuk rambut Ajie. Kemudian kulihat Ajie mulai menjilat lubang pantatku, aku kegelian, tapi Ajie tidak peduli, ia berusaha membuka lubang pantatku, aku mengerahkan tenaga seperti sedang buang air sehingga kulihat lidah Ajie berhasil menyusup kesela lubang pantatku, aku mulai merasakan kenikmatan bercampur geli.
“Terus Jie…, aduh nikmat banget, geli…, teruss…, hh…”, Aku mengerang-erang, Ajie terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang pantatku, kadang-kadang jarinya dimasukkan ke dalam lalu dikeluarkan lagi untuk dijilat sambil memandangku.
“Enak? Jorok kan?”.
“Enak tante…, nikmat kok”, Jawab Ajie, tak lama kemudian aku kembali orgasme, aku tahu lendir vaginaku sudah membanjir. Kucoba meraih penis Ajie, tapi sulit sekali. Aku merasa kebelet ingin pipis, tiba-tiba tanpa dapat kutahan air kencingku memancar sedikit, aku mencoba menahannya.
“Aduh sorry Jie…, nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun tapi kulihat Ajie langsung menjilat air kencingku yang berwarna agak kuning. Gila! Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan seluruh mulutnya ke dalam vaginaku.
“aa…, jangan Ajie…, jangan dijilat, itu kan pipis Tante”, Aku bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Ajie mengikutiku.
“Tante pipis dulu, Ajie jangan ikut ah…, malu”, Kataku sambil menutup pintu kamar mandi, tapi Ajie menahan dan ikut masuk.
“Saya ingin lihat Tante”.
“Terserah deh”.
“Saya ingin merasakan air pipis tante”, Aku tersentak.
“Gila kamu? Masak air pipis mau…”, Belum habis ucapanku, Ajie sudah telentang di atas lantai kamar mandiku.
“Please tante…”, Hatiku berdebar, aku belum pernah merasakan bagaimana mengencingi orang, siapa yang mau? Eh sekarang ada yang memohon untuk dikencingi. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba.
“Terserah deh…” Jawabku, lalu aku berdiri diantara kepalanya, kemudian pelan-pelan aku jongkok di atas wajahnya, kurasakan vaginaku menyentuh hidungnya. Ajie menekan pinggulku sehingga hidungnya amblas ke dalam vaginaku, aku tak peduli, kugosok-gosok vaginaku di sana, dan sensasinya luar biasa, kemudian lidahnya mulai menjulur lalu menjilati lubang pantatku lagi, sementara aku sudah tidak tahan.
“Awas…, mau keluar” Ajie memejamkan matanya. Kuarahkan lubang vaginaku ke mulutnya, kukuakkan bibir vaginaku supaya air kencingku tidak memencar, kulihat Ajie menjulurkan lidahnya menjilati bibir vaginaku, lalu memancarlah air kencingku dengan sangat deras, semuanya masuk ke dalam mulut Ajie, sebagian besar keluar lagi.
Tiba-tiba Ajie menusuk vaginaku dengan jarinya sehingga kencingku tertahan seketika, kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika kencingku tertahan, lalu vaginaku ditusuk terus keluar masuk dengan jarinya. Kira-kira 1 menit kurasakan kencingku kembali memancar dashyat, sambil pipis sambil kugosok-gosokkan vaginaku ke seluruh wajah Ajie.
Pemuda itu masih memejamkan matanya. Akhirnya kulihat kencingku habis, yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk ke dalam mulut pemuda itu, dan Ajie menjilat serta menghisap habis. Aku juga tak tahan, kucium mulut Ajie dengan lahap, kurasakan lendirku sedikit asin, kuraih penis Ajie, kukocok-kocok, kemudian kuselomoti penis yang besar itu.
Kusuruh Ajie nungging diatas wajahku, lalu kusedot penisnya yang sudah basah sekali oleh lendir bening yang terus-menerus menetes dari lubang kencingnya. Ajie mulai memompa penisnya di dalam mulutku, keluar masuk seolah-olah mulutku adalah vagina, aku tidak peduli, kurasakan Ajie sedang mencelucupi vaginaku sambil mengocok lubang pantatku.
