Friday, November 30, 2012

Pengalaman Pertama

Dengan baju kerjanya tante Juliet terlihat sangat cantik dan seksi. Apabila ia sedang melepas blezernya, buah dadanya tampak padat, ukurannya sedang-sedang saja. Karena ia selalu memakai rok span mini, maka pantatnya terlihat padat dan kencang, karena tercetak dengan sangat jelas di rok spannya yang ketat. Sering kali ketika aku main ke kantornya. Pada waktu itu aku sedang duduk di sofa dan sedang membaca majalah. Aku tidak sengaja melirik ke arah betis tante Juliet yang sangat mulus dan indah, tante Juliet juga selalu memakai sepatu hak tinggi warna hitam yang seksi, sehingga menambah keindahan kaki dan betisnya.

Pernah suatu kali ketika aku sedang melirik betis indahnya tante Juliet, tanpa kusadari ia mengetahuinya dan melihat ke arahku. Begitu aku tiba-tiba sadar dan melihat ke arahnya, aku malu sekali, jantungku berdegup kencang. Namun tante Juliet justru tersenyum kepadaku, yang malah membuatku makin jadi salah tingkah. Tante Juliet memang orangnya ramah dan baik hati, bahkan ia terkadang memberiku hadiah-hadiah kecil seperti mobil. Namun tetap saja apabila aku sedang diajak bicara olehnya, jantung ini berdebar-debar, entah kenapa. Peristiwa yang sangat dahsyat bermula pada saat aku mampir lagi di kantornya. Hari itu sekitar jam 10 pagi, dan aku sedang duduk-duduk sambil baca majalah, namun tiba-tiba tante Juliet datang dengan pakaian kerjanya yang sexy seperti biasa.

Eh, tante?,sapaku.Son kamu lagi ngapaintanyanya.Lagi baca majalah tantejawabku.Majalah apa ayo jangan-jangan kamu baca majalah porno ya ?tanyanya penasaran.Kalau ya emang kenapa tante nggak boleh yajawabku.Nggak pa-pa koq itu berarti keponakan tante udah gede ya khankatanya.Ya tante punya Sony udah gede lo kepalanya lucu kayak Helm NAZIkataku mancing.Apanya yang gede anak manis tante nggak ngertitanyanya lagi.Ini tante burung Sony udah gede lokataku sambil nunjuk ke arah selangkanganku.Ahhh kamu nakal ya entar tante bilangin ama om kamu baru nyaho kamukatanya.Lalu, tante Juliet kembali bekerja.

Di dalam ruang kerja kantor, tante Juliet bekerja menggunakan komputernya, sedangkan aku sendiri bosan baca majalah lalu bermain game dengan komputerku, tepat di sebelah meja tante Juliet. Saat itu kulihat tante Juliet sedang sibuk dengan pekerjaannya, tentu saja kesempatan ini kugunakan sebaik-baiknya. Aku menikmati kecantikan tanteku sepuasku. Keperhatikan wajah tante Juliet yang begitu cantik, lalu buah dadanya yang padat. Karena tante Juliet menggunakan rok span yang mini, maka ketika ia duduk dgn menumpangkan kakinya, pahanya yang putih mulus itu langsung terlihat, juga betisnya yang indah, kutatap habis-habisan.

Namun tiba-tiba tante Juliet menatapku sambil tersenyum menggoda, Lagi ngeliatin apa kamu, Sony?katanya. Dag dig dug derrr! Astaga, aku benar-benar kaget, jantungku serasa copot, aku sangat panik, danEh.., anu, ehm, nggak kok tante, jawabku terbata-bata. Kamu nggak usah bohong sayang Nggak apa-apa kok, kalau kamu suka ama tante, katanya sambil tersenyum nakal. Namun tante Juliet malah berdiri ke arah pintu dan menguncinya, lalu menghampiriku dan berdiri tepat di depanku, bau harum parfumnya terasa olehku. Tentu saja aku jadi makin berdebar-debar nggak karuan. LaluSon, menurut Sony, tante cantik dan sexy nggak sih ?, tanyanya menggoda. Eh enggg iya tante cantik dan sexy malah jauh lebih cantik dari Tamara Maen Sky jawabku becanda sambil menunduk. Ahhh yang bener Son eee kalau begitu Sony mau dong kalau tante Juliet minta tolong? katanya sambil mengecup pipiku. Wow Perasaanku saat itu benar-benar campur-aduk, aku merasakan kelembutan bibirnya, namun bercampur dengan grogi dan bingung. Aku hanya bisa mengangguk saja. Lalu, tante Juliet memegang tanganku dan menariknya dengan lembut, sehingga aku bangun daridudukku. Son, ayo sini ikut tante, tante mau ajarin Sony sesuatu, katanya sambil menuntunku berjalan ke arah meja kerja yang kosong. Aku mengikuti semua kemauan tanteku yang genit ini.Nah anak manis, sekarang kamu berdiri di sini dan diam dulu yah katanya. Aku berdiri dengan bersandar pada meja. Lalu tiba-tiba tante Juliet mengecup bibirku dengan lembut, aku benar-benar kaget, tapi rasanya benar-benar nikmat, bibir tante Juliet terasa lembut dan basah.

Aku hanya bisa diam saja sambil memejamkan mata, dan terus-terang saat itu otongku langsung naik. Kemudian, tiba-tiba tangan tante Juliet, bergerak menuju celana, kayaknya dia mau melepasnya. Tante, aduhhh Sony mau diapain?, tanyaku gugup.Udah dong ahhh kamu nurut aja ya percaya deh sama tante, pasti nanti kamu suka, bujuknya sambil kembali tersenyum nakal. Lalu, tante Juliet mulai berlutut dihadapanku, dan mulai melepas resletingku, danTante jangan tante jangan ohhh, aku sungguh terasa panas-dingin, namun tante Juliet tidak memperdulikanku ia malah sibuk sendiri, nampaknya nafsu birahinya sudah tak bisa lagi dikendalikan. Setelah resletingnya terbuka, lalu tante Juliet melorotkannya, karena aku tidak pernah memakai CD(habis gerah dan agak gatel-gatel gimana gicu), langsung saja otongku terjulai keluar.

Wow besar juga punya kamu Sonkatanya sambil menatap otongku dengan tatapan buasnya. Ohhh tante jangannn, ujarku lirih dengan gemetar, lututku terasa lemas. Tante Juliet yang tahu akan keadaanku lalu memegang pinggangku, dan menyuruhku naik, duduk di meja. Lalu, tante Juliet memegang otongku yang sudah tegang itu. Dan ahhh genggaman jari-jari lentik tante Juliet terasa sangat lembut di otongku Tiba-tiba dengan lembut tante Juliet, menjilat kepala otongku perlahan, Ahhh taaannnteee jeritku lirih. Rasanya sulit dilukiskan, pokoknya bergetar seluruh tubuhku, saat lidah tante Juliet yang lembut menyapu permukaan kepala otongku. Lalu, tanpa sungkan-sungkan lagi tante Juliet langsung mengulum otongku, benar-benar gila rasanya.

Ahhh tanteee aaaah. ohhh aku mengerang-ngerang, tak karuan. Tante Juliet terus mengulum-ngulum, sambil mengocok-ngocok, dan menyedot-nyedot otongku. Ruar biasa rasanya. tak terbayangkan nikmatnya Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan, yang akan keluar dari tubuhku. Aku makin menggila mengerang-ngerang, tante Juliet yang rupanya tahu waktunya telah tiba, langsung menyedot otongku kuat-kuat dan Ahhh taaannnn aaarggghhh, aku menjerit kencang, dan air maniku muncrat menyembur keluar, untuk pertama kali aku merasakan puncak kenikmatan yang tak terbayangkan bersama tanteku. Lalu, tubuhku terkulai lemas tergeletak di atas meja.. Namun air maniku yang tadi menyembur keluar di dalam mulut tante Juliet malah disedot, dihisap, dan ditelannya.

Nampaknya tante Juliet rakus sekali dengan air maniku, bahkan karena saking banyaknya ada air maniku yang meleleh keluar dari mulutnya, dan melumuri sekitar bibirnya, dan dengan menggunakan lidahnya tante Juliet menyapunya semua lalu menelannya. Wow punyamu enak sayang gimana rasanya enak khan katanya sambil terus menjilati otongku.Aduhhh Sony rasanya seperti orang mabuk tapi enak tantekataku. Lalu, dengan sisa tenaga yang ada aku berjalan ke sofa panjang di ruangan itu, dan aku langsung rebah disitu dan terlelap. Sekitar 1/2 jam aku tertidur, ketika terbangun aku merasakan suatu perasaan yang senang. Aku melihat tante Juliet masih bekerja. Aku melihat dia melepas sepatunya ohhh sungguh indah kakinya. Setelah itu nampaknya perkerjaannya sudah hampir selesai.

Setelah pekerjaan tante selesai, dan mematikan komputernya, ia menghampiriku. Son badan tante pegel nih, pijitin dong sayang?, pintanya. Iya tante jawabku. Tante Juliet langsung terlungkup di sofa panjang yang satunya. Aku tertegun dengan bentuk tubuh tanteku, ohhh begitu lansing dan bokongnya yang besar ohhh serta kakinya yang sexy ohhh Ayo, kok malah bengong sih, seru tante. Eee iya tantekataku pelan. Lalu, kuusap pelan-pelan pundak tante, lalu perlahan kupijit-pijit, lalu turun pelan-pelan ke punggungnya. Ketika hampir mencapai ke dua buah pantatnya yang montok itu, aku agak ragu. Ayo Son, jangan berhenti dong serunya.Dengan agak berdebar kutempelkan kedua telapak tanganku ke buah pantatnya yang padat berisi itu. Wah, sungguh empuk sekali lalu kuremas-remas perlahan, Hmmm nah gitu dong pintar kamu Son kata tante Juliet sambil merasakan nikmat.Setelah agak lama bermain di pantat tante Juliet, tanganku kembali merayap menyelusuri paha bagian belakang dan betisnya. Wah betis indah tante Juliet yang biasanya hanya bisa kulihat dan kubayangkan saja, sekarang kuusap-usap dan kuremas-remas dengan lembut, sungguh halus sekali rasanya, mulus dan lembut Kemudian tante Juliet bangun dari terlungkupnya, dan kini duduk bersandar di sofa.

Son, tolong lepas sepatu tante ! perintahnya. Akupun melakukan perintahnya, melepas sepatunya dengan hati-hati. Setelah dilepas aku lihat ujung kakinyapun sangat halus dan mulus. Son, kamu mau kan jilatin kaki tante !perintahnya. Aku ragu tapi berikutnya tanpa ragu lagi aku ikuti perintahnya. Aku jilat telapak kaki tante Juliet yang mulus itu, lalu kujilatin pula tumitnya yang berwarna merah jambu itu. Baunya khas tapi nggak bau kayak kakiku.Ehmmmm. kamu nakal ya, tante Juliet kegelian. Lalu,Terus naik ke atas dong sayang pintanya lirih. Dari telapak kaki dan tumitnya, jilatanku naik ke atas. Kujilati betis mulus dan indah tante Juliet, benar-benar lembut sekali terasa di lidahku. Jilatanku terus naik ke atas, kusingkapkan setengah rok spannya ke atas, lalu kujilati paha tante Juliet, membuatnya terus menerus merintih kegelian tapi pasti nikmat dong.

Son, tolong bukain CD tante yah, lalu tante Juliet menyingkapkan seluruh roknya ke atas, sehingga CD-nya yang berwarna putih nampak sangat jelas di depanku. Uhuiii!, ternyata di bagian tengah CD-nya telah basah, rupanya tante Juliet sudah sangat terangsang. Tanpa membuka roknya yang disingkapkan ke atas, dengan hati-hati kuturunkan CD tante Juliet. Wah luar biasa baru kali ini aku menyaksikan yang secara langsung memek seorang wanita. Memek tante Juliet sangat indah, bulu-bulunya sangat lebat, bentuk bukit memeknya cembung, di tengahnya terdapat garis bibir memek yang berwarna kemeraha-merahan, sangat merangsang birahi, apalagi di pinggirannya telah nampak basah oleh cairan birahinya.

Ayo Son, jilatin memek tante ya cepet ya udah nggak tahan nih serunya. Lalu, aku dekati memek tante Juliet, bau harum birahinya sangat keras tercium, mula-mula dengan perlahan aku mulai menjilati pinggiran memeknya. Ssshhh aaahhh. ya gitu Sonnnn aahhh terusss ohhh, tante Juliet mendesis-desis kegelian dan nikmat. Tante Juliet duduk sambil membuka kakinya lebar-lebar selonjoran di sofa, sementara aku menjilati memeknya yang udah banjir bandang. Aku terus menjilatipinggiran memek tante Juliet yang telah basah itu, rasanya asin-asin enak Setelah pinggiran memeknya, aku mulai berpindah menjilati tengahnya, kulihat di bibir memek tante Juliet yang masih rapat itu terdapat cairan basah, lalu aku jilat bagian tengah yang memanjang di memeknya, laluSsssssstthhhhh terusss ohhhtante Juliet mendesis panjang. Lalu kujilati bagian dalam memeknya, kukorek dengan lidah seluruh dinding bagian dalam memeknya untuk mendapatkan cairan memeknya, sehingga membuatnya menggelinjang-gelinjang,Sonnn aaaaahhh aaahhhtante Juliet terus mengerang-ngerang.

Lalu, dengan jariku aku renggangkan kedua bibir memek tante Juliet, lalu sedikit diangkat ke atas, maka tampaklah ujung clitnya yang mungil yang berwarna pink. Lalu dengan sekali jilatan panjang, aku jilat ***** itu, danAaaaaaaaaauuhhhhhh. tante Juliet langsung menjerit, ia tersentak kaget. Sonnn kamu pintar sayang hhhmmm?, tanyanya sambil tetap mengerang. Gimana tante rasanya, sahutku. Enak sayang ayo terusss, katanya sambil mengerang lagi. Aku terus menjilati clitnya, kugosok dengan lidahku, membuatnya semakin gila, menjerit-jerit dan menggelinjang-gelinjang, danAaahhh ahhh aaarghhh eehhhmm.., erangnya lagi.Lalu kusedot ***** tante Juliet dengan satu sedotan panjang, tiba-tiba tante Juliet langsung menjerit keras, Aaakkkhhhh. tanteee keluarrrr ohhhh, badannya mengejang, bergetar, kedua pahanya dirapatkannya ke kepalaku, dan tangannya meremas sofa itu dengan kuatnya.

Tante Juliet sedang merasakan puncak kenikmatan orgasme yang luar biasa, lendir hangat orgasmenya keluar dari dalam memeknya, dan aku sedot lagi memeknya kuat-kuat, membuat erangannya semakin panjang, Aakhhhhh Sonnnn.. eemmhhh. eemhhh.., dan akhirnya tante Juliet tergeletak lemas.Setelah terbaring lemas di sofa beberapa saat, tante Juliet kembali bangkit, lalu menarikku ke sofa, dan menciumku, melumat bibirku, lalu lidahnya didesakannya masuk ke mulutku. Aku yang belum berpengalaman menerima saja. Lidah tante Juliet bermain di dalam mulutku, mengait-ngait lidahku, Wah rasanya geli, nikmat, dan basah

Kemudian tante Juliet melepaskan lumatannya, lalu melepaskan kaosku, sehingga kini aku telanjang bulat. Kemudian tante Juliet mendorong badanku agar aku terlentang di sofa. Ia menatap otongku yang sudah mulai bangun kembali, digenggamnya batang otongku, yang langsung saja membuatnya makin mengeras, lalu di kocok-kocoknya. Mulanya perlahan, lama-kelaman makin cepat, Wah. rasanya benar-benar aduhai Lalu, tante Juliet melumat batang dan kepala otongku, Waaaah.. rasanya semakin ruar biasa. Lalu, tante melepaskan lumatannya di otongku, lalu tante Juliet mulai melepaskan pakaian kerjanya. Aku bangkit dan terduduk di sofa. Melihat pemandangan itu, aku jadi deg-degan, namun kali ini sedikit bercampur nafsu. Dan akhirnya tante Juliet membuka seluruh pakaiannya, termasuk BH dan CD-nya, sehingga ia kini benar-benar telanjang bulat.

Wah, ruar biasa indahnya tubuh tante Juliet yang putih mulus, sangat montok dan seksi. Aku sekarang benar-benar super terangsang. Gimana Son, kamu suka tubuh tante kan pasti kamu belum pernah melihat langsung cewek telanjang, iya kan?, tanyanya sambil menggodaku. Aku hanya tersipu sambil menganggukan kepala dengan jempol tanganku kukenyot, tante Juliet tertawa cekikikanLalu tante Juliet meraih tanganku, dan diletakan diatas buah dadanya yang montok. Wuih.. walau aku deg-degan, tapi rasanya sangat empuk dan lembut sekali. Nah Son, kamu remas tetek tante yach, katanya. Tanpa disuruh dua kali aku langsung meremasnya dengan perlahan. Hmmmmmm., tante Juliet mendesah.Aku terus meremas-remas dengan nikmat, danHmmmm. stthhh.. aaahhhhh terussss Sonnn ohhhh, tante Juliet terus mendesah.Namun rupanya, tegangan birahi tante Juliet sudah sangat super tinggi. Tiba-tiba aku langsung diterjangnya, dipeluk, serta dilumatnya bibirku, dengan penuh nafsu. Benar-benar baru kurasakan yang namanya cumbuan dan pelukan wanita, apalagi kita sama-sama dalam keadaan telanjang bulat, jantung ini berdetak kencang. Tangan tante Juliet merayap mencari otongku, lalu digenggamnya batang otongku.

Lalu, sambil dalam posisi mendudukiku, tante Juliet mengarahkan ujung kepala otongku ke memeknya. Tante, Sony mau diapain, ja jangan dimasukin tante Sony. masih perjaka, kataku terbata-bata.Nggak pa-pa sayang sekarang kamu nurut tante aja ya, kata tante Juliet sambil tersenyum menggodaku. Lalu, tante Juliet langsung menekan memeknya ke kepala otongku, danEnggghhhhh.., aku mengerang merasakan seretnya otongku masuk ke memek tante Juliet. Sttthhh ohhh, tante Juliet pun rupanya merasakan gesekan otongku dengan memeknya. Walaupun telah basah oleh lendir memeknya, namun memek tante Juliet memang masih sempit, jadi cuma sepertiga batang otongku yang baru berhasil masuk.Namun tante Juliet terus memaksakan batang otongku masuk, sampai aku sendiri takut kalau batang otongku lecet. Stthhhh aaaaaahhh, akhirnya seluruh batang otongku masuk ke dalam memek tante Juliet. Sungguh luar biasa, nikmat sekali rasanya batang otongku di dalam memek tante Juliet, hangat, lembab, basah, dan serasa dihisap masuk ke dalam lubang sempit yang berulir.

Kemudian tante Juliet mulai menaik-nurunkan bokong dan pinggulnya, tante Juliet mengocok otongku di dalam memeknya. Aaaaahhhh enaaakkk oiiii. aaaaaahhh, aku benar-benar merasakan nikmatnya yang pertama kali dengan tanteku sendiri. Tante Juliet pun tak kalah menjerit-jeritnya, Sstthhh. Aaaaaahhh Sonnn aaaaaaahhh..erangnya. Tante Juliet tampaknya seperti sudah lupa daratan, dia terus menggoyangkan bokong dan pinggulnya keatas-kebawah, maju-mundur, kiri-kanan, meliuk-liukan pinggulnya, sambil mengerang-ngerang dan menjerit-jerit. Tannn jangan keras-keras otong Sony sakitkataku.Sakit ya deh maafin tante sayang katanya sambil terus bergoyang lembut.Sampai setelah sekitar 15 menit, tiba-tiba tante Juliet menjerit kencang, badannya mengejang, ditekannya memeknya ke otongku kuat-kuat, sambil mencengkram erat ke sofa. Sonnn Aaakkkhherangnya.Aku merasakan memek tante Juliet dengan sangat kuat menjepit dan mengempot otongku, rasanya memang sangat ruar biasa nikmat, dari dalam memeknnya kurasakan keluar banyak sekali cairan. Karena merasakan jepitan dan empotan yang sangat dahsyat, tiba-tiba aku merasakan kembali sesuatu yang sangat tak tertahankan, dan akhirnyaTaaannnnn aaaakhhhhh, aku menjerit dengan kerasnya. Aku merasakan nikmatnya rasa yang luar biasa, yang tidak bisa kulukiskan, air maniku muncrat dengan derasnya di dalam memek tante Juliet. Tante Juliet tersenyum nakal kepadaku, lalu memelukku, aku merasa sangat lemas.. Dan akhirnya kami berdua tertidur sambil berpelukan telanjang di sofa itu Ketika aku bangun, tante Juliet tersenyum kepadaku, dan berkataSonnn, tenyata kamu hebat, tante nggak nyangka keponakan tante udah pandaikatanya sambil mengecup bibirku. Aku hanya tersipu saja. Lain kali kamu mau kan, tante ajarin lagi?katanya. Iya tante Sony nurut tante aja, jawabku sambil menggangguk.Nah, gitu dong. Itu baru ponakan tante tersayangkatanya lagi.

Sejak saat itu, setiap ada kesempatan, kami selalu melakukan hubungan seks. Bahkan pernah dengan alasan mengajakku jalan-jalan, tante Juliet pernah mengajakku ke apartement miliknya dan kami pun melalukannya lagi, pokoknya ruar biasa deh. Hal-hal seperti itu terus kami lakukan sampai akhirnya aku menikah dan pindah ke Inggris. Tepatnya di kota Liverpool karena aku menjadi pemain inti dari klub Liverpool. Begitulah kisah pengalaman seks-ku yang pertama kali dahulu, yang tak dapat kulupakan

TAMAT

Tugas dari Perusahaan

Aku saat itu sedang ditugaskan oleh perusahaan X di mana aku bekerja ke Tokyo untuk beberapa hari, melakukan negoisasi dengan mitra perusahaannya di Jepang. Aku didampingi oleh wakil bagian keuangan, sebut saja Dodi. Mengingat perjalanan kali ini agak lama, aku berinisiatif mengajak suamiku Rio, sekaligus untuk berlibur dengan biaya sendiri. Suamiku dan Dodi dapat dengan cepat akrab, mengingat mereka mempunyai hobi yang sama yaitu makan dan selisih umur yang dekat. Ia 27, Dodi 28, sedangkan aku 30 tahun. Semua berjalan lancar, namun ada kenangan tersendiri bagiku di akhir perjalanan ini.

Sore itu kami bertiga pulang dari salah satu restoran di kawasan Ginza, menghadiri good-bye party dari perusahaan yang aku kunjungi. Rupanya Sake yang disuguhkan agak mempengaruhi kesadaranku, meskipun tidak sepenuhnya. Waktu kami berdua hendak masuk kamar, suamiku memberikan kunci kamar pada Dodi, agar ia dapat mendahului masuk. Ia berbisik padaku bahwa akan ada kejutan, dan nikmati sajalah katanya. Aku bingung terus terang saja.

Setelah beberapa saat Dodi mempersilakan kami masuk. Ia menyambut kami di dalam dengan memberikan sebuah bungkusan.Mbak ini ada hadiah dari kami berdua. Aku menerima bungkusan itu dan menoleh ke Rio yang tersenyum. Terimalah..

Setelah kubuka ternyata isinya sebuah kimono sutera tipis berwarna merah. Waduh ini sih seksi sekali pikirku.Terima kasih ya semuaKemudian Dodi mohon diri untuk kembali ke kamarnya.Mas aku coba yaaku sembari masuk ke kamar mandi. Kimono itu pas sekali di tubuhku. Tapi sangat tipis sekali. Pakaian dalamku bisa terlihat sangat jelas. Lalu aku mencopot BH dan CD-ku, lagian kenapa dipakai tidur sama suami sendiri. Samar-samar aku mendengar pintu dibuka, tapi aku tidak sampai berpikiran kalau ada orang yang masuk.

Setelah itu aku keluar, langsung menghadap ke suamiku yang sudah berkimono juga di kursi depan TV. WowHanya itu komentarnya. Rio selalu tegang jika melihat titsku, begitu juga saat itu. Penisnya kelihatan menyembul dari balik kimononya.Rin.. Coba kamu lihat di belakangmu katanya sambil tersenyum. Aku sudah nggak enak saja saat itu.

Benar saja, saat aku balik kanan, Dodi sudah berada di belakangku naked! Gila memang, lagian kapan dia masuk? 1001 pertanyaan memenuhi kepalaku. Dodi cengar-cengir saja sambil memelototi tits-ku. Mbak.. jangan marah ya Rio setuju kok.Sepertinya aku terpana waktu dia ngomong itu dan melangkah mendekat. Nafasku kian cepat saat ia mengulurkan tangannya untuk menanggalkan kimonoku.Ahh sangat indah MbakAku sempat melihat ia tegang begitu melihatku naked.mm.. sama besarnya dengan Rio pikirku. Aku diam saja saat ia menempelkan tubuhnya ke tubuhku. Penisnya yang besar dan tegang terasa menekan di daerah hutanku. Tangannya meraba-raba dan kemudian meremas-remas tits-ku, sementara leherku ditelusuri oleh bibirnya. Perasaanku sangat excited banget. Ini kemudian mendorongku untuk bereaksi dengan memeluknya, membuatnya semakin menekankan tubuhnya padaku. Aku merintih saat jilatannya semakin menurun dari leher, dada, hingga clitoris, nikmat rasanya. Ia kemudian bermain-main dengan clit-ku, dijilatinya area vaginaku dengan lidahnya yang lihai itu, sementara tangannya meremas-remas pantatku.

Kenikmatan ini semakin memuncak saat kurasakan tangan suamiku mempermaikan tits-ku dari belakang! Aku dapat merasakan penisnya menekan diantara pantatku, ohhAda perasaan nikmat yang luar biasa yang kemudian mendorongku untuk merintih-rintih lebih keras, saat remasan dan jilatan kedua lelaki itu semakin dipercepat. Aku berteriak lirih saat perasaan untuk organsme muncul, kutekankan kepala Dodi ke vaginaku, sementara suamiku menahan tubuhku yang bergetar agar tidak jatuh.

Kemudian suamiku mengubah posisiku untuk menjilati penisnya, sementara Dodi berada di bawahku. Aku menduduki penis Dodi. Saat penisnya menerobos vaginaku, mataku terpejam merasakan kenikmatan. Benda panjang dan keras itu bergesekan dengan dinding vagina dan clit-ku. Belum lagi perasaan itu lewat aku sudah merasakan penis suamiku di dalam mulutku. Suamiku sangat suka ujung penisnya kugigit-gigit ringan. Tangan Dodi memegangi pinggulku dan mengontrol gerakanku atas penisnya.

Setelah beberapa saat aku rasakan sperma suamiku yang manis memenuhi mulutku, begitu juga cairan hangat yang kurasakan dalam vaginaku. Malam itu kami sempat tidur bertiga dalam kehangatan.

TAMAT

Nikmatnya si Susan dan Tante Betty

Merasakan apa yang baru saja dilakukan tantenya terhadap penisnya, Randy menjadi berani. Dibukanya ritsluiting atas daster tantenya. Tampak di depan matanya buah dada yang lebih besar dari kepunyaan Susan. Tampak pula tonjolan mungil puting Tante Betty yang berwarna merah kecoklat-coklatan. Randy sudah tidak sabar. Ia langsung mengulum puting susu tantenya yang sudah mulai menegang itu. Buah dada tantenya pun mulai terasa mengeras.

Tante Betty kebingungan dengan apa yang dilakukan ponakannya itu. Sekilas hampir saja ia beranjak bangun. Seharusnya ia menegur yang dilakukan ponakannya itu. Tapi jangan-jangan ia tahu apa yang tadi kulakukan, pikir Tante Betty. Ia menjadi takut sendiri kalau hal itu benar-benar terjadi. Pasti bisa memalukan dirinya jika ponakannya melapor pada mamanya.

Akhirnya dengan pasrah, Tante Betty tetap berpura-pura tidur. Apalagi sentuhan lidah Randy pada putingnya membawa kenikmatan yang luas biasa. Bahkan ia mulai menikmati sepenuhnya ketika kuluman Randy disertai gigitan kecil. Tante Betty pun mengigit bibir karena cumbuan ponakannya.

Ssshh, tanpa sadar Tante Betty mendesah penuh kenikmatan saat Randy mengulum puting buah dadanya. Ia pun memegangi kepala ponakannya dengan penuh kelembutan seperti tidak boleh membiarkan aktivitas itu berhenti. Kesadarannya mulai kabur dan seluruh sendi tubuhnya menjadi sangat lemas.

Randy tahu bahwa tantenya berpura-pura tidur. Ia juga tahu kalau tantenya benar-benar menikmati semua yang dia lakukan pada tubuh tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan keberaniannya. Ia segera membuka daster Tante Betty sambil terus mengulum puting serta meremas-remas tubuh Tante Betty. Dijilatinya seluruh tubuh tantenya.

Enghh, ahhng, ahh, ngggssssh, Tante Betty mendesah tanpa mampu menahan apa yang dilakukan ponakannya tersebut. Tubuhnya seperti tidak mau berhenti dijilati. Saat ini dia hanya ingin terus disentuh dengan penuh kemesraan.

Napas Randy mulai ngos-ngosan. Kebutuhannya untuk memuaskan dorongan kebutuhannya membuat ia segera membuka celana dalam Tante Betty. Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar kemaluan tantenya membuat Randy semakin bernafsu. Diarahkan batang penisnya ke dalam selangkangan tante Betty.