Kuberanikan mencoba menjilat lubang pantat Ajie yang sedikit berbulu dan berwarna kehitam-hitaman. Tidak ada rasanya, kuteruskan menjilat lubang pantatnya, kadang-kadang kusedot bijinya, kadang-kadang penisnya kembali masuk ke mulutku. Tak lama kemudian kurasakan tubuh Ajie menegang lalu ia menjerit keras. penisnya menyemburkan air mani panas yang banyak sekali di dalam mulutku.
Kuhisap terus, kucoba untuk menelan semua air mani yang rada asin itu, sebagian menyembur ke wajahku, ku kocok penisnya, Ajie seperti meregang nyawa, tubuhnya berliuk-liuk disertai erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama, akhirnya penis itu agak melemas, tapi terus kuhisap.
“Tante mau coba pipis Ajie nggak?” Aku ingin menolak, tapi kupikir itu tidak fair.
“Ya deh… Tapi sedikit aja” Jawabku. Kemudian Ajie berlutut di atas wajahku, lalu kedua tangannya mengangkat kepalaku sehingga penisnya tepat mengarah kemulutku. Kujilat-jilat kepala penisnya yang masih berlendir. Tak lama kemudian air pipis Ajie menyembur masuk ke dalam mulutku, terasa panas dan asin, sedikit pahit.
Kupejamkan mataku, yang kurasakan kemudian air pipis Ajie terus menyembur ke seluruh wajahku, sebagian kuminum. Ajie memukul-mukulkan penisnya ke wajah dan mulutku. Setelah habis kencingnya, aku kembali menyedot penisnya sambil mengocok juga. Kira-kira 2 menit penis Ajie mulai tegang kembali, keras seperti kayu. Ajie lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku, kutuntun penis itu masuk ke dalam vaginaku.
Kemudian pemuda itu mulai memompa penis besarnya ke dalam vaginaku. Aku merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penis itu dicabut lalu ditusuk lagi. Kadang Ajie mencabut penisnya lalu memasukkannya ke dalam mulutku, kemudian kurasakan pemuda itu berusaha menusuk masuk ke dalam lubang pantatku.
“Pelan-pelan…, sakit” Kataku, kemudian kurasakan penis itu menerobos pelan masuk ke dalam lubang pantatku, sakit sekali, tapi diantara rasa sakit itu ada rasa nikmatnya. Kucoba menikmati, lama-lama aku yang keenakan, sudah 3 kali aku mencapai orgasme, sedangkan Ajie masih terus bergantian menusuk vagina atau pantatku. Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air pipis, kulihat lantai kamar mandiku yang tadinya kering, sekarang basah semua.
“aakkhh…, tante, tante…, aa” Ajie merengek-rengek sambil memompa terus penisnya di dalam lubang pantatku. Dengan sigap aku bangun lalu secepat kilat kumasukkan penisnya ke dalam mulutku, kuselomoti penis itu sampai akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan dari penis Ajie disertai jeritan panjang, untung tidak ada orang dirumah. Air maninya menyembur banyak sekali, sebagian kutelan sebagian lagi kuarahkan ke wajahku sehingga seluruh wajahku berlumuran air mani pemuda itu.
Kemudian Ajie menggosok penisnya ke seluruh wajahku, lalu kami berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kepuasan yang kudapat hari itu benar-benar sangat berarti. Aku makin sayang dengan Ajie. Ada saja sensasi dan cara baru setiap kali kami bercinta. END by Cerita Seks Bergambar - Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru -
Monday, December 28, 2015
Pengalaman Pertama Dengan Apa Yang Namanya Sex Saat Aku Masih SD
Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru - Cerita sex terbaru bergambar sebelumnya berjudul Hubungan Gelap Dengan Sahabat Ayahku, Bercinta Tanpa Ada Yang Tahu, kini ada cerita seks dewasa Pengalaman Pertama Dengan Apa Yang Namanya Sex Saat Aku Masih SD
Perkenalkan namaku Rendi, umurku saat ini 19 tahun. Kuliah dikota S yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa saja layaknya anak seusiaku yakni 169 kg.
Di situs Cerita Seks ini aku akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa yang namanya sex. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat itu usiaku masih 10 tahun pada waktu itu aku masih kelas 4 SD. Kisah ini benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun.