Sleep!, Batang Penisnya pun telah masuk ke dalam lubang kemaluan tantenya. Tante Betty merasakan tubuhnya dimasuki sesuatu yang terasa luar biasa enaknya. Matanya terpejam sangat dalam. Tubuhnya mulai merespon gerakan naik turun Randy. Nafasnya tidak teratur dipenuhi dengan dorongan nafsu yang mulai tinggi.

Aahh, essshh, ahh, Tante Betty mulai mengerang kenikmatan. Ia pun memegangi pantat Randy untuk membantu gerakan naik turun. Mendengar suara desahan-desahan Susan pun terbangun. Ia sedikit terhenyak melihat tubuh tantenya dalam keadaan telanjang ditindih oleh Randy. Dilihatnya Randy dengan penuh nafsu menyetubuhi Tante Betty. Susan pun agak bingung bahwa Tantenya itu justru merepon dengan desahan-desahan. Tangan Randy memegangi paha Tante Betty dan pinggangnya terus bergerak di sela-sela selangkangan tantenya itu. Melihat adegan sepupu serta desahan tantenya dalam ruangan yang remang-remang ini membuat Susan mulai terangsang.

Tanpa sadar Susan mendekati wajah tantenya itu. Diciumnya bibir Tante Betty. Tante Betty pun dalam keadaan yang sudah di awang-awang segera merespon ciuman itu dengan lumatan yang penuh birahi. Randy sudah asyik dengan aktivitas maju-mundur untuk meningkatkan kenikmatannya.

Eng, sssh, nikmat, Ran, desah Susan sambil disela-sela ciumannya dengan Tante Betty. Penis Randy terasa semakin tersedot-sedot. Suara kecepak kecepok menjadi semakin keras dan berirama sering dengan gerakan Penis Randy memasuki liang vagina Tante Betty.

Susan semakin larut dengan permainan tante dan sepupunya itu. Vaginanya pun telah menjadi basah karena terangsang melihat adegan sepupu dan tantenya itu. Kepala Susan kemudian bergerak turun. Bibirnya mengulum puting dan tangannya meremas-remas buah dada tantenya.

Enghsss, enghh, terusshhin, engshh, Tante Betty semakin merasa terbang di awang-awang. Gerakan Randy membuat vaginanya terasa sangat nikmat. Jilatan lidah Susan pada putingnya semakin membuat nafsunya menjadi-jadi. Nafasnya menjadi semakin tidak teratur. Cumbuan kedua ponakannya memenuhi kebutuhan seksualnya yang sudah tertahan belasan tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur seiring dengan gerakan Randy. Ia pun semakin mempererat pelukannya pada Randy. Gerakan maju-mundur Randy diimbangi dengan gerakan bergoyang-goyang oleh Tante Betty. Aktivitas ini membuat ia merasa ada sesuatu yang mendesak. Tante Betty semakin mempercepat goyangannya. Ia memeluk Randy sangat erat sambil terus mengoyangkan pinggulnya dengan cepat. Tiba-tiba tubuh Tante Betty menegang dan vaginanya berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia merasa tubuhnya hancur berkeping-keping dalam kenikmatan.

Ran, ganti aku aja, Tante udah lemas tuh, ucap Susan tanpa malu-malu. Ia segera mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah memuncak dan harus dipenuh. Seluruh bagian tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui.

Randy pun menarik penis dari kemaluan tantenya yang telah terkulai itu. Diarahkannya batang kemaluannya itu ke arah lubang kemaluan Susan yang telah mengangkang itu. Sleep!, Penisnya langsung terasa tersedot-sedot. Ditindihnya tubuh sepupunya itu.

Mereka sudah dikuasai oleh birahi yang tak tertahankan. Kebutuhan itu saling memuaskan membuat tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Randy menciumi buah dada Susan sambil pinggang melakukan gerakan naik turun. Susan melingkarkan tangannya pada punggung Randy.

Enghh terusshh, Ran, masukin terus, enggsshh, desah Susan sambil matanya masih terus terpejam. Dengan perlahan Randy menarik tubuh Susan agar duduk di atas pinggang Randy. Posisi ini semakin membuat penis Randy lebih bisa masuk lebih dalam lagi. Tangan Randy memegangi pantat sepupunya itu. Susan juga merasa vaginanya terisi lebih penuh oleh batang kemaluan Randy.

Randy semakin merasa penisnya disedot-sedot oleh kemaluan sepupunya. Susan yang berada di atas tubuh Randy mulai menggerakkan bandannya. Keduanya telah larut dalam gerakan berirama. Randy semakin memperdalam gerakannya pada selangkangan sepupunya. Susan pun mencontoh gerakan tantenya dengan menggoyang-goyang pinggangnya.

Enghh, terus, Ran, Enghh enaahkk, mata Susan terpejam dan bibirnya mendesah. Randy terus menggerakan pinggangnya semakin cepat. Goyangan Susan pun menjadi samakin cepat pula. Kedua tubuh itu telah menyatu dalam kebutuhan yang tak tertahankan. Vaginanya terasa semakin berdenyut-denyut oleh sodokan-sodokan penis sepupunya itu.

Lebihh kerashh, enghh lagi, Susan merasakan tubuhnya akan meledak. Gerakan keduanya menjadi semakin cepat dan keras. Tiba-tiba saja tubuh keduanya menegang secara bersamaan tanda mereka mencapai puncak kenimatan bersamaan. Beberapa saat kemudian ketiganya sudah tertidur pulas dalam keadaan telanjang

Peristiwa semalam tampaknya dianggap seperti tidak pernah ada oleh Tante Betty. Saat makan pagi, tante Betty tampak berusaha bersikap santai.Ran, kamu mau kemana hari ini, tanya Tante Betty sambil mengoleskan mentega pada roti tawarnya. Ia sudah mengenakan busana kerja. Blus krem dan rok span abu-abu.Mungkin ke toko buku, ada novel Shedney Shieldon yang baru, ucap Randy sambil berpura-pura membaca koran. Ia masih sungkan dengan Tante Betty mengingat apa yang dilakukannya semalam. Ia takut kalau sampai Tante Betty lapor ke mamanya. Bisa-bisa aku dibunuh oleh Papa, pikirnya.Kalau gitu ini buat beli novelnya, ucap Tante Betty sambil menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribuan. Randy pun mendongakan kepalanya sambil terheran-heran. Dilihatnya Tante Betty mengangguk. Tanda ia harus menerima uang itu.Makasih ya, Tante, ucap Randy sambil menyorongkan badannya memeluk Tante Betty, Merekapun berangkulan erat.Tiba-tiba Tante Betty berbisik, Yang tadi malem jangan kasih tau siapa-siapa ya, Ran.Iya, Tante. Kemaluan Randy terasa mengeras.Terus kalau Randy takut tidur sendirian, tidur di kamar Tante aja ya, ucap Tante Betty dengan nada datar. Ia tidak mau Randy menangkap keinginannya. Namun bagi Randy kata-kata itu seperti undangan yang sangat jelas maksudnya.

Randy pun sedikit melonggarkan pelukannya dan melihat wajah Tante Betty tampak agak memerah. Hasrat untuk melakukan aktivitas seperti semalam menggelegak dalam dirinya. Tanpa sadar diciumnya bibir Tante Betty. Pertama lembut namun kemudian semakin ganas. Kebutuhannya mulai tak tertahankan. Tante Betty sempat gelagapan dengan apa yang dilakukan oleh Randy. Ia tidak mengira Randy sudah berani terang-terangan. Namun sekian detik kemudian ia mulai membalas ciuman itu. Mereka saling melumat lidah dan menghisap. Ia bahkan membiarkan tangan Randy membuka kancing blusnya. Tangan Randy segera menyisihkan BH dan meremasi buah dadanya. Semakin lama buah dada itu terasa mengeras.

Sudah, Ran. Tante mau ke kantor, ucap Tante Betty sambil berpura-pura tidak mau. Namun tampaknya Randy tidak peduli. Ia mulai menciumi leher tante Betty dengan lembut. Tangannya yang satu bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu hingga celana dalam tante Betty terlihat. Tangan Randy pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di balik celana dalam itu.

Ash, neghh, udah, Ran, desah Tante Betty. Ia tidak ingin terlambat. Tender proyek dua M itu bisa hilang, pikir tante Betty. Namun apa yang dilakukan ponakannya ini benar-benar terasa nikmat. Akhirnya ia membalikkan badan dan segera menurunkan celana dalamnya.Udah, Ran dari belakang aja, ucap Tante Betty sunguh-sungguh. Rani, teman kantornya, pernah mengatakan kalau pria bersetubuh lewat belakang akan cepat ejakulasi. Paling tidak ia masih sempat merasakan persetubuhan dan tidak terlambat ke kantor.

Kesempatan itu tidak disia-siakan Randy. Dipelorotkannya celana pendeknya. Batang penisnya tampak sudah sangat tegang. Perlahan diarahkannya penisnya ke vagina Tante Betty. Sleppp!, Penis Randy mulai memasuki lubang kemaluan Tante Betty. Lututnya seperti hampir copot ketika penis itu masuk ke dalam lubang vagina Tante Betty. Tante Betty juga segera merasa lemas. Ia pun segera menahan badannya pada sandaran sofa. Posisinya seperti orang yang akan naik kuda.

Eenghh, nikmat, terussshh, desah Tante Betty sambil memejamkan mata. Randy memegangi pinggang tantenya dan terus menyodok-nyodokan penisnya ke vagina Tante Betty. Penisnya terasa seperti dipijat-pijat dan disedot-sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan badan agar tangannya dapat meremas buah dada Tante Betty yang ranum menggantung.

Gerakan mereka makin lama makin cepat. Tante Betty sudah tertelungkup di sandaran sofa dan Randy menyetubuhinya dari belakangnya. Kenikmatan itu semakin membuat ia lupa urusan kantornya.Terusshh, Ran, enakkk, desah Tante Betty.

Beberapa saat kemudian Randy mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Betty namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil penisnya disorongkan secara mendalam ke lubang kemaluan Tante Betty. Ia telah sampai di pucak kenikmatan. Cret.., cret.., cret, sperma Randy membasahi lubang kemaluan Tante Betty. Ia kemudian menarik penisnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa.

Tante Betty segera menaikkan celana dalamnya dan merapikan blus serta rok mininya. Dilihatnya ponakannya memandang dengan mesra. Tampaknya kecanggungan diantara mereka sudah luntur dan berganti hubungan dua lawan jenis yang saling membutuhkan. Tante Betty pun mau tidak mau mulai mengakui bahwa ia tidak lagi melihat Randy sebagai ponakannya namun tak lain sebagai pria yang mampu memberikan kepuasan seksualnya.

Udah, ya Tante ke kantor dulu, ucap Tante Betty sambil mendekati Randy. Mereka berciuman dengan mesra seperti seorang kekasih. Setelah melihat jam di dinding, Tante Betty segera beranjak ke garasi. Ia sudah terlambat sepuluh menit. Tak lama kemudian deru suara mobil pun berbunyi dan semakin lama semakin menghilang. Randy pun segera memakai celananya dan tertidur di sofa.

TAMAT

Si Anak Majikan

Namaku Dhani Anwar, aku bekerja sebagai sopir sekaligus tukang kebun dikeluarga Chinese yang tergolong kaya raya, kerjaku tergolong mudah yaitu mengantar putri tunggal mereka, Feilin, ke sekolah. Feilin memiliki wajah yang cantik, agak nakal, genit dan galak, ia mempunyai dua orang teman akrab yang satu bernama Nia, ia bertubuh langsing dan pemalu dan yang satunya bernama Tarida yang sifatnya periang dan suka bercanda. Mereka juga cantik-cantik, putih dan mulus. Tadinya aku bersikap acuh terhadap kegiatan mereka bertiga namun lama kelamaan aku menjadi penasaran apa saja yang mereka bertiga lakukan di halaman belakang yang dengan kerasnya dilarang dimasuki olehku, rasa penasaran setiap hari semakin membesar dan aku berniat mengintip apa saja yang mereka bertiga lakukan. Pada Tanggal 2 Februari Nia dan Tarida bermain kerumah dan seperti biasanya mereka bermain dihalaman belakang rumah. Dengan hati-hati aku membuka pintu menuju halaman belakang dan melihat sesuatu yang menggetarkan kalbu.

Bagaikan tersambar petir disiang hari aku melihat Feilin, Nia dan Tarida sedang asik saling meraba dan berciuman satu sama lain, pakaian renang melekat ditubuh mereka. Otakku langsung menyala membara dengan nafsu yang bergejolak, rupanya ini yang selalu disembunyikan oleh mereka bertiga, entah sudah berapa lama mereka berdua menyimpan rahasia besar dihadapanku, namun dilihat dari cara mereka berciuman dan meraba sepertinya masih amatiran, pikiran kotorku langsung bekerja.

"Ehmmmm-ehem!" dengan sengaja aku muncul dan mengagetkan mereka bertiga.

"Awwww!!" ketiganya sangat terkejut, "Mang Dhani ngapain sihhhh" kan udah dibilang ngak boleh masuk!" Feilin tampak kesal dan cemberut.

"Gimana non enak yahhhh???"Aku dengan santai menghampiri mereka.

Feilin sepertinya akan membentakku lagi namun Tarida tiba-tiba menarik Feilin dan berbisik sesuatu ditelinga Feilin, "ihhhhhh ngakkk ahhh"" Feilin sepertinya keberatan entah apa yang dibisikkan ditelinganya. Tarida berbisik sesuatu lagi ditelinga Feilin. Kemarahan Feilin tiba-tiba seperti menghilang kini ia memandangiku dengan tatapan yang nakal. "Iya juga". Hmmmm" Feilin seperti menimbang-nimbang sesuatu, kemudian ia mengangguk pada Tarida yang tersenyum dengan ceria. Tarida menghampiriku dan kemudian ia berkata "Karena mang Dhani sudah mengintip maka mang Dhani harus dihukum"" Tarida terkekeh-kekeh. "Dihukumm ?" Aku bertanya tidak mengerti. "Iya.. mulai sekarang Mang Dhani harus mau jadi boneka.. buat kami""jawab Feilin.

Aku memandang tidak mengerti namun dengan memberanikan diri Tarida menjelaskan kepadaku tentang keingintahuan mereka terhadap anatomi laki-laki, sekata demi sekata diucapkan dengan terbata-bata.
ali ini Aku dan tiga gadis Chinese berada diruangan keluarga,

"Cuppp". Cupp Cuppp"aku sedang asik menciumi Tarida, mereka bertiga masih berpakaian lengkap duduk dihadapanku, sedangkan aku bersujud dibawah kaki mereka. Tarida menggelinjang dan merintih lirih ketika ciumanku semakin turun kebawah dan mengendus-ngendus juga mengigit-gigit kecil bagian dadanya ang masih rapi terbungkus seragam sekolahnya, lidahku menyelinap liar dari sela-sela seragam sekolah Tarida . "hmmm errrhh" Tarida semakin legit deh.."Aku memujinya. "Legitt ? emangnya ketan" he he he"Tarida terkekeh-kekeh, tangannya membelai kepalaku yang masih asik menggeluti bagian dada Tarida dengan lembut. "Feilin" titit mang Dhani berdiri tuhhh". Kasiann sendirian berdirinya kayak lagi nunggu Angkot"Tarida tersenyum genit. Feilin cekikikan sedangkan Nia tertunduk malu dan pura-pura tidak melihat kemaluanku. Aku berdiri dihadapan Tiga Gadis Chinese, tanpa harus diperintah Tarida yang berada ditengah langsung menjilati kepala kemaluanku, Feilin dan Nina menciumi batang kemaluanku, Batang kemaluanku seperti piala bergilir , sebentar ditarik oleh Tarida, sebentar kemudian sudah ditarik kekanan Oleh Feilin dan sebentar lagi ditarik kekiri dibelai-belai oleh Nia, Sambil menciumi dan menjilati Kemaluanku ketiga Gadis Chinese sesekali bercanda , tawa mereka berderai merdu, semakin lama nafsuku semakin naik keubun-ubun, aku kembali bersujud dihadapan ketiga Chinese , kudorong bahu Feilin agar ia bersandar kebelakang, Tanganku kini menyibakkan rok seragam Feilin sehingga pahanya yang kuning langsat kini terpampang dihadapanku.

Aku memandangi wajah Feilin, aku berusaha menarik turun celana dalam putihnya, Feilin hanya tertawa lepas sambil menepiskan kedua tanganku. "Mau ngapain hayooo" he he he" Tarida tertawa , suaranya terdengar begitu merdu dan menggoda. "Ngak boleh ahhh" Sono gih berobah dulu jadi siBleki"..Ayo menggongong"." Feilin menyuruhku. Terus terang aku sering tersinggung dengan permintaan Feilin yang aneh-aneh dan berulang kali menyakiti perasaanku sebagai laki-laki, namun demi sedikit kenikmatan aku terpaksa mengorbankan harga diriku. Dengan menahan rasa sakit hati aku berusaha mengikuti permintaannya , aku merangkak dan menggongong "Guk" Gukkkk Grrrhh".."Aku menggeram-geram dan menggongong layaknya seekor Anjing, Feilin tertawa terbahak-bahak , Sedangkan kedua Chinese Lainnya tampak prihatin dengan keadaanku."Heh" sini" jilati nih!!!" Feilin memerintahku Sambil merangkak aku menghampiri kaki Feilin aku menciumi dan menjilati betisnya , jilatanku terus naik-naik dan naik , Feilin mengangkangkan kedua kakinya seolah – olah memberi jalan bagiku. Tanpa membuang banyak waktu aku mengendus-ngendus selangkangan Feilin. "Good Boyyy". "tangan Feilin menepuk-nepuk kepalaku, kedua kakinya naik kebahuku namun kemudian dengan kasar menendang bahuku sehingga aku terjengkang "Aduh"" Aku terjengkang kebelakang, aku semakin geram dengan perlakuan Feilin yang semena-mena . "Feilin jangan gitu donggg kan kasihan Mang Dhani"." Nia membelaku. "Iya ihhh" koqq kamu tega" sihhh"" Tarida juga ikut membelaku, Tarida dan Nia memang baik hati berbeda sekali dengan Feilin, Gadis Chinese yang satu ini memang bandel, genit, nakal, dan galak.

"Biar aja!!!! " Feilin mendengus kesal kemudian ia duduk bersandar disofa. Tarida dan Nia membantuku berdiri "Mang Dhani ngak apa-apa kan ?" Nia bertanya dengan lembut. "Jangan dimasukkan dihati mang, Feilin memang seperti itu orangnya". Nanti aku kasih yang lebih asik yah"" Tarida berbisik ditelingaku. Aku menelan ludahku ketika Tarida menyuruhku agar menelanjanginya, namun aku ragu, aku hanya berdiri mematung menatap mata Tarida. "Waduhhh tititnya Mang Dhani Koqq kempes kayak balon panjang aja".. kena paku ya mang".? Kudu ditambal donggg supaya he he he he" Tarida mengodaku, terus terang aku masih geram dengan perlakuan Feilin sehingga nafsu seksku turun. Tarida meraih tanganku dan meletakkan tanganku pada buah dadanya "Terserah mang Dhani mau ngapain".." Tarida memandangiku dengan tatapan matanya yang menggoda, aku seperti api yang hampir padam terkena guyuran minyak , kedua tanganku kini meremas-remas buah dada Tarida, aku membalikkan tubuh Tarida dan memeluknya dari belakang " Tarida" "aku meremas-remas kedua dada Tarida, sambil melakukan remasan-remasan tanganku melepaskan kancing baju seragam Tarida, setelah selesai melepaskan pakaian seragam Tarida , aku melepaskan pengait bra dan kemudian kuloloskan bra putih Tarida. Kedua tanganku kini mengusap-ngusap dan meremas lembut buah dada bagian bawah yang sangat halus dan lembut.. Aku melirik Nia, hatiku merasa tersentuh karena Nia yang baik seperti kebingungan , aku menarik tangannya dan juga membalikkan tubuhnya kemudian melepaskan pakaian seragam sekolah Nia dan juga Bra warna pink yang dikenakannya. "Ihhhhhh mang Dhani serakah amattt he he he Hmm Mmmmm" Tarida berkomentar, namun mulutnya kusekap dengan bibirku. Tanganku yang satu bergerilya meremas-remas buah dada Nia sedangkan yang satunya asik meremas-remas buah dada Tarida. Tarida menarik wajahnya sehingga ciumanku terlepas, kedua tangannya kini menarik kepala kemaluanku, diselipkannya kepala kemaluanku pada sela-sela pantatnya yang hangat, kemudian Tarida menggoyang-goyangkan pantatnya. "Uhhhh" belajar dari mana Non ? " Aku bertanya pada Tarida. Tarida tidak menjawabku ia hanya tersenyum, kadang-kadang aku meringis kegelian karena himpitan buah pantat Tarida. "Mang Dhani sendiri belajar dari mana ?" Tarida malah balik bertanya padaku.

***************

Lima belas tahun yang lalu

"Diam kau gadis tengik"..ha ha ha" Aku menodongkan pisau pada seorang gadis cantik, si cantik ketakutan, tanganku bergerak menjamahi buah dadanya dan kemudian..

"Jangan Bang ampunnn"."Sicantik memelas memohon kepadaku ketika aku meremas-remas buah dadanya, airmata mulai meleleh dari matanya yang indah

"Brak"" hajar". Siram!!!! Bakar""Aku dikejutkan ketika pintu tiba-tiba didobrak dari luar , segerombolan orang menyerbu masuk, mereka menghajarku, menyeretku kesuatu tempat, beberapa temanku sudah banjir darah babak-belur dihajar massa . Seseorang mengguyurku dengan bensin". Dan"

**************

"Lohhh".ditanya koq bengong sih mang ? "suara Tarida tiba-tiba menyadarkan lamunanku. Aku mengecup bibir Tarida, Nia menggeliat melepaskan tubuhnya dari pelukanku, kemudian Nia bersujud dihadapan Tarida dan" "Uchhhh Niaaa".. enakk""tubuh Tarida menggelepar hebat ketika Nia menjilati bibir Vagina Tarida. Kedua tanganku mencengkram pinggul Tarida kemudian aku menekan-nekankan kemaluanku dengan lembut, tubuh Tarida bergerak terdorong perlahan kadang-kadang ia terdorong dengan kuat ketika aku melakukan tekanan yang kuat pada belahan pantatnya. Serangan Nia dan seranganku membuat Tarida meringis-ringis dan "Aaaa Ahh" Crrrr" tubuh Tarida mengeliat indah dan terkulai lemas dalam pelukanku, setelah menciuminya dengan lembut Aku melepaskan Tarida. Aku tidak dapat menahan nafsuku ketika melihat Nia yang masih asik menjilati vagina Tarida, Aku mengangkat tubuh Nia, kudorong tubuhnya agar berpelukan dengan Tarida dan mereka berciuman dengan lembut. Aku bersujud dihadapan buah pantat Nia, tanganku meremas-remas buah pantatnya yang padat dan kencang kemudian lidahku terjulur memoles-moles sela-sela pantat Nia, Nia menggoyang-goyangkan pantatnya , rupanya dia kegelian. Aku menekan buah pantat Nia dan kemudian lidahku menggeliat-geliat, lidahku semakin kuat menggeliat kedalam anus Nia. "Auhhhh". Mang Dhanii"." Nia menarik pantatnya dan menepiskan tanganku yang mencengkram pinggulnya. "Ehhhh kenapa ?" Tarida bertanya karena tiba-tiba ciumannya yang lagi hot-hotnya dengan Nia jadi terganggu. "Lidah mang Dhani" Euh.. " Nia tidak melanjutkan kata-katanya, wajahnya merah padam. Aku merangkak dan menghampiri Nia, lidahku terjulur menjilati Vagina Nia, tubuh Nia bergetar hebat, rintihan-rintihan Nia. Membuatku ingin melakukan aktivitas yang lebih mengasikkan

"Non.. kalau dicelup gimana"? Mau ?" Aku bertanya pada Nia. Nia memandangiku tidak mengerti. "Maksud mang Dhani"""." Nia tidak melanjutkan kata-katanya sepertinya dia baru tersadar maksudku. "Tapi" aku masih perawan manggg.." Nia tampak keberatan. "Ya ngak masalah" kan Cuma maen diluar aja". Tapi nikmatnya wahhhh" 1000 x lebih nikmat ketimbang dijilat".."kataku ambil mengusap-ngusap kedua pahanya, tanpa menunggu jawabannya aku menidurkan Nia diatas permadani bermotif bunga matahari . "Tapi". Mang dhani yakin" ngak akan sampai itu"" Nia menggeser pantatnya ketika aku mencoba menggesekkan kepala kemaluanku menjilati Bagian bibir vaginanya ."Saya yakin Non" keperawanan letaknya kan didalam" jadi kalo sebatas kepala kemaluan sih masih aman-aman saja koqq"Aku menjawab keraguannya. "Hmmm berarti.. beneran yah yang ada dibuku pelajaran biologi"." Tarida memandangiku, aku hanya tersenyum sambil menangkap kedua kaki Nia. Nafas Nia terdengar sangat berat ketika aku mulai menggesek-gesekkan kepala kemaluanku pada gundukan mungilnya. "Hmmhh" "pinggangnya melenting keatas ketika aku berusaha mencelupkan kepala kemaluanku pada belahan diantara bibir Vaginanya. Aku menekan berkali-kali berusaha memelarkan bibir Vagina yang masih peret akhirnya menekan sekali lagi kali ini dengan disertai sentakan yang kuat dan "Crebbbb Slepppsss" kepala kemaluanku seperti melesat dan dijepit oleh bibir Vagina Nia. "Akssssshhhh".. " Nia terkejut dan mulutnya terbuka seperti huruf O, tubuhnya melenting-lenting berusaha melepaskan diri namun aku mencengkram pinggulnya kuat-kuat. "Hahhhhh gilaaa" Nia.. Mang Dhani aduhhhh".!!!" Tarida terkejut, sementara nafas Nia yang tadinya tersenggal-senggal kini mulai dapat mengatur nafasnya , keringat – keringat nakal mulai membasahi tubuhnya yang putih dan mulus. Tangan kirinya meraba-raba gundukan Vaginanya , matanya mulai berair "Mang Dhani" Hhhh" Hhhhhh" Nia agak terisak, aku kebingungan, Nia menjelaskan sambil terisak rupanya ia takut keperawanannya terrengut olehku.

"Tenang"kan ngak ngerasain sakit"itu artinya keperawanan masih aman""Aku menjelaskan padanya, setelah kujelaskan secara rinci dan teliti Nia berhenti terisak-isak. Aku memegang Batang kemaluanku, sesekali kugerakkan kemaluanku berputar dan sesekali kugoyangkan ke kanan dan ke kini, Bibir Vagina Nia yang masih mengemut kepala kemaluanku juga ikut monyong keana kemari mengikuti gerakanku. Mata Nia terpejam-pejam, bibirnya mendesah-desah ketika aku menggoyang kepala kemaluanku kekiri dan kekanan. "Achhhh" Unghh""..Crrrrrrttt " Nia melenguh panjang, tubuhnya menggeliat dalam gerakan yang fantastis dan gemulai, keringat nakal tambah banyak dan kini menetes deras membasahi tubuhnya yang menggairahkan. "Aku mangg"." Tarida berbaring disisi Nia dan ia mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar. Aku meneduhi tubuhnya dan menciumi buah dada Tarida, aku senang banget sama Dada Tarida karena dadanya lebih gede dibandingkan kedua temannya, ciumanku merambat turun, turun dan turun sampai hinggap digundukan mungil diantara selangkangannya, lidahku menggeliat-geliat liar , menyelinap diantara belahan bibir vagina Tarida, Tarida menekan-nekan kepalaku sambil sesekali mengangkat-angkat pinggulnya.

Aku mulai mengambil posisi, kutempelkan kepala kemaluanku pada Bibir Vaginanya, terus aku mulai mencongkel-congkel sampai Tarida mendesis-desis dan merintih panjang. "Manggg".." Tarida menarik pinggulnya sambil menutupi bagian Vaginanya dengan kedua belah tangannya, ia menarik pinggulnya kebelakang ketika kepala kemaluanku mulai mendesak bibir vaginanya rupanya ia ragu-ragu. Aku menyingkirkan kedua tangan Tarida, dan sekali lagi kembali kutempelkan kepala kemaluanku pada bibir Vaginanya, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku lalu ku tekan kepala kemaluanku perlahan-lahan dan "Akhhhhhh Mangg"!!! " Tarida menjerit kaget ketika kepala kemaluanku melesat masuk, Tarida terkulai lemas, nafasnya memburu kencang, sesekali ia merintih keras ketika aku menggoyang kepala kemaluanku dengan liar. "Owww rrcckkk Crrrrr" Tarida memejamkan matanya rapat-rapat menikmati kenikmatan yang datang menerpanya. Feilin menghampiriku namun aku tidak mempedulikannya , aku malahan asik memainkan buah dada Nia yang kini kembali mendesah-desah sambil mendengus kesal Feilin meninggalkan kami bertiga. "Sudah- sudah". Sudah sore"..udah mau hujan".." Feilin cemberut, Nia dan Tarida terkekeh-kekeh kemudian mereka berdua menolak keinginanku untuk melanjutkan permainan lebih lama lagi, aku kemudian mengantarkan Nia dan Tarida pulang.

Tamat

Belajar Kelompok Nikmat

"Ryan,hari ini kita kerja kelompok di rumahku,ya?"Rena datang ke arahku
"Oke,deh,jam berapa?"Tanyaku disertai anggukan
"Hmmm,jam 1,deh,kira - kira sampai jam 5"Jawabnya disertai senyuman manis

Akupun mengangguk dengan senyum,Rena memang gadis paling cantik di kelasku,wajahnya manis,imut,dan cantik,tapi tubuhnya sangatlah indah,dengan payudara sedang,kulit putih,dan pantat berisi,banyak yang benar - benar jatuh cinta padanya,termasuk aku,ataupun orang yang hanya nafsu melihatnya dan menggodanya.Aku sungguh beruntung,Bu Selvi memilihkan kelompokku,aku dan Rena,banyak teman yang iri padaku.