Aku punya teman sebayaku namanya Putri, dia juga duduk di bangku SD. Aku dan dia sering main bersama. Dia anak yang sangat manis dan manja. Dia mempunyai dua kakak. Kakak pertama namanya Rio di sudah bekerja di Jakarta. Dan kakaknya yang satu lagi namanya Linda. Saat itu dia kuliah semester 4 jurusan akuntansi salah satu perguruan tinggi di kota kelahiranku. Dia lebih cantik dari pada adiknya Putri. Tingginya kira kira 160 cm dan ukuran payudaranya cukup seusianya tidak besar banget tapi kenceng.
Waktu itu hari sangat panas, aku dan Putri sedang main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Linda.
"Main dokter dokter yuk, aku bosen nich mainan ini terus"ajak Putri
Segera aku siapkan mainannya. Aku jadi dokter dan dia jadi pasiennya. Waktu aku periksa dia buka baju. Kami pun melakukan seperti itu biasa karena belum ada naluri seperti orang dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu biasa karena masih kecil. Waktu aku pegang stetoskop dan menyentuhkannya didadanya. Aku tidak tahu perasaanya. Tapi aku menganggapnya mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Linda pulang dari kampusnya. Dengan masih telanjang dada Putri menghampiri kakaknya di depan pintu masuk.
"Hai Kak baru pulang dari kampus"
"Ngapain kamu buka baju segala" Kak Linda memandangi adiknya.
"Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sedangkan Rendi jadi dokternya, tapi sepi Kak masa pasiennya cuma satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?"
"Oh mainan toh.. Ya sudah aku nyusul, aku mau ganti pakaian dulu gerah banget nih"
Kami bertiga pun segera masuk ke kamar lagi, aku dan Putri asyik main dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur disamping kami. Aku melihat Kak Linda sangat cantik ketika berbaring. Setelah beberapa menit kemudian dia memperhatikan kami bermain dan dia terbengong memikirkan sesuatu.
"Ayo Kak cepetan, malah bengong" ajak Putri pada kakaknya.
Lalu dia berdiri membuka lemari. Dia kepanasan karena udaranya. Biasanya dia menyuruh kami tunggu di luar ketika dia ganti baju
"Ayo tutup mata kalian, aku mau ganti nih soalnya panas banget" Kak Linda menyuruh kami.
Dia melepaskan pakaian satu persatu dari mulai celana panjangnya, dia memakai CD warna putih berenda dengan model g-string. Saat itu dia masih dihadapan kami. Tertampang paha putih bersih tanpa cacat. Setelah itu dia melepas kemejanya dicopotnya kancing stu perstu. Setelah terbuka seluruh kancingnya, aku dapat melihat bra yang dipakainya. Lalu dia membelakangi kami, dia juga melepas branya setelah kemejanya ditanggalkan.
Aku pun terbengong melihatnya karena belum pernah aku melihat wanita dewasa telanjang apa lagi ketika aku melihat pantatnya yang uuhh. Dia memilih baju agak lama, otomatis aku melihat punggungnya yang mulus dan akhirnya dia memakai baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa bra dan bahannya super tipis kelihatan putingnya yang berwarna coklat muda. Kulitnya sangat putih dan mulus lebih putih dari Putri. Putri melihatku.
"Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian kakak buka baju nggak nyuruh kita pergi."
Kak Linda ngomel,"Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa lagian juga aku nggak ngelihatin kalian langsung. Mau lihat ya Ren?"dia bercanda.
Akupun menundukan mukaku karena malu."Tapikan kak, susunya kakak sudah gede segitu apa nggak malu ama Rendi."
Putri menjawab ketus."Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu juga nggak malu sudah ayo main lagi." Linda menjawab adiknya. Kami pun bermain kembali.
Giliran Kak Linda aku periksa. Dia menyuruh aku memeriksanya, dia agak melongarkan bajunya. Ketika stetoskop aku masukkan di dalam bajunya lewat lubang lehernya, tepat kena putingnya. Dia memekik. Aku pun kaget tapi aku pun tidak melihatnya karena malu. Dia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Dia merem melek kayak nahan sesuatu, dipegangnya tanganku lalu ditekan tekan daerah putingnya. Aku merasa sesuatu mengeras.
"Kak ngapain.. Emang enak banget diperiksa.. Kayak orang sakit beneran banget." Putri Tanya ama kakaknya.