Setelah pulang sekolah,aku sempat beronani mengingat Rena,lalu aku naik ke mobilku yang dikendarai sopirku.

"Bang,nanti pulang jam 5,jangan jemput sebelum jam 5,ya?"Kataku pada sopirku
"Oke,deh"

Sampai di rumahnya,aku masuk ke rumahnya yang cukup besar,maklum ayah Rena pengusaha sibuk yang di rumah pada malam hari,sementara ibu Rena,Bu Alyssa,seorang ibu rumah tangga.

Saat aku masuk,aku disambut oleh Rena dan ibunya,aku tertegun melihat keduanya,Bu Alyssa sama cantiknya dengan Rena,umurnya sudah 36 tahun,tapi wajahnya tetap cantik,tubuhnya ramping,payudara agak besar,dan kulit putihnya tak seperti ibu yang sudah memiliki anak,kontolku berdiri keras melihat keduanya.Nafsuku meningkat drastis.

Akupun diajak ke kamar Rena,sempat aku deg - degan berduaan bersama Rena,tapi nafsuku sangat,akupun berusaha menahan nafsuku dan membantu Rena mengerjakan pekerjaan yang memang disuruh,kami duduk di meja berhadapan.

Selama pekerjaan banyak kukeluarkan godaan padanya disertai candaan,membuatnya tersenyum malu dan mukanya memerah,membuatku terpesona padanya,wajahku yang disebut ganteng oleh teman -temanku sering dilirik oleh Rena.Jam 3 pekerjaan kami sudah selesai,sedangkan aku menyuruh untuk dijemput jam 5,akupun disuruh menemani Rena dulu,sambil menunggu jemputan.

"Ryan,kamu lucu banget,ya?"
"Oh,tentu,dong"Jawabku bangga
"Tapi kamu juga ganteng"
"Ahh,kamu juga cantik,kok"Jawabku romantis.

Kini kami berpandangan,kuletakkan tanganku pada tangan lembutnya di atas meja,lalu aku duduk di sebelahnya,kumajukan kepalaku ke kepalanya,dia tampak diam saja,kini kami berciuman romantis,bibirnya terasa hangat,kukulum bibirnya selama 5 menit,karena sudah bernafsu,kucoba meremas payudaranya dengan perlahan dan lembut,saat tanganku menyentuh payudaranya,dia tampak membiarkan saja,sehingga kini kami berciuman sambil tanganku meremas payudaranya.

Sekitar 5 menit lagi kami melakukan begitu,lalu tiba - tiba pintu kamar dibuka,segera kulepaskan ciumanku dan kembali seperti tak terjadi apa - apa,sungguh sayang,pikirku dalam hati.Bu Alyssa masuk dan berkata

"Rena,kamu dipanggil papa ke kantor,ada urusan penting"

Rena semula menolak,tapi setelah dipaksa,diapun setuju,sementara kini Bu Alyssa duduk di sebelahku,tangannya diletakkan di pahaku,kontolku mengeras dengan cepat,diapun berkata

"Nak Ryan,tadi tante lihat,kok apa yang kamu lakukan sama Rena"
"Hmm,Hmmmm"Aku takut dan gugup takut dimarahi
"Gak apa - apa,kok,tante gak nyalahin kamu,tubuh Rena memang menggairahkan,sih"

Aku agak kaget mendengar itu

"Ryan,kamu tahu,gak?Tante sekarang nafsu,nih melihat kalian tadi berciuman dan remas"

Aku pura - pura kebingungan,tapi aku nafsu mendengarnya.

Kini tangannya yang diletakkan di pahaku mengelus - elus lembut kontolku sementara dia menuntun tanganku ke payudaranya,lalu dia mengarahkan kepalanya ke kepalaku,lalu kami berciuman lembut,tanganku kini mulai meremas payudaranya yang masih kencang,lalu Bu Alyssa membuka celanaku sambil aku membuka bajunya,kini kontolku terpampang,dia agak kaget dengan ukurannya,lalu akupun membuka bajunya dan BHnya,payudaranya memiliki puting kecoklatan dan masih kencang,langsung saja dia mengulum kontolku yang mengarah ke atas karena kami masih duduk,kulumannya sungguh enak,membuatku memejamkan mata sambil meremas payudaranya.

Kini kubuka celananya,lalu CDnya yang sudah basah,terlihatlah vaginanya yang masih indah meskipun sudah mempunyai dua anak,masih berwarna kemerahan dengan bulu halus yang dicukur rapi,akupun menjilat vaginanya,sangat nikmat dan harum,jilatanku semakin membuat vaginanya basah,dia meronta - ronta kegelian dan kenikmatan,kini aku kembali duduk di kursi,Bu Alyssa naik ke pangkuanku,dia memaskan vaginanya pada kontolku,lalu kuletakkan tanganku di pinggulnya,kini kontolku sudah masuk di vagina Bu Alyssa,pertama perlahan,lalu semakin cepat,aku menaikturunkan tubuh Bu Alyssa dengan cepat,membuat dia memejamkan mata dan vaginanya semakin basah,kurasakan kontolku dipijat oleh otot vaginanya,sangat nikmat sehingga mebuatku mendesah kenikmatan,sementara kunaikturunkan tubuh seksinya dengan cepat.

"Ahhhh,Akkkhhh,Sssst,enak,Ryan,terus,Ahhhh"

Vaginanya mengeluarkan cairan hangat yang membasahi kontolku,lalu kupelankan sedikit karena aku sudah merasa mau keluar,kuangkat tubuhnya ke kursi sebelah,lalu kusodorkan kontolku padanya,dia mengocoknya,lalu keluarlah spermaku yang membasahi mukanya.

"Tante belum puas,Ryan,kamu masih ingin,gak?"
"Iya,tante"

Akupun mengangkat tubuhnya,kubaringkan ke kasur,dia membuka lebar kakinya,kuperhatikan vaginanya yang sudah sangat basah,sangat indah,

"Ngapain kamu,Ryan?Ayo cepat tancapkan"
"Iya,tante"

Dia menuntun kontolku masuk dalam vaginanya,setelah masuk,kumajumundurkan dengan cepat membuatnya mengejang dan mendesah kenikmatan,pijatan vaginanya pada kontolku semakin keras dan nikmat,membuatku memejamkan mata menikmati vaginanya,

"Ahhhh,Ehhhm,Akkkkk,Ahhhhhhh"

Desahan Bu Alyssa menambah nafsuku,tubuh dan wajah keringatnya menambah nafsuku,membuat dia mendesah lebih keras

"Akkkh,Ryan,tante mau keluar"

Vagina Bu Alyssa mengeluarkan cairan hangat yang juga berjumlah banyak,kukeluarkan kontolku dari vaginanya yang dari tadi memijat nikmat kontolku,lalu kusodorkan padanya,kocokan Bu Alyssa sangat enak,sehingga 1 menit kemudian spermaku keluar dengan deras lagi,lalu Bu Alyssa membersihkannya dengan mulutnya,kami terbaring dalam keadaan telanjang sambil berpelukan

"Gila,tante belum pernah secapek ini,Ryan,juga belum pernah senikmat ini"

Aku tersenyum mendengarnya,lalu kami segera membersihkan bekas orgasme Bu Alyssa dan spermaku,lalu kami berpakaian kembali lalu melakukan french kiss,nafsuku naik lagi,ingin aku melanjutkannya di kamar mandi,akupun mengajak Bu Alyssa,dia setuju,lalu kami melakukannya lagi di kamar mandi sampai jam 04.30,Rena pulang kembali ke rumah dan kami berbincang - bincang seperti tak terjadi apa -apa.

Sejak kejadian itu aku semakin sering main ke rumah Rena,dan tentu saja menikmati Bu Alyssa,ibunya sudah kunikmati,sisa anaknya.

Tamat

Pesta Seks di Kolam Renang

Hari itu jumat 3 desember 2009,aku pergi ke puncak bersama Keluarga.Namu bukan keluarga inti.Hanya bersama Tante saya 3 orang yang cantik-cantik.Pukul 07.00 saya sudah bangun dan bersiap-siap mandi dan membereskan barang bawaan yang akan dibawa.Tepat pukul jam 08.30 Tante saya yang bernama Dina mengsms saya,Cris tante jemput jam 09.00 yaaa,jangan telat.Saya pun membalasnya akan datang tepat waktu.Perlu saya deskripsikan ketiga tante saya ini.Yang pertama bernama tante Dina dia berumur 36 tahun,tinggi badannya sekitar 170 an (mantan Peragawati),Ukuran dadanya yang membuat saya menelan ludah yaitu 36b dia sangat berpengalaman dalam urusan sex.Yang kedua tante Mira umurnya 39 tahun tinggi badannya 175,walaupun sudah agak tua,tp dia masih seksi dengan ukuran dadanya yang masih kencang yaitu 34b.Yang terakhir tante Lina yang termuda yaitu 34 tahun dengan tinggi 165 serta ukuran dada 36b,Khusus Tante Lina,saya sudah sering bermain sex dengan dia sewaktu tante Lina berkunjung kerumah.Tante Lina adalah seorang wanita hypersex karena bisa bermain berkali-kali.

Tepat Pukul jam 09.00 Mobil tante Dina sudah ada diujung gang,langsung saja saya masuk dan duduk didepan ,tepat samping tante Dina.Saat itu saaya hanya bisa terbengong melihat ke3 tante saya itu.Tante Dina hanya menggunakan kaos ketat Mejiku dengan hot pants,saat itu tante Dina memakai Bra berenda warna biru,kelihatan karan saking tipisnya baju tante Dina.Tante Mira saat itu memakai baju gaun merah dengan potongan v necknya yang sexy.Tante Mira sepertinya tidak memakai bra,Untuk Tante Mira dia kurang suka memakai bra,katanya tidak enak.Sementara Tante Lina lah pakaiannya yang menurut saya paling ekstrim.Dia memakai You can see Putih dan hotpants.Dibalik you can see putih itu Tante Lina memakai bra bikini hitam yang menggoda.Setelah basa-basi dengan cipika-cipiki,saya hanya mengobrol dengan Tante Dina karna Tante Mira tertidur pulas,sementara Tante Lina merokok deng Mildnya dan mendengarkan mp3nya dengan asik. mama apa kabar Cris tanya tante dina

baik tan jawab aku dengan malas.

Selama 1 jam aku tertidur dimobil,sementara tante dina yang menyetir mobil dengan hati-hati.Tepat jam 1 siang kami sampai di vila yang berada dipuncak,cukup besar dengan 3 kamar plus kolam renangnya.Tante Dina,Lina dan Mira langsung masuk kamar dan langsung berenang,sepertinya mereka sudah kepanasan dengan udara diJakarta.

Aku pun langsung menuju kolam renang melihat mereka yang sudah tercebur.Tante Dina memakai bikini warna ungu lengkap dengan G-Stringnya,Tante Mira memakai bikini berenda dengan warna hijau sementara Tante Lini dengan menggunakan Bikini Kuning lengkap dengan celana dalam satunnya.Aku yang sedang berjalan dipinggir kolam tiba-tiba didorong Tante Lina,Mereka ber 3 hanya tertawaaketika aku tercebur saja ke kolam.Beberapa menit kami berennag ria sampai Tante Mira,Tanteku yang tertua sudah tidak tahan nafsu menarik celana dalam ku hingga lepas.Aku pun naik kepinggir kolam renang agar Tante Mira lepih gampang melepaskan celana dalamku itu.Sesaat kucari kemana Tante Dina dan Tante Lina,ternyata mereka sedang asyik bercinta diruang tamu yang kulihat,Tante dina tampak sedang menjilat vagina tante Lina,Perlu diketahui ke3 tante aku ini juga para lesbian.Aku pun kembali berkosentrasi dengan tante Mira yang sudah menjilat kontolku ini,Kontolku in cukup besar dengan panjang 19 cm diameter 4 cm.Tante mira menjilat dengan lahap.

Aku pun hanya mengerang dengan nikmat,setelah cukup lama,kuangkat saja tante mira keruang tamu untuk gabung dengan tante dina dan lina.Segera kubuka bikini yang membungkus tante Mira.kuciumi puting yang sudah tegak menantang,tiba-tiba aku pun disuruh tidur telentang oleh tante Mira.Ternyata Tante Dina akan menghisap kontolku,sementara tante Lina duduk dihadapan wajahku agar aku menghisap memeknya.Tante mira sendiri memutuskan untuk merokok dahulu.Kuhisapkan saja memek tante lina yang segar kehisap-hisap sampai tante lina mengerang.

Setelah cukup lama,aku memutuskan untuk mengentot tante dina terlebih dahulu.Dengan posisi doggie style,kutusukan penis ku,tante dina hanya bisa mengerang nikmat .

Perlahan-lahan kumaju-mundurkan penis ku itubunyi plak-plak menghiasi ruangan tamu itu,Tante dina hanya bisa mengerang nikmat.Kudengar juga desahan tante mira yang sedang menusuk-nusukan dildo gerigi ke memek tante lina.Tante dina yang mengerang kuat akhirnya orgasme untuk pertama kali,Tante dian pun terkulai lemas.Tante Mira yang sedang jongkok kutarik segera naik kepangkuan ku untuk ronde selanjutnya.Tante Mira pun mengoyang-goyangkan pinggulnya sambil meremas-remas payudaranya.Tante Mira lalu menarik Tante Lina untuk menghisap pyudara tante lina.Tante Mira dan Tante Lina saling mendesah nikmat.Bosan dengan posisi itu aku berganti posisi dengan women on top.Tant mira pun lalu mengoyang-goyangkan pinggulnya sambil menciumi bibir ku dengan penuh nafshu.Tante mira pun mengerang hebat menandakan orgasme yang pertamanya telah mucul.Bermain dengan tante mira adalah ronde terlama dengan memakan waktu 1 jam! tane mira memang ahli soal ngentot.Aku masih menahan agar sperma ku jangan keluar karna masih ada tante lina.

Tante lina yang selagi nungging langsung saja kutusukan penis ku ini,kugoyangkan saja penisku sambil meremas payudara tante lina yang sangat ranum itu,Tidak lama kemudia tante Lina pun orgasme,lalu kucabut saja penis ku tampak ketiga tante ku berbaris untuk menyambut sperma ku yg lezat ini.kukocol-kockan saja didepan wajah mereka,dan akhirnya crotttcortt 10x menyembur sperma ku,yang langsung kuarahkan ketiga wajah tante ku itu.Mereka dengan rakus dan lahap berebut sperma ku itu.Mereka saling berciuman agar mendapat sperma ku itu,sungguh sangat hot.Tante mira yang terakhir menjilati penisku sampai habis.