Kak Linda pun berhenti."Yuk kita mandi soalnya sudah sore lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan." Ajak Kak Linda pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju ganti.
Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban yang ada dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun bermain air di bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada shower bathup dan lain lain lah, maklum dia anak terkaya dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama kakaknya dia suruh buka pintu kamar mandinya.
Aku pun membukanya. Kak Linda melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang sudah tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu dia masuk segera di membuka piyama mandinya. Jreng.. Hatiku langsung berdetak kencang, dia menggunakan bra tranparan ama CD yang tadi dia pake dihadapan kami.
"Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih anak kecil."
"Ihh.. Kakak.. Punya kakak itu menonjol" ledek adiknya.
Dia hanya tersenyum menggoda kami terutama aku."biarin"sambil dia pegang sendiri puting dia menjawab lalu dia membasahi badannya ama air di shower. Makin jelas apa yang nama payudara cewek lagi berkembang. Beitu kena air dari shower bra Kak Linda agak merosot kebawah. Lucu banget bentuknya pikirku. Payudaranya hendak seakan melompat keluar.
"Ayo cepat turun dulu, aku kasih busa di bathupnya..".
Putri bergegas keluar tapi aku tidak, aku takut kalau ketahuan anuku mengeras, aku malu banget. Baru kali ini aku mengeras gede banget. Lalu Kak Linda mendekat dan melihatku serta menyuruhku untuk turun. Aku turun dengan tertunduk muka Kak Linda melihat bagian bawahku yang sudah mengeras sama pada waktu aku bermain tapi bedanya sekarang langsung dihadapan mata. Dia hanya tersenyum padaku. Aku kira dia marah. Dia kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.
"Ooohh.. Apa itu.." (pura pura dia tidak tahu) Putripun tertawa melihatnya.
"Itu yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras tapi culun ya kalau belum disunat" Kak Linda memberitahukan pada adiknya.
Setelah busanya melimpah di air kami pun nyebur bareng.
"Adik adik, Kakak boleh nggak membuka bra kakak" pinta Kak Linda pada kami.
"Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai pakaian kayak orang desa." adiknya menjawab.
Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan pelan pelan kancing dibelakang punggung dibukanya lalu lepas sudah pengaman dan pelindung susunya. Dengan telapak tangannya dia menutupi payudaranya.
"Sudah buka aja sekalian CD nya nanti kotor kena bau CD kakak," ujar Putri kepada kakaknya.
Segera dia berdiri diatas bathup melorotkan CDnya dengan hati hati(kayaknya dia sangat menunggu ekspresiku ketika melihat wanita telanjang bulat dihadapannya). Ketika dia berdiri membetulkan shower diatas kami, aku melihat seluruh tubuhnya yang sudah telanjang bulat.
"Kak anu.. anu.. Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada rambutnya dikit," aku memujinya.
dia hanya tersenyum dan memberitahu kalau aslinya bawahan nya lebat hanya saja rajin dicukur. Dia agak berlama lama berdiri kayaknya makin deket aja bagian sensitivenya dengan wajahku, ada sesuatu harum yang berbeda dari daerah sekitar itu. Kak Linda terus berdiri sambil melirikku.
Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang dikit dikit bokong bahenolnya. Dia menghadap kami sambil mnyiram bagian sensitifnya. Aku pun tak berani langsung menatapnya. Sambil memainkan payudaranya sendiri dia punya saran plus ide gila.
"Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya."
Lalu Kak Linda menyuruh mainan ibu ibuan, dia menyuruh kami jadi bayi. Lalu dia menyodorkan susunya pada kami.
"Anakku kasihan, sini ibu beri kamu minum" dia berkata pada kami.
Putri pun langsung mengenyot puting susu kakaknya, tapi aku pun tak bergerak sama sekali, lalu dia langsung menyambar kepalaku ditarik ke arah payudaranya.
"Ayo sedot yang kuat.. Ahh.. Cepet.. Gigit pelan pelan.. Acchh," kata itu keluar.
Tapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya. Tiba tiba Putri berhenti.
"Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kamu udahan aja sudah jamnya kamu les" Putri pun bergegas turun dan berganti pakaian sejak saat itu aku tak memdengar langkah dia lagi.
Aku pun masih disuruh mainan dengan putingnya tangan kiriku dikomando supaya meremas susu kirinya. Tiba tiba ada sesuatu yang bikin aku bergetar, ada sesuatu yang berambat dan memegangi anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku untuk meremas payudaranya ternyata tangan kanannya memainkan penisku.
Segera dia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami pun turun dari situ. Lalu. Dia duduk di pingiran sambil membuka selakangannya. Aku baru melihat rahasia cewe.
"Rendi ini yang dinamakan vagina, punya cewek. Tadi waktu kakak berdiri aku tahu kalau kamu memperhatikan bagian kakak yang ini. Ayo aku ajarin gimana mainan ama vag|na" akupun hanya mengangguk.
Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan handuk. Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian luarnya. Dia hanya tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya dia membuka bagian kewanitaan itu. Aku benar benar takjub melihat pemandangan kayak itu. Warnanya merah muda seperti sebuah bibir mungil. Setelah dia buka kemaluannya, lalu dia suruh aku supaya menjilatinya.
Ada cairan sedikit yang keluar dari bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok dengan kedua jariku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku berhenti sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempelkan mukaku dihadapannya.
Seerr.. Serr.. bunyi air yang keluar dari vaginanya banyak sekali. Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek. Setelah itu dia jongkok, aku kaget ketika dia langsung menjilati kepala penisku. Di buka bagian kulup hingga kelihatan kepalanya.
"Kakak enggak jijik ya kan buat kencing" aku bertanya pada dia tapi dia terus mengulumnya maju mundur.
Sakit dan geli itu yang kurasakan tapi lama lama enak aku langsung rasanya seperti kencing tapi tidak jadi. Dia menggunakan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak sakit. Saking enaknya aku bagai melayang badanku bergetar semua. Setelah dibilas dia mengkulum penisku, semua masuk didalam mulutnya.
"Kak aku mau kencing dulu" aku menyela.
Setelah itu dia berbaring dilantai dia menyuruh bermain dengan kacang didalam vaginanya. Pertama aku tidak tahu, dia memberi tahu setelah dia sendiri membukanya. Aku sentuh bagian itu dengan kasar dia langsung menjerit dia mengajari bagaimana seharusnya melakukannya. Diputar putar jariku disana tiba tiba kacanga itu menjadi sangat keras.
Sekitar 5 menit aku bermain dengan jariku kadang dengan lidahku. Keluar lagi air dari vaginanya. Aku disuruh terus menyedotnya. Dia kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah beberapa saat dia memegang penisku dan menuntunnya di vag|na.
"Coba masukan anumu ke dalam sana pasti aku jamin enak banget rasanya" dia menyuruhku.
Dengan hati-hati aku masukkan setelah masuk aku diam saja. Dia menyuruh aku untuk menekan keras. Dan bless masuk semuanya dia memberi saran kayak orang memompa. Masuk-keluar.
"Acchc terus.. yang cepet.. ah.. ah.. ah.." dia mendesis, dia menggoyangkan pantatnya yang besar kesana kemari.
Tapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua daging itu lalu aku ingin sekali pipis. Saat itu penisku kayak ada yang air mengalir. Dan serr.. seerrs air kencingku membanjiri bagian dalamnya. Setelah kelelahan kami pun keluar dia langsung pergi ke kamar masih keadaan bugil.
Kemudian dia berbaring karena lelah, aku mendekatinya dan dia memelukku seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Setelah aku melihat wajahnya dia menangis. Lalu dia menyuruh aku pulang. Aku mengenakan pakaian dan pulang. Dia menyuruh merahasiakan kalau aku berbicara ama orang lain aku nggak boleh bermain ama adiknya.
Kami pun terus melakukannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar aku kelas 1 SMP dia kawin ama temannya karena dia hamil. Ketika 2 minggu lalu (saat ini) aku bertemu dia bertanya masih suka main seperti dulu.
Akupun hanya tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex dan aku ngucapin terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang pertama. END by Cerita Seks Bergambar - Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru -
Perkenalkan namaku Rendi, umurku saat ini 19 tahun. Kuliah dikota S yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa saja layaknya anak seusiaku yakni 169 kg.