Tamat

Tante .. Kakak ... dan sepupuku

Cerita ini dimulai waktu ada acara keluarga di Villa Tretes minggu lalu. Sekarang ini aku duduk di sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya, Namaku Hady, umurku 20 tahun.Begini kisahnya, Hari minggu keluargaku mengadakan acara temu kangen di Malang. Seluruh anggota keluarga hadir dalam acara itu, kira-kira ada 3 keluarga. Ada hal yang paling kugemari dalam acara itu, yaitu acara perkenalan tiap keluarga.

Pada kesempatan itu adik ibuku bernama Henny memperkenalkan keluarganya satu persatu. Aku lihat gaya bicara Tante Henny yang sangat mempesona, terus terang Tante Henny bila aku gambarkan bak bidadari turun dari langit, wajahnya yang cantik, kulitnya yang mulus dan bodinya yang aduhai membuat tiap laki-laki pasti jatuh hati padanya.

Perkenalan demi perkenalan telah terlewati malam itu, sekitar pukul 9 malam kami beristirahat. Badanku terasa penat dan aku pergi untuk mandi, sekalian persiapan untuk acara besok. Waktu aku akan mandi, tanpa sengaja aku melihat tanteku baru keluar dari kamarnya memakai kimono putih yang agak transparan dan terlihat samar-samar lekuk tubuhnya yang indah, dengan sedikit basa-basi aku bertanya padanya.Mau kemana Tante?, tanyaku.Tanteku dengan kagetnya menjawab Ouu Hadi, bikin tante kaget nich, Tante mau mandi pake bathtub, jawabnya.Sama nich, kataku.Rasanya memang malam ini penat sekali yach.Akhirnya kami melangkah bersama menuju bathroom di belakang Villa kami. Malam itu agak dingin rasanya, sampai-sampai, sambil agak mendesah Tanteku menahan dingin.

Sesampainya di depan kamar mandi aku berhenti sambil memperhatikan tingkah Tante yang agak aneh (maklum aku masih anak kecil, belum pernah lihat yang seperti gituan).Had, kamu duluan yach..!, kata tanteku sambil mendesah.Nggak ach Tante, Tante dulu dech, kataku sambil rasa dingin (duch rasanya seperti dalam freezer tuch).Ok, Had.., Tante duluan yach.Tanteku masuk ke dalam kamar mandi, terdengar suara pakaiannya yang ditanggalkan, gemericik air juga mulai mengisi bathtub. Aku menunggu di luar dengan rasa dingin yang sangat mengigit sambil melamun.Had, mana nich sabunnya. teriak tanteku mengagetkanku.Seketika itu juga aku menjawab, Disitu Tante.Dimana sich?, kata tanteku.Kamu masuk aja Had, ambilin dech sabunnya, Tante nggak tau nich.

Dengan hati yang berdetak keras aku masuk ke kamar mandi sambil mencari-cari sabunnya. Ternyata sabunnya di bawah wastafel. Segera aku mengambilnya dan memberikannya pada tanteku. Tanpa sengaja aku melihat bodi tanteku yang aduhai yang tak sehelai benangpun melekat di tubuhnya. Dengan wajah merah padam aku memberikan sabunnya.Tanteku bertanya Mengapa Had, belum pernah liat yach!, kata tanteku dengan mengerlingkan matanya yang indah itu.Dengan malu-malu kujawab Belum pernah tuh, tante, kulihat tanteku hanya tersenyum kecil sambil menggandeng tanganku, ia menyuruhku masuk, sengaja atau tidak penisku berdiri.Had, punya kamu berdiri tuh, dengan malu aku berusaha menutupi penisku yang telah berdiri.Ngapain malu Had, tanya tanteku.Aku hanya tersenyum kecut, lalu tanteku melepaskan handukku sambil berkata Tante boleh lihat punyamu.Jangan tante nanti Om tau.Ah,nggak apa-apa Om orangnya sangat fair.Akhirnya aku hanya bisa pasrah, kemudian dengan lembutnya tanteku mempermainkan penisku sambil berkata,Gila benar punyamu Had, barang sebesar ini kok di diemin aja. aku hanya bisa meringis keenakan,karena memang aku tidak pernah merasakan hal itu.

Dengan lembutnya tanteku mengulum penisku, dengan refleks aku meraba payudara tanteku yang montok itu, Ohh, nikmat sekali. Dituntunnya aku untuk mengulum bibir kemaluannya.Aku bertanya Ini apa tante?.oo itu clitoris sayang, jawabnya. Aku terus mengulum bibir kemaluannya. Lama juga aku mengulum bibir kemaluannya, dengan gaya 69 kami saling menikmati hal itu. Tanpa sepengetahuan kami berdua ternyata kakakku mengintip apa yang kami lakukan. Terus kakakku masuk dan berkata Ah, tante kok tega main sama adikku, kok tidak bilang-bilang kepadaku, sambil tersenyum kecil.

Mungkin karena terangsang dengan apa yang kami lakukan akhirnya kakakku ikut melepaskan pakaiannya. Tanteku berkata Ayo sini punya adikmu nikmat lho. Aku tidak habis pikir, ternyata kakakku suka begituan juga. Baru pertama kali ini aku melihat polos tubuh kakakku ternyata kakakku tidak kalah dengan tanteku malah payudaranya lebih besar dari punya tante.

Tanpa pikir panjang aku tarik tangan kakakku, langsung aku kulum payudaranya yang besar itu. Terus tanteku bilang Had masukin dong punyamu. Akhirnya kumasukkan punyaku ke liang kewanitaan tanteku Ooh nikmat sekalii, tanteku hanya bisa mendesah kenikmatan. Dengan goyangan yang seperti di film aku berusaha sekuat tenaga menghabisi liang kenikmatan tanteku. Selang berapa lama air mani tanteku keluar. akhh, desahan itu keluar dari mulut tanteku, tapi aku belum apa-apa. Akhirnya tanpa rasa dosa kutarik kakakku untuk juga merasakan hebatnya penisku. Kakakku ternyata sudah tidak perawan lagi itu kuketahui waktu kumasukan penis ke liang senggamanya. Kakakku menggelinjang keenakan sambil berkata mengapa tidak dari dulu minta di tusuk oleh penisku. Aku terus menggenjotnya. Pada waktu lagi asyiknya aku menusuk liang kewanitaan kakakku sepupuku masuk eehh, lagi ngapain kalian tanyanya. Aku cuek saja sambil berkata,kalo mau sini aja.

Tanpa aku sadari ternyata sepupuku telah menanggalkan pakaiannya. Ternyata sepupuku biar masih SMU, bodinya hebat juga. Tanpa pikir panjang kutarik tangannya lalu kukulum susunya,sambil terus menggenjot liang kenikmatan kakakku. Aku lihat kakakku asyik mengulum bibir kemaluan sepupuku. Ternyata kakakku telah di puncak kenikmatan. Dia menggeliat seperti cacing kepanasan, kurasakan semburan air hangat keluar dari liang kewanitaan kakakku. oohhkk, teriak kakakku. Aku tersenyum puas karena aku masih bisa bertahan. Dengan perkasa ganti sepupuku Mira kugenjot ia hanya bisa pasrah dalam dekapan kejantananku. Aku coba memasukkan penisku dengan pelan-pelan ternyata sepupuku itu masih perawan, sangat sulit pertama kali kumasukan penisku, ia merintih kesakitan aku tidak kurang akal, kuludahi liang surganya dan kumasukkan jari tanganku. Lalu kucoba memasukkan penisku. Kali ini bisa walau dengan susah payah. Akhh nikmat sekali memek perawan, kataku. Kulihat Mira hanya merintih dan mendesah diantara sakit dan nikmat. Akhirnya aku merasakan juga puncak kenikmatan itu kami sama-sama klimaks, akkhh, terak kami berdua. Akhirnya kami keluar bersamaan. Setelah itu, kami berempat mandi bersama sambil tersenyum puas.

TAMAT

Pijatan Nikmat Pembantuku 1

"Dari Cisompet, Bu" kata pembantu baru itu kepada isteriku ketika ditanya asalnya dari mana.
"Cisompet ? daerah mana tuh"
"Itu Bu" Garut terus ka kidul .. jauh". Dekat perkebunan teh" jelasnya lagi dengan wajah memerah karena malu2 kali. Wajah yang biasa saja seperti wajah gadis desa lainnya, tapi Tini ini punya kelebihan, kulitnya kuning langsat dan bersih, badannya sedikit agak gemuk.
"Pameumpeuk, maksud kamu" kataku nimbrung, ingat daerah pantai selatan Garut, yang ada tempat peluncuran roket itu.
"Sebelumnya Pak. Tempat saya daerah pegunungan, kebun teh. Pameumpeuk mah cakeut pisan ka laut"
"Berapa umur kamu"
"Bulan depan 21 tahun, Bu"
"Udah berkeluarga ?"
"Sudah Bu, tapi sekarang udah cerai"
"Punya anak ?"
"Satu Bu, laki2, umur 2 tahun"
"Dimana anaknya sekarang ?"
"Di kampung, ikut neneknya"
"Udah pernah kerja sebelumnya ?" tanya isteriku lagi.
"Pernah dua kali Bu". Di Jakarta"
"Kerja di mana ?"
"Pembantu juga bulan, trus pindah ke Swasta hanya sebulan
"Sebagai apa di swasta"
"Biasa Bu, buruh"

Singkatnya, setelah"wawancara rekrutmen" itu akhirnya isteriku menerima Tini sebagai pembantu rumah tangga kami yang baru. Sebenarnya,"interview ? yang dilakukan oleh isteriku kurang mendalam, setidaknya menurut text-book yang pernah kubaca. Tapi biarlah, toh hanya PRT dan kami memang sangat membutuhkannya. Di hari pertama Tini bekerja, isteriku terpaksa ambil cuti sehari untuk"memberi petunjuk" kepada pembantu baru ini.

Pembaca yang baik, dari sejak diterimanya Tini sebagai pembantu rumah tangga kami inilah kisah nyataku berawal. Cerita ini memang sungguh2 saya alami sekitar setahun yang lalu. Setelah aku dapat kiriman URL address Samzara lewat seorang mail-mate dan aku membaca cerita2 serunya, aku terdorong untuk ikut berkisah tentang pengalamanku nyataku ini, walaupun aku sebenarnya bukan penulis.

Kami suami isteri memang sama-sama bekerja sebagai karyawan, tapi beda perusahaan. Anak kami orang. Si sulung, laki2, baru sebulan ini mulai kuliah dan kost di Jatinangor. Walaupun kami juga tinggal di Bandung, tapi untuk menghemat waktu dan biaya transport dia kost di dekat kampusnya. Nomor dua perempuan, SMU swasta kelas dua, masuk siang, dan si Bungsu lelaki, masih SLTP negeri masuk pagi.

Walapun aku terkadang"jajan" kalau keadaan darurat, sebenarnya aku tak tertarik kepada Tini. Selain karena dia pembantu, juga karena isteriku masih mantap dan mampu memuaskanku dalam banyak hal, termasuk seks. Kenapa masih suka jajan ? Ya .. karena dalam keadaan darurat itu. Tapi sekepepet gimanapun aku engga akan"makan" pembantu. Tak baik. Lagipula Tini, yang
menarik darinya sebagai wanita, hanya kulit tubuhnya yang langsat dan bersih.

Demikian juga setelah Tini sebulan kerja di rumahku. Sampai suatu saat, aku mulai lebih sering memperhatikannya karena peristiwa yang akan kuceritakan ini.

Waktu itu aku tak masuk kantor sebab badanku tak enak. Seluruh badan pegal2, mulai dari punggung, pinggang sampai kedua kaki. Mungkin ini cuma flu atau masuk angin, aku tak perlu ke dokter. Tapi karena pegal2 tadi aku memutuskan untuk istirahat di rumah saja. Tiduran saja sambil membaca.

"Oh" maaf Pak" saya kira Bapak ke kantor" seru Tini kaget. Dia masuk ke kamarku untuk membersihkan seperti biasanya. Tini langsung menutup pintu kembali dan keluar.
"Engga apa2 bersihin aja"
"Bapak sakit ?" tanyanya
"Engga". Cuman pegel2 badan, kayanya masuk angin"

Tini mulai menyapu, kemudian mengepel. Ketika dia membungkuk-bungkuk ngepel lantai itulah aku"terpaksa" melihat belahan dadanya dari leher T-shirt nya. Kesan pertama : bulat dan putih. Wah" pemandangan menarik juga nih, pikirku. Tak ada salahnya kan menikmati pemandangan ini. Bentuk buah dada itu semakin jelas ketika Tini mengepel lantai dekat tempat tidur. Belahan dada itu menyiratkan"kebulatan" dan mantapnya ukuran bukit-bukit disampingnya. Dan lagi, putihnya ampuun.

Walaupun aku mulai terrangsang menikmati guncangan sepasang"bola’ kembar besar itu, aku segera menghilangkah pikiran-pikiran yang mulai menggoda. Ingat, dia pembantu rumah tangga kamu.
"Kalo masuk angin" mau dikerokin Pak ?" Pertanyaan yang biasa sebenarnya, apalagi ekspresi wajahnya wajar, polos, dan memang ingin membantu. Tini ternyata rajin bekerja, isteriku senang karena dia tak perlu banyak perintah sudah bisa jalan sendiri. Jadi kalau dia bertanya seperti itu memang dia ingin membantuku. Tapi aku sempat kaget atas tawarannya
itu, sebab lagi asyik memperhatikan belahan putihnya.

"Kerokin ? Bapak engga biasa kerokan. Punggung pegal2 begini sih biasanya dipijit" Memang aku suka memanggil Mang Oyo, tukang pijat, tapi dia sedang
ada panggilan ke Cimahi. Besok lusa baru tukang pijit langgananku itu janji mau dateng.
"Oo .. tukang pijit yang ditelepon Ibu tadi ya" sahutnya. Tini rupanya memperhatikan isteriku menelepon."Dia kan baru dateng 2 hari lagi" lanjutnya sambil terus mengepel. Tini memang suka ngobrol. Tak apalah sekali2 ngobrol ama pembantu, asal masih bisa menikmati guncangan bukit kembarnya. Aku tak menjawab. Kini ada lagi"temuanku ?. Meski Tini agak gemuk, tapi badannya berbentuk. Maksudku shaping line-nya dari atas lebar, turun ke pinggang menyempit, terus turun lagi ke pinggul melebar. Seandainya tubuh Tini ini bisa di"re-engineering", dibentuk kembali, tingginya ditambah sekitar 5 cm tapi tidak perlu tambahan"bahan baku", jadilah tubuh ideal.
"Entar kalo kerjaan saya udah beres, Bapak mau saya pijitin ?" Hah ? berani bener dia menawari majikan lakinya untuk dipijit ? Tapi kulihat wajahnya serius dan masih tetap polos. Jelas tak ada maksud lain selain memang ingin membantu majikannya.
"Emang kamu bisa ?"
"Saya pernah kursus memijat, Pak"
"Boleh" hanya itu jawabanku. Sebenarnya aku ingin tanya lebih jauh tentang kursusnya itu, tapi dia telah menyelesaikan pekerjaannya dan terus keluar kamar.