Di situs Cerita Seks ini aku akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa yang namanya sex. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat itu usiaku masih 10 tahun pada waktu itu aku masih kelas 4 SD. Kisah ini benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun.
Aku punya teman sebayaku namanya Putri, dia juga duduk di bangku SD. Aku dan dia sering main bersama. Dia anak yang sangat manis dan manja. Dia mempunyai dua kakak. Kakak pertama namanya Rio di sudah bekerja di Jakarta. Dan kakaknya yang satu lagi namanya Linda. Saat itu dia kuliah semester 4 jurusan akuntansi salah satu perguruan tinggi di kota kelahiranku. Dia lebih cantik dari pada adiknya Putri. Tingginya kira kira 160 cm dan ukuran payudaranya cukup seusianya tidak besar banget tapi kenceng.
Waktu itu hari sangat panas, aku dan Putri sedang main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Linda.
"Main dokter dokter yuk, aku bosen nich mainan ini terus"ajak Putri
Segera aku siapkan mainannya. Aku jadi dokter dan dia jadi pasiennya. Waktu aku periksa dia buka baju. Kami pun melakukan seperti itu biasa karena belum ada naluri seperti orang dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu biasa karena masih kecil. Waktu aku pegang stetoskop dan menyentuhkannya didadanya. Aku tidak tahu perasaanya. Tapi aku menganggapnya mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Linda pulang dari kampusnya. Dengan masih telanjang dada Putri menghampiri kakaknya di depan pintu masuk.
"Hai Kak baru pulang dari kampus"
"Ngapain kamu buka baju segala" Kak Linda memandangi adiknya.
"Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sedangkan Rendi jadi dokternya, tapi sepi Kak masa pasiennya cuma satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?"
"Oh mainan toh.. Ya sudah aku nyusul, aku mau ganti pakaian dulu gerah banget nih"
Kami bertiga pun segera masuk ke kamar lagi, aku dan Putri asyik main dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur disamping kami. Aku melihat Kak Linda sangat cantik ketika berbaring. Setelah beberapa menit kemudian dia memperhatikan kami bermain dan dia terbengong memikirkan sesuatu.
"Ayo Kak cepetan, malah bengong" ajak Putri pada kakaknya.
Lalu dia berdiri membuka lemari. Dia kepanasan karena udaranya. Biasanya dia menyuruh kami tunggu di luar ketika dia ganti baju
"Ayo tutup mata kalian, aku mau ganti nih soalnya panas banget" Kak Linda menyuruh kami.
Dia melepaskan pakaian satu persatu dari mulai celana panjangnya, dia memakai CD warna putih berenda dengan model g-string. Saat itu dia masih dihadapan kami. Tertampang paha putih bersih tanpa cacat. Setelah itu dia melepas kemejanya dicopotnya kancing stu perstu. Setelah terbuka seluruh kancingnya, aku dapat melihat bra yang dipakainya. Lalu dia membelakangi kami, dia juga melepas branya setelah kemejanya ditanggalkan.
Aku pun terbengong melihatnya karena belum pernah aku melihat wanita dewasa telanjang apa lagi ketika aku melihat pantatnya yang uuhh. Dia memilih baju agak lama, otomatis aku melihat punggungnya yang mulus dan akhirnya dia memakai baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa bra dan bahannya super tipis kelihatan putingnya yang berwarna coklat muda. Kulitnya sangat putih dan mulus lebih putih dari Putri. Putri melihatku.
"Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian kakak buka baju nggak nyuruh kita pergi."
Kak Linda ngomel,"Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa lagian juga aku nggak ngelihatin kalian langsung. Mau lihat ya Ren?"dia bercanda.
Akupun menundukan mukaku karena malu."Tapikan kak, susunya kakak sudah gede segitu apa nggak malu ama Rendi."
Putri menjawab ketus."Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu juga nggak malu sudah ayo main lagi." Linda menjawab adiknya. Kami pun bermain kembali.
Giliran Kak Linda aku periksa. Dia menyuruh aku memeriksanya, dia agak melongarkan bajunya. Ketika stetoskop aku masukkan di dalam bajunya lewat lubang lehernya, tepat kena putingnya. Dia memekik. Aku pun kaget tapi aku pun tidak melihatnya karena malu. Dia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Dia merem melek kayak nahan sesuatu, dipegangnya tanganku lalu ditekan tekan daerah putingnya. Aku merasa sesuatu mengeras.