Tinggal aku yang menimbang-nimbang. Aku memang senang dipijit, baik oleh Mang Oyo apalagi oleh wanita muda. Tapi gimana kalau isteriku tahu aku dipijit oleh Tini, aku belum tahu reaksinya. Terima sajalah tawarannya ini, toh aku nanti bisa pesan sama dia untuk tak bilang ke isteriku.
"Dipijat sekarang, Pak ?" tawarnya ketika ia membawa minuman yang kuminta. Kulihat baru jam 12 siang.
"Kerjaan kamu udah beres ?"
"Belum sih, mau seterika tapi jemuran belum kering"
Aku juga ingin sekarang, tapi anakku yang sekolah siang belum berangkat. Tak enak kalau dia tahu bapaknya dipijat oleh pembantu wanita muda.
"Entar aja. Sekitar jam 2? Pertimbanganku, pada jam itu anak kedua sudah ke sekolah, si Bungsu sudah pulang sekolah dan main keluar rumah seperti biasanya, dan masih cukup waktu sebelum isteriku pulang kantor pada pukul 5 sore.

Sekitar pukul 2 lewat seperempat, Tini mengetuk pintu kamarku.
"Masuk" Tini nongol di pintu.
"Bapak ada henbodi ?" Maksudnya tentu hand-body lotion.
"Cari aja disitu" kataku sambil menunjuk meja rias isteriku. Aku membalikkan tubuh, telungkup, siap dipijat.
"Lepas aja kaosnya Pak, biar engga kena henbodi"
Celaka ! ketika aku melepas kaos, aku baru sadar bahwa aku dari pagi belum mandi dan masih mengenakan"pakaian tidur" kebiasaanku : T-shirt dan singlet untuk atasnya, dan hanya sarung sebagai penutup tubuh bawahku. Pakaian"kebesaran" ini memang kesukaanku, sebab memudahkan kalau sewaktu-waktu aku ingin meniduri isteriku. Akupun menuntut isteriku untuk berpakaian tidur khusus pula : gaun agak tipis model tank-top dan mini, tanpa apa-apa lagi di dalamnya !

Jadi kalau aku akan berhubungan seks aku perlu stimulasi lebih dulu, maklum sudah belasan tahun aku menikah. Stimulasi yang paling aku senangi dan bisa membuat penisku keras adalah oral. Isteriku tinggal menyingkap sarung dan melahap isinya. Dan setelah kami siap tempur, aku tak perlu direpotkan oleh pakaian isteriku. Aku tinggal"menembak" setelah menindih tubuhnya, sebab biasanya baju tidur pendek nya itu akan tersingkap dengan sendirinya ketika aku menindih dan menggeser-geserkan tubuhku"

Tini memang pintar memijat. Dengan hand-body lotion dia mengurut tubuhku mulai dari pinggang sampai punggung begitu enak kurasakan. Dia tahu persis susunan otot2 di punggung. Sepertinya dia sudah pengalaman memijat."Kamu pernah kursus pijat di mana ?" tanyaku membuka percakapan.

"Ehhmm" di" di panti pijat Pak"
"Ha. Kamu pernah kerja di panti pijat ?"
"Iiyyyaa" Pak "
"Kok engga bilang"
"Takut engga diterima ama Ibu, Pak"
"Dimana dan berapa lama ?"
"Di panti pijat ———-, cuma sebulan kok. Tapi Bapak jangan bilang ke Ibu ya "
"Iya deh, asal kamu mau cerita semua pengalaman kamu kerja di panti pijat". Untuk sementara aku menang, punya kartu as yang nanti akan berguna kalau aku harus bilang ke Tini, jangan bilang ke Ibu ya"
"Sebelum kerja"kan ikut trening dulu seminggu Pak"
"Oh iya"

"Soalnya itu emang tempat pijat beneran" Aku tahu, panti pijat yang disebutnya itu terletak di Jakarta Selatan dan memang panti pijat ’serius". Bukan seperti di Manggabesar misalnya, semua panti pijat hanya kamuflase dari tempat pelayanan seks saja.
"Trus kenapa kamu hanya sebulan, gajinya lumayan kan, dibanding pembantu"
"Iya sih" cuman cape" Pak. Saya sehari paling tahan memijat 2 orang saja."
"Kerja memang cape"
"Tapi tangan saya jadi pegel banget Pak. Sehari saya memijat 5 - 6 orang. Penghasilan memang gede tapi biaya juga gede. Mendingan pembantu aja, semua biaya ada yang nanggung, bisa nabung"
"Kamu senang kerja di sini ?"

"Saya kerasan Pak, semuanya baik sih" Memang aku mengajarkan kepada anak-anakku untuk bersikap baik kepada pembantu.
"Kamu mijit sekarang ini cape juga dong"
"Engga dong Pak, kan cuma sekali2"
"Kalau Bapak minta tiap hari ?"

"Engga baik Pak pijat setiap hari. Paling sering sekali seminggu"
Lalu hening lagi. Aku asyik menikmati pijatannya, masih di punggungku.
"Punggungnya udah Pak. Kakinya mau ?"
"Boleh" Kaki saja bolehlah, asal jangan ke atas, soalnya burungku sedang tak ada kurungannya. Tini menyingkap sarungku sampai lutut, lalu mulai
memencet-mencet telapak kakiku.

"Aturan kaki dulu Pak, baru ke atas"
"Kenapa tadi engga begitu ?"
"Kan Bapak tadi minta punggung"
Lalu naik ke betis, kemudian mengurutnya dari pergelangan kaki sampai lutut, kaki kiri dulu baru yang kanan.
"Apa aja yang diajarin waktu trening ?"
"Pengetahuan tentang otot2 tubuh, cara memijat dan mengurut, terus praktek memijat. Paling engga enak prakteknya"
"Kenapa ?"

"Mijitin para senior, engga dibayar"
Kedua kakiku sudah selesai dipijatnya. Tiba2 Tini menyingkap sarungku lebih ke atas lagi dan mulai memijat paha belakangku (aku masih telungkup). Nah,
ketika mengurut pahaku sampai pangkalnya, burungku mulai berreaksi, membesar. Aku yakin Tini sudah tahu bahwa aku tak memakai CD. Meskipun sarung masih menutupi pantatku, tapi dalam posisi begini, terbuka sampai pangkal paha, paling tidak"biji"ku akan terlihat. Tapi Tini terlihat wajar-wajar saja, masih terus mengurut, tak terlihat kaget atas kenakalanku. Bahkan dia sekarang memencet-mencet pantatku yang terbuka.

"Cuma itu pelajarannya ?" tanyaku asal saja, untuk mengatasi kakunya suasana. Tapi aku mendapatkan jawaban yang mengejutkan.
"Ada lagi sebetulnya, cuman" malu ah bilangnya"
"Bilang aja, kenapa musti malu"
"Engga enak ah Pak"
"Ya udah, kamu cerita aja pengalaman kamu selama kerja mijat"
"Ahh" itu malu juga"
"Heee". Udah" cerita apa aja yang kamu mau"
"Kan tamu macem2 orangnya. Ada yang baik, yang nakal, ada yang kurang ajar"
"Trus ?"

"Kita diajarin cara mengatasi tamu yang ingin coba-coba"
"Coba2 gimana?"
"Coba itu" ah .. Bapak tahu deh maksud saya "
"Engga tahu" kataku pura-pura
"Itu" tamu yang udah tinggi". Emm" nafsunya" Wah menarik nih.
"Gimana caranya"
"Hmm" ah engga enak ah bilangnya" katanya sambil mengendurkan otot2 pantatku dengan menekan dan mengguncangkan. Punyaku makin terjepit.
"Bilang aja"
"Dikocok aja"

"Ha"!"
"Kalo udah keluar, kan tensinya langsung turun"
"Kamu diajarin cara ngocoknya ?"
"Sebenernya bukan itu aja sih Pak, tapi diajarin cara
mengurut"itu’ .

"Wah .. kamu jadi pinter ngurut itu dong" Pantesan dia biasa2 saja melihat pria telanjang.
"Buat apa itu diurut" tanyaku lagi.
"Biar jalan darahnya lancar"." Maksudnya peredaran darah.
"Kalo lancar, trus ?"

Bersambung . .. . . .

Pijatan Nikmat Pembantuku 2

"Ya" biar sip, gitu. Ah Bapak ini kaya engga tahu aja. Sekarang depannya mau Pak ?"
Mau sih mau, cuman" malu dong ketahuan lagi tegang begini. Ketahuan sama pembantu lagi. Apa boleh buat. Dengan acuhnya aku membalikkan badan. Jelas banget yang tegang itu di balik sarungku. Punyaku memang besarnya sedang2 saja, tapi panjang. Kulihat Tini melirik sekilas kepada punyaku itu, lalu mulai mengurut kakiku. Ekspresinya tak berubah. Biasa saja. Dia memang udah biasa melihat"perangkat’ lelaki.
"Cerita lagi pengalaman kamu" kataku sambil menahan geli. Tangan Tini sudah sampai di pahaku. Kedua belah telapak tangannya membentuk lingkaran yang pas di pahaku, lalu digerakkan mulai dari atas lutut sampai
ke pangkal pahaku berulang-ulang. Terasa jelas beberapa kali jari2nya menyentuh pelirku yang membuat penisku makin kencang tegangnya. Apalagi gerakan mengurut pahaku itu membuatnya harus membungkuk sehingga aku bisa makin jelas melihat belahan dadanya dan sebagian buah putihnya itu. Bahkan sampai guratan2 tipis kehijauan pembuluh darah pada buah dadanya nampak. Aku harus berusaha keras menahan diri agar tak hilang kendali lalu menggumuli wanita muda di depanku ini, menelanjanginya dan memasukkan penisku yang sudah tegang ke lubang vaginanya. Walaupun udah high begini, aku tak akan memberikan air maniku kedalam vagina pembantuku sendiri. Semacam pantanganlah. Lebih baik sama isteri atau cari di luaran. Ada kawan kantor yang bersedia menerima penisku memasuki tubuhnya, kapan saja aku butuh. Termasuk sedang mens, tentunya dengan teknik oral kalo bulannya lagi datang.
"Banyak susahnya dibanding senengnya, Pak"
"Ah masa"

"Iya. Makanya saya hanya tahan sebulan"
"Gimana sih engga enaknya"
"Banyak tamu yang dateng maunya"main’, bukan pijit. Saya kan engga mau begituan. Lagian udah jelas di situ kan engga boleh buat main"
"Kalo tamunya ngotot minta"

"Yaah .. dikocok aja, sambil ”" Aku tunggu dia tak meneruskan kalimatnya.
"Sambil apa"

"Kalo ada yang nekat, daripada bikin repot, saya kasih aja pegang2 tetek, tapi dari luar aja. Saya engga kasih buka kancing"
"Pantesan kamu laris, ada bonusnya sih.."
"Engga semua tamu Pak, emangnya diobral. Hanya yang bandel aja. Biasanya sih kalo mulai nakal pengin pegang2, trus saya tolak terus, dia bisa ngerti. Kalo udah keluar"kan langsung surut nafsunya"

Paha kanan selesai diurut, kini pindah ke paha kiri. Mungkin karena posisinya, kayanya kali ini pelirku lebih sering disentuh dan terusap. Baru aku menyadari, lengan Tini ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku makin tegang saja, penisku sudah tegang maksimum, siap untuk digunakan. Tapi aku tetap bertahan untuk tak lepas kontrol.

Tiba2 muncul ide nakalku. Dengan menggerakkan pinggul dan kaki, aku diam2 menarik sarungku seolah-olah tak sengaja sehingga kini seluruh batang kelaminku terbuka. Aku juga pura2 tak tahu. Tapi dasar". Reaksi Tini tak seperti yang kuduga. Dia hanya sekilas melihat kelaminku, lalu kembali asyik mengurut dan acuh. Dia sudah terlalu sering melihat kelamin lelaki yang tegang".

"Setiap tamu kamu kocok"

"Engga dong, yang nakal iya, ada juga yang minta. Sebenarnya saya bukan ngocok, tapi mengurut supaya darahnya lancar, tapi tamunya yang minta sekalian dikocok"

Ah" pengin juga punyaku diurut, supaya lancar. Terus dikocok, supaya segar"

"Kamu ngocoknya selalu sampai keluar"
"Iya dong Pak, kan supaya aman. Lagian cuman sebentar."
"Oh iya"
"Iya .. ada juga sih yang lama, tapi umumnya 2- 3 menit juga keluar. Malah ada yang udah keluar duluan sebelum diurut, cuman kesentuh"
"Oh ..ya"

"Waktu saya ngerjain perutnya, kalau dianya udah tegang, sering kesentuh ama tangan saya. Eh .. tahu2 jari saya kesiram"air hangat".
Oh iya .. terus gimana "Saya emang sedikit kaget, t
api pura2 engga tahu.

supaya dia engga kesinggung" Bijaksana juga dia.
"Yang lucu lagi, ada yang udah keluar sebelum disentuh"
"Ah masa"
"Anak muda. Setelah selesai pijit belakang, terus kan saya suruh balik badan buat pijit depan. Dianya engga segera membalik. Trus saya minta ijin buat
minum sebentar. Waktu saya masuk lagi, dianya udah terlentang dan itunya ditutup pakai handuk. Padahal tadi dia telanjang. Trus waktu saya ngurut paha kaya sekarang ini lho, terasa basah2 di situ. Setelah dia pulang" spreinya basah. Dia udah keluar sewaktu telungkup"

Paha kanan dan kiriku sudah selesai diurut, pelir kanan dan kirikupun sudah beberapa kali disentuh.
Terus, what next ?

Dengan"dingin"nya Tini menutupi kembali kelaminku dengan sarung, lalu.
"Sekarang atasnya, Pak"

Tini lebih mendekat, berdiri di samping kiri perutku dan mulai memijit bahuku, trus dadaku. Bulu-bulu di lengannya makin jelas, lumayan panjang, halus, dan
berbaris rapi. Hali ini menambah rangsanganku. Kedua tanganku bebas. Kesempatan ini kugunakan buat"tak sengaja" menyentuh pantatnya yang begitu menonjol ke belakang, dengan tangan kiriku. Uh" padat banget
pantat si Tini.

Dia tak bereaksi. Tanganku makin nakal. Kali ini tak menyentuh lagi, tapi sudah meremas-remas kedua bulatan di belakang tubuhnya itu.
Tini tak protes, tapi dengan amat ’sopan" dan lihai dia menghindari kenakalan tanganku sambil terus memijit, seolah-olah tak sengaja menghindar. Benar2 dia"bijaksana". Akupun segera tahu diri, dia tak suka diganggu oleh majikannya ini.

Begitu juga waktu dia memijat tanganku. Ketika mengurut di bagian lengan atas telapak tanganku berada di wilayah dadanya. Aku lagi2"tak sengaja" menyentuh bukit kanannya". Uuuh bukan main padat dada janda muda beranak satu ini. Tapi aku tak berani melanjutkan aksi tanganku di dadanya. Ada rasa tak enak.

Kedua tangan selesai diurut. Tini menyibak sarung yang menutupi perutku, sehingga seolah-olah makin mempertegas menjulangnya penisku. Dengan perlahan ia mengurut perutku.
"Kalau perut memang engga boleh kuat2" katanya. Memang, dia lebih mirip mengusap dibanding mengurut. Hal ini makin menambah rangsanganku saja. Benar, dalam mengusap perut Tini beberapa kali menyentuh penisku, tapi tak langsung, masih kehalangan dengan kain sarung. Lebih nikmat kalau langsung".

"Selesai Pak" katanya begitu selesai mengurut perut.
Selesai ? Aku ingin dia mengurut penisku, seperti yang dilakukan kepada customernya.
"Engga sekalian " kataku setengah ragu dan dengan suara agak serak.
"Apa pak?"

"Punya Bapak diurut sekalian "
"Ah engga perlu Pak, punya Bapak masih bagus, masih sip .."
"Tahu dari mana kamu"

"Itu" tegangnya masih bagus" katanya. Anak ini benar2". Ekspresi wajahnya biasa2, polos wajar, padahal bicara tentang suatu yang amat sensitif dan
rahasia. Dan". Kaget banget aku dibuatnya. Dia tiba2 menyingkap sarungku dan lalu ”. Memegang batang penisku !
"Tuh kan" kerasnya juga masih bagus"
"Ah ..masa"

"Benar Pak, masih tok-cer"

Anak Cisompet ini benar2 mengagumkan, seperti sex-counselor aja. Apa yang dikatakannya benar. Punyaku tak pernah ngambek bila ingin kugunakan.
"Engga apa2, biar tambah sip" aku masih belum menyerah ingin menikmati urutannya.
"Eehmm".. sebenarnya saya mau aja mengurut punya Bapak, cuman rasanya kok engga enak sama Ibu"
”Kan engga perlu bilang sama Ibu"

"Seolah saya mengganggu milik Ibu, engga enak kan" Ibu kan baik banget ama saya "
"Ah .. siapa bilang mengganggu, justru kamu membantu Ibu. Ini kan untuk kepuasan Ibu" Tini termakan rayuanku. Dituangnya hand-body ke telapak tangan, lalu menyingkirkan sarungku, dan mulai bekerja.

Pertama-tama, dioleskannya ke pahaku bagian dalam yang dekat-dekat kelamin, dan diurutnya. Lalu urutan pindah ke kantung buah pelir dan bergerak keatas ke batangnya, dengan kedua tangan bergantian. Ahhh
sedapnya ” Lalu dengan telunjuk dan ibu jari dipencetnya batang penisku mulai dari pangkal sampai ke ujungnya. Demikian gerakannya bergantian antara mengurut dan memencet. Lalu proses diulang lagi, mulai dengan
mengurut paha, biji pelir, batang, dan seterusnya sampai empat kali ulangan.

Begitu ulangan keempat selesai, dia lanjutkan dengan gerakan urut naik-turun. Kalo gerakan ini sih lebih mirip mengocok tapi lebih perlahan" enak campur geli2" Pencet lagi dengan kedua jari, lalu urut lagi, dilanjutkan mengocok pelan. Terkadang kocokannya diselingi dengan kecepatan
tinggi, tapi hanya beberapa kali kocokan terus pelan lagi. Kurasakan aku mulai mendaki". Tangan Tini benar-benar lihai menstimulir kelaminku hingga mulai
meninggi" terus mendaki".. mungkin beberapa langkah lagi aku sampai di puncak. Tapi"..
"Udah Pak "

"Udah ..?" aku kecewa berhenti mendadak begini.
"Masih yahuud begini" kalo orang lain sih udah muncrat dari tadi"
"Ah masa"
"Bener Pak, udah lebih dari 10 menit Bapak belum"."
"Sebentar lagi aja" udah hampir kok"
"Jangan ah pak" simpan aja buat Ibu nanti malem"
"Sebentar aja deh"

"Udahlah Pak. Bapak hebat. Ibu beruntung lho memiliki Bapak"
Akhirnya aku mengalah.

"Iyalah". Makasih ya" bapak jadi seger nih" Memang perasaanku menjadi lebih segar dibanding tadi pagi. Tapi ini" rasa yang menggantung ini perlu
penyelesaian. Tiba2 aku berharap agar isteriku cepat2 pulang".
"Makasi ya Tin" kataku lagi waktu dia pamitan.
"Sama-sama Pak"

Pukul lima kurang seperempat. Tini memijatku selama satu setengah jam. Sebentar lagi isteriku pulang. Aku cepat2 mandi menghilangkan wanginya hand-body lotion, entar curiga isteriku, tumben2an pakai handbody.

Isteriku terheran-heran ketika sedang mengganti baju aku serbu dari belakang
"Eh" ada angin apa nih"

"Habis" seharian nganggur, jadinya mengkhayal aja " kataku berbohong. Isteriku sudah makfum maksud seranganku ini. Akupun sudah pengin banget, gara-gara nanggungnya pekerjaan tangan Tini tadi. Tahu suaminya udah ngebet banget, dia langsung melepas Cdnya dan pasang posisi. Kusingkap dasternya. Kusingkap juga sarungku, dan aku masuk. Goyang dan pompa. Kiri kanan, dan atas bawah. Sampai tuntas, sampai kejang melayang, sampai lemas. Seperti yang sudah-sudah. Hanya bedanya sekarang, waktu menggoyang dan memompa tadi aku membayangkan sedang menyetubuhi Tini ! Hah !

Sejak Tini memijatku kemarin, aku jadi makin memperhatikannya. Padahal sebelumnya hal ini tak pernah kulakukan. Seperti waktu dia pagi hari menyapu lantai terkadang agak membungkuk buat menjangkau debu di bawah sofa misalnya. Aku tak melewatkan untuk menikmati bulatan buah dada putihnya. Atau kalau dia sedang naik tangga belakang ke tempat jemuran. Aku bisa menikmati betis dan bagian paha belakangnya, walaupun bentuk kakinya tak begitu bagus, tapi putih mulus. Paling menyenangkan kalau memperhatikan dia mengepel lantai, makin banyak bagian dari buah dadanya yang terlihat, apalagi kalau dia memakai daster yang dadanya rendah. Tentu saja sebelum memperhatikan dia, aku harus memeriksa situasi dulu, ada isteriku atau anak-anakku engga.

Yang membuatku merasa beruntung adalah ketika aku terpaksa pulang lagi ke rumah karena ada berkas kantor yang ketinggalan. Waktu itu sekitar jam 10 pagi. Aku parkir mobilku di tepi jalan, tidak di garasi, toh hanya mengambil
dokumen. Aku ketok pintu depan tak ada yang menyahut.

Kemana nih si Uci (anakku yang SMU masuk siang). Si Tini pasti ada di belakang. Ternyata pintu tak terkunci, aku masuk, sepi, langsung ke belakang. Maksudnya mau memperingatkan anakku dan pembantu tentang kecerobohannya tak mengunci pintu. Sampai di belakang tak ada seorangpun. Ke mana mereka
ini. Aku kembali ke ruang tengah. Saat itulah Tini muncul dari kamar mandinya. Aku berniat menegurnya, tapi niatku urung, sebab Tini keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk yang tak begitu lebar. Buah dada besar itu seakan"tumpah"?. Lebih dari separuh dada tak tertutup handuk. Puting dada ke bawah saja yang tersembunyi. Dan bawahnya ”Seluruh pahanya tampak ! Handuk sempit itu hanya sanggup menutup sampai pangkal pahanya saja. Aku segera mengambil posisi yang aman buat mengamatinya, dibalik pintu kaca belakang. Viterage itu akan menghalangi pandangan Tini ke dalam. Aman. Habis mandi dia masih berberes-beres berbagai peralatan cuci, dengan hanya berbalut handuk. Sebelumnya dia tak pernah begini, mungkin dikiranya tak ada orang, berarti Si Uci lagi pergi. Yang membuat jantungku berdegup kencang adalah, dengan membelakangiku Tini membungkuk mengambil sesuatu di dalam ember. Seluruh pantatnya kelihatan, bahkan sedetik aku sempat melihat kelaminnya dari belakang !

Tak hanya itu saja. Setelah selesai berberes, Tini melangkah memasuki kamarnya. Sebelum masuk kamar inilah yang membuat jantungku berhenti. Tini melepas handuknya dan menjemurnya dengan telanjang bulat ! Hanya beberapa detik aku menikmati tubuh polosnya dari belakang agak samping. Bulatan buah dada kirinya sangat jelas. Kulit tubuhnya begitu bersih. Bentuk tubuhnya nyaris bagus, kecuali agak gemuk. Dada besar, pinggang menyempit, pinggul melebar dan pantat bulat menonjol kebelakang. Dia langsung melangkah masuk ke kamarnya. Dalam melangkah, sepersekian detik sempat terlihat bahwa bulu2 kelamin Tini lebat !

Aku tegang. Rasanya aku harus melanggar janjiku sendiri untuk tak meniduri pembantu. Ini adalah kesempatan baik. Tak ada siapapun di rumah. Aku tinggal masuk ke kamarnya dan menyalurkan ketegangan ini. Kukunci dulu pintu depan. Dengan mantap aku melangkah, siap berhubungan seks dengan wanita muda bahenol itu. Tapi sebelum keluar pintu belakang, aku ragu. Bagaimana kalau dia menolak kusetubuhi ?. Kemarin saja dia menolak meneruskan mengocok penisku sampai keluar mani. Apakah sekarang ia akan membiarkan vaginanya kumasuki ? Dia begitu merasa bersalah sama isteriku. Bahkan hanya buat mengonaniku, apalagi bersetubuh. Aku menimbang. Rasanya dia tak akan mau. Lagipula, apakah aku harus melanggar pantanganku sendiri hanya karena terrangsang tubuh polosnya ? Tapi" aku sudah high sekarang"

Ah sudahlah, aku harus bersabar menunggu Senin depan, saatnya dia memijatku lagi. Mungkin aku bisa merayunya sehingga dia merasa ikhlas, tak bersalah, memberikan tubuhnya buat kunikmati. Untuk menyalurkan yang sudah terlanjur tegang ini terpaksa aku akan mengajak"makan siang"? wanita rekan kantorku seperti biasa kulakukan : makan siang di motel ”’.!

Kami sudah di dalam kamar motel langgananku. Begitu pelayan berlalu, aku langsung mengunci pintu dan kupeluk si Ani, sebut saja begitu, mantan anak buahku, pasangan selingkuhku yang selalu siap setiap saat kubutuhkan.
"Eehhmmmmhh"? reaksinya begitu ciumanku sampai di lehernya."?Katanya mau makan dulu "

"Makan yang ini dulu ah .."? kataku sambil tanganku yang telah menerobos rok mininya mampir ke selangkangannya.
"Ehhmmmm ” kok tumben semangat banget nih" tadi malem engga dikasih ama dia ya "
"Udah kangen sih " Kutanggalkan blazernya.

"Huuu .. gombal ! Kemarin aja acuh banget ”?
"Kan sibuk kemarin ”? kubuka kancing blousenya satu persatu. Padahal kami masih berdiri di balik pintu.
"Alesan " BH-nya juga kucopot, sepasang bukit itu telah terhidang bebas di depanku. Dengan gemas kuciumi kedua buah kenyal itu. Putingnya kusedot-sedot. Gantian kanan dan kiri. Walaupun sudah sering aku melumat-lumat buah ini, tapi tak bosan-bosan juga. Mulai terdengar lenguhan Ani. Tanganku sudah menerobos CD-nya, dan telunjukkupun mengetest,"pintu"?nya sudah membasah. Lenguhan telah berubah menjadi rintihan. Yang aku suka pada wanita 30 tahun ini selain dia siap setiap saat kusetubuhi, juga karena Ani cepat panasnya.

Mulut dan jariku makin aktif. Rintihannya makin tak karuan. Hingga akhirnya"
"Ayo".. sekarang"Pak .."? katanya. Akupun sudah pengin masuk dari tadi. Kupelorotkan CD-nya dan kulepas celana dan CD ku juga. Kutuntun Ani menuju tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya. Kusingkap rok mininya dan kubuka pahanya lebar-lebar. Siap. Padahal roknya masih belum lepas, begitu juga kemejaku. Kuarahkan penisku tepat di pintunya yang basah itu, dan kutekan.
"Aaaaafffff hhhhhh" teriak Ani. Dengan perlahan tapi pasti, penisku memasuki liang senggamanya, sampai seluruh batang yang tergolong panjang itu tertelan vaginanya. Kocok" goyang". Kocok". Goyang". Seperti biasa.
Sampai jari2 Ani mencengkeram sprei kuat-kuat diiringi dengan rintihan histeris. Sampai aku menekan kuat2 penisku guna menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya. Sampai terasa denyutan teratur di dalam sana. Sampai kami berdua rebah lemas keenakan". Begitulah. Persetubuhanku dengan Ani begitu sama gayanya. Gaya standar. Hal ini karena kami hampir selalu diburu waktu, memanfaatkan waktu istirahat makan siang. Atau juga karena Ani cepat panasnya. Aku merasakannya monoton. Aku ingin sesuatu yang baru, tapi masih sayang melepaskan Ani, sebab sewaktu-waktu dia amat berguna meredakan keteganganku. Berarti harus menambah"koleksi"? lagi ?

Mungkinkah sesuatu yang baru itu akan kudapatkan dari Tini ? Ah, masih banyak hal yang musti kupertimbangkan. Pertama, tentang janjiku yang tak akan meniduri pembantu. Kedua, resiko ketahuan akan lebih besar. Ketiga, si Tini belum tentu mau, dia merasa terhalang oleh kebaikan isteriku. Tapi bahwa aku akan mendapatkan sesuatu yang lain, yaitu : jauh lebih muda dari umurku, buah dada yang sintal dan besar, foreplay yang mengasyikkan dengan memijatku, makin mendorongku untuk mendapatkan Tini. Tak sabar aku menunggu Senin depan, saatnya Tini akan memijatku lagi"..

Senin, pukul 12.00. Aku menelepon ke rumah. Uci yang mengangkat, belum berangkat sekolah dia rupanya. Aku mengharap Tini yang mengangkat telepon sehingga bisa janjian jam berapa dia mau memijatku. Satu jam berikutnya aku menelepon lagi, lama tak ada yang mengangkat, lalu

”?Halo"? suara Tini. Aha !
"Uci ada Tin"?
"Udah berangkat, Pak"?
"Si Ade ?

"Mas Ade tadi nelepon mau pulang sore, ada belajar kelompok, katanya"? Kesempatan nih.
"Ya sudah".. ehm".. kerjaan kamu udah beres belum"?
"Hmm udah Pak, tinggal seterika entar sore"?

Bersambung . . . . ..