"Kak ngapain.. Emang enak banget diperiksa.. Kayak orang sakit beneran banget." Putri Tanya ama kakaknya.
Kak Linda pun berhenti."Yuk kita mandi soalnya sudah sore lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan." Ajak Kak Linda pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju ganti.
Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban yang ada dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun bermain air di bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada shower bathup dan lain lain lah, maklum dia anak terkaya dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama kakaknya dia suruh buka pintu kamar mandinya.
Aku pun membukanya. Kak Linda melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang sudah tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu dia masuk segera di membuka piyama mandinya. Jreng.. Hatiku langsung berdetak kencang, dia menggunakan bra tranparan ama CD yang tadi dia pake dihadapan kami.
"Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih anak kecil."
"Ihh.. Kakak.. Punya kakak itu menonjol" ledek adiknya.
Dia hanya tersenyum menggoda kami terutama aku."biarin"sambil dia pegang sendiri puting dia menjawab lalu dia membasahi badannya ama air di shower. Makin jelas apa yang nama payudara cewek lagi berkembang. Beitu kena air dari shower bra Kak Linda agak merosot kebawah. Lucu banget bentuknya pikirku. Payudaranya hendak seakan melompat keluar.
"Ayo cepat turun dulu, aku kasih busa di bathupnya..".
Putri bergegas keluar tapi aku tidak, aku takut kalau ketahuan anuku mengeras, aku malu banget. Baru kali ini aku mengeras gede banget. Lalu Kak Linda mendekat dan melihatku serta menyuruhku untuk turun. Aku turun dengan tertunduk muka Kak Linda melihat bagian bawahku yang sudah mengeras sama pada waktu aku bermain tapi bedanya sekarang langsung dihadapan mata. Dia hanya tersenyum padaku. Aku kira dia marah. Dia kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.
"Ooohh.. Apa itu.." (pura pura dia tidak tahu) Putripun tertawa melihatnya.
"Itu yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras tapi culun ya kalau belum disunat" Kak Linda memberitahukan pada adiknya.
Setelah busanya melimpah di air kami pun nyebur bareng.
"Adik adik, Kakak boleh nggak membuka bra kakak" pinta Kak Linda pada kami.
"Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai pakaian kayak orang desa." adiknya menjawab.
Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan pelan pelan kancing dibelakang punggung dibukanya lalu lepas sudah pengaman dan pelindung susunya. Dengan telapak tangannya dia menutupi payudaranya.
"Sudah buka aja sekalian CD nya nanti kotor kena bau CD kakak," ujar Putri kepada kakaknya.
Segera dia berdiri diatas bathup melorotkan CDnya dengan hati hati(kayaknya dia sangat menunggu ekspresiku ketika melihat wanita telanjang bulat dihadapannya). Ketika dia berdiri membetulkan shower diatas kami, aku melihat seluruh tubuhnya yang sudah telanjang bulat.
"Kak anu.. anu.. Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada rambutnya dikit," aku memujinya.
dia hanya tersenyum dan memberitahu kalau aslinya bawahan nya lebat hanya saja rajin dicukur. Dia agak berlama lama berdiri kayaknya makin deket aja bagian sensitivenya dengan wajahku, ada sesuatu harum yang berbeda dari daerah sekitar itu. Kak Linda terus berdiri sambil melirikku.
Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang dikit dikit bokong bahenolnya. Dia menghadap kami sambil mnyiram bagian sensitifnya. Aku pun tak berani langsung menatapnya. Sambil memainkan payudaranya sendiri dia punya saran plus ide gila.
"Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya."
Lalu Kak Linda menyuruh mainan ibu ibuan, dia menyuruh kami jadi bayi. Lalu dia menyodorkan susunya pada kami.
"Anakku kasihan, sini ibu beri kamu minum" dia berkata pada kami.
Putri pun langsung mengenyot puting susu kakaknya, tapi aku pun tak bergerak sama sekali, lalu dia langsung menyambar kepalaku ditarik ke arah payudaranya.
"Ayo sedot yang kuat.. Ahh.. Cepet.. Gigit pelan pelan.. Acchh," kata itu keluar.
Tapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya. Tiba tiba Putri berhenti.
"Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kamu udahan aja sudah jamnya kamu les" Putri pun bergegas turun dan berganti pakaian sejak saat itu aku tak memdengar langkah dia lagi.
Aku pun masih disuruh mainan dengan putingnya tangan kiriku dikomando supaya meremas susu kirinya. Tiba tiba ada sesuatu yang bikin aku bergetar, ada sesuatu yang berambat dan memegangi anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku untuk meremas payudaranya ternyata tangan kanannya memainkan penisku.
Segera dia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami pun turun dari situ. Lalu. Dia duduk di pingiran sambil membuka selakangannya. Aku baru melihat rahasia cewe.
"Rendi ini yang dinamakan vagina, punya cewek. Tadi waktu kakak berdiri aku tahu kalau kamu memperhatikan bagian kakak yang ini. Ayo aku ajarin gimana mainan ama vag|na" akupun hanya mengangguk.
Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan handuk. Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian luarnya. Dia hanya tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya dia membuka bagian kewanitaan itu. Aku benar benar takjub melihat pemandangan kayak itu. Warnanya merah muda seperti sebuah bibir mungil. Setelah dia buka kemaluannya, lalu dia suruh aku supaya menjilatinya.
Ada cairan sedikit yang keluar dari bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok dengan kedua jariku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku berhenti sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempelkan mukaku dihadapannya.
Seerr.. Serr.. bunyi air yang keluar dari vaginanya banyak sekali. Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek. Setelah itu dia jongkok, aku kaget ketika dia langsung menjilati kepala penisku. Di buka bagian kulup hingga kelihatan kepalanya.
"Kakak enggak jijik ya kan buat kencing" aku bertanya pada dia tapi dia terus mengulumnya maju mundur.
Sakit dan geli itu yang kurasakan tapi lama lama enak aku langsung rasanya seperti kencing tapi tidak jadi. Dia menggunakan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak sakit. Saking enaknya aku bagai melayang badanku bergetar semua. Setelah dibilas dia mengkulum penisku, semua masuk didalam mulutnya.
"Kak aku mau kencing dulu" aku menyela.
Setelah itu dia berbaring dilantai dia menyuruh bermain dengan kacang didalam vaginanya. Pertama aku tidak tahu, dia memberi tahu setelah dia sendiri membukanya. Aku sentuh bagian itu dengan kasar dia langsung menjerit dia mengajari bagaimana seharusnya melakukannya. Diputar putar jariku disana tiba tiba kacanga itu menjadi sangat keras.
Sekitar 5 menit aku bermain dengan jariku kadang dengan lidahku. Keluar lagi air dari vaginanya. Aku disuruh terus menyedotnya. Dia kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah beberapa saat dia memegang penisku dan menuntunnya di vag|na.
"Coba masukan anumu ke dalam sana pasti aku jamin enak banget rasanya" dia menyuruhku.
Dengan hati-hati aku masukkan setelah masuk aku diam saja. Dia menyuruh aku untuk menekan keras. Dan bless masuk semuanya dia memberi saran kayak orang memompa. Masuk-keluar.
"Acchc terus.. yang cepet.. ah.. ah.. ah.." dia mendesis, dia menggoyangkan pantatnya yang besar kesana kemari.
Tapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua daging itu lalu aku ingin sekali pipis. Saat itu penisku kayak ada yang air mengalir. Dan serr.. seerrs air kencingku membanjiri bagian dalamnya. Setelah kelelahan kami pun keluar dia langsung pergi ke kamar masih keadaan bugil.
Kemudian dia berbaring karena lelah, aku mendekatinya dan dia memelukku seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Setelah aku melihat wajahnya dia menangis. Lalu dia menyuruh aku pulang. Aku mengenakan pakaian dan pulang. Dia menyuruh merahasiakan kalau aku berbicara ama orang lain aku nggak boleh bermain ama adiknya.
Kami pun terus melakukannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar aku kelas 1 SMP dia kawin ama temannya karena dia hamil. Ketika 2 minggu lalu (saat ini) aku bertemu dia bertanya masih suka main seperti dulu.
Akupun hanya tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex dan aku ngucapin terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang pertama. END by Cerita Seks Bergambar - Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru -
Subscribe to:
Posts (Atom